Saturday, March 15, 2008

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM


SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
(MID SEMESTER STUDI PENDIDIKAN ISLAM)



OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006


BAB I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Pernyataan ini setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas manusia, memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dari komunitas tersebut akan ditentukan aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.
Di lingkungan masyarakat primitif, misalnya pendidikan dilakukan oleh dan atas tanggung jawab kedua orang tua terhadap anak-anak mereka. Masyarakat suku yang menghuni wilayah hutan, sesuai dengan lingkungan hidupnya akan berupaya mendidik putra putri mereka. Paling tidak secara sederhana, sang bapak akan membimbing dan melatih putranya mengenal kehidupan hutan seperti: mengenal buah-buahan yang layak makan, membuat alat penangkap binatang dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah membimbing dan melatih mereka, agar kelak putra putri ini mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat hidup mandiri. Dengan demikian generasi mereka akan berlanjut.
Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Salah satu di antaranya melalui pendekatan terminologi. Secara derivatif islam itu sendiri, salah satu di antaranya yaitu kata sulam yang makna asalnya adalah tangga. Dalam kaitan dengan pendidikan, makna ini setara dengan makna peningkatan kualitas sumber daya insani (layaknya tangga meningkat naik).

BAB II. SISTEM
Sistem adalah satu rangkaian pemikiran yang terorganisasi atau sistem dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Sistem pendidikan adalah satu rangkaian pemikiran dalam bidang pendidikan yang terorganisasi atau sistem pendidikan dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur pendidikan yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: asas pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan yang tersebut di atas harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama.

BAB III. UNSUR
A. ASAS
Islam mengatakan bahwa Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Alquran ini juga dipandang sebagai keagungan dan penjelasan, namun juga sering kali disebut sebagai petunjuk dan buku. Alquran berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat kelak. Kandungan yang ada di dalam Alquran meliputi segala hal sebagaimana difirmankan Allah SWT “tidak kami luputkan dalam kitab itu segala sesuatu” (QS.6:38).

B. TUJUAN
Sesuai dengan Alquran disebutkan filosofis pendidikan islam bertujuan sesuai dengan hakikat penciptaan manusia yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia (QS.51:56).
Sedangkan menurut Prof Dr H Jalaluddin secara garis besar tujuan pendidikan islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama:
a. dimensi hakikat penciptaan manusia: pendidikan bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia
b. dimensi tauhid: pendidikan bertujuan untuk uapay pembentukan sikap takwa
c. dimensi moral: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral
d. dimensi perbedaan individu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembangannya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masing-masing
e. dimensi sosial: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sosial yang memiliki sifat takwa sebagai dasar sikap dan perilaku
f. dimensi profesional: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan bakatnya masing-masing, dengan demikian diharapkan mereka dapat memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki, hingga keterampilan itu dapat digunakannya untuk mencari nafkah sebagai penopang hidupnya.
g. Dimensi ruang dan waktu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka mampu menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup di sunia sesuai dengan perintah syariat islam.

C. MATERI
Materi (atau bahan) pelajaran dirumuskan setelah tujuan pengajaran ditetapkan. Materi pelajaran memiliki sifat-sifat, yang dapat dikategorikan:
a. Fakta: adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indera.
b. Konsep: atau pengertian adalah serangkaian perangsang yang mempunyai sifat-sifat yang sama.
c. Prinsip: adalah pola antar hubungan fungsional antara konsep.
d. Nilai: adalah suatu pola, ukuran, atau merupakan suatu tipe atau model.
e. Keterampilan: adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
f. Prosedur: atau proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan sesuatu secara berurutan.



D. SUBJEK
Yang dimaksud subjek di sini adalah pendidik atau guru. Hamalik dalam bukunya menyebutkan bahwa guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional, (hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung) sebagai berikut:
a. Fisik
- sehat jasmani dan rohani
- tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/ cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik
b. mental/kepribadian
- berkepribadian/berjiwa Pancasila
- mampu menghayati GBHN
- mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik
- berbudi pekerti yang luhur
- berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal
- mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa
- mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya
- mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi
- bersifat terbuka, peka, dan inovatif
- menunjukkan rasa cinta kepada profesinya
- ketaatannya akan disiplin
- memiliki sense of humor
c. keilmiahan/pengetahuan
- memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi
- memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik
- memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan
- memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain
- senang membaca buku-buku ilmiah
- mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi
- memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar- mengajar
d. keterampilan
- mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar
- mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi
- mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP)
- mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan
- mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan
- memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah

E. OBJEK
Yang dimaksud objek dalam sistem pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik merupakan sasaran dan sekaligus sebagai subjek pendidikan. Oleh sebab itu dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta sisik. Setidaknya secara umum peserta didik memiliki lima ciri yaitu:
a. peserta didik sedang dalam keadaan berdaya, maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan, Kemauan, dan sebagainya.
b. Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa.
c. Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda.
d. Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individu.

F. METODE
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Jenis-jenis metode mengajar antara lain:
a. metode ceramah: adalah penuturan materi pelajaran secara lisan.
b. Metode tanya jawab atau dialog: adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat lalu lintas dua arah, pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dengan siswa.
c. Metode diskusi: adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
d. Metode tugas atau resitasi: adalah pemberian tugas yang bisa dilaksanakan di sekolah, di rumah, di perpustakaan, dan di tempat-tempat lain. Kemudian siswa yang telah melaksanakan tugas memberikan laporan yang disebut resitasi.
e. Metode kerja kelompok: adalah metode mengajar yang menjadikan siswa dapat bekerja dalam situasi kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
f. Metode demonstrasi atau eksperimen: adalah metode mengajar dimana guru memberikan demonstrasi di depan kelas.
g. Metode problem solving: adalah metode mengajar dimana guru memberikan suatu permasalahan dan siswa diharapkan mencari jalan keluarnya.
h. Metode sistem regu: adalah metode mengajar dimana guru membagi siswa dalam regu dan diharapkan belajar dan bekerja bersama regu yang telah terbentuk tersebut.
i. Metode latihan atau drill: adalah metode mengajar dimana guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa.
j. Metode karyawisata: adalah metode mengajar dimana guru mengajak siswa untuk berkaryawisata ke tempat-tempat yang berhubungan dengan materi pelajaran.
k. Metode manusia sumber atau resource person: adalah metode mengajar dimana guru mendatangkan ahli dalam bidangnya untuk menerangkan langsung kepada siswa.
l. Metode simulasi: adalah metode mengajar dimana guru menciptakan kondisi tertentu seperti yang ada di kehidupan nyata untuk tujuan pembelajaran.
m. Metode sosiodrama: adalah metode mengajar dimana guru menugaskan siswa untuk membuat drama yang sesuai dengan bahan pelajaran.
n. Metode survei masyarakat: adalah metode mengajar dimana guru menugaskan siswa untuk mengadakan survei di masyarakat secara langsung.

G. MEDIA
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. atau media pembelajaran dapat disebut juga sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, sehingga terjadi proses belajar. Media pembelajaran dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. media audio: adalah media yang menghasilkan suara, contoh: kaset, tape recorder dan radio.
b. Media visual: adalah media yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk. Media visual bisa disebut juga sebagai alat peraga. Media visual dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. media visual dua dimensi.
- media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan, contoh: gambar di atas kertas karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector, grafik, diagram popster, gambar cetak dan lain-lain.
- Media visual dua dimensi pada bidang transparan, contoh: slaid, lembar transparan untuk OHP.
2. media visual tiga dimensi, contoh: benda asli, model, contoh barang, dan alat tiruan sederhana.
c. media audio visual: adalah media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit, contoh: film bersuara, video, dan televisi.




H. EVALUASI
Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memberikan predikat pada tingkat kinerja akademik yang dicapai siswa. Jenis instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. tes, dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. tes tulis
- tes objektif (B/S, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan lain-lain).
- Tes subjektif atau esai (terbatas dan tak terbatas)
2. tes lisan (tes lisan kelompok maupun individu)
3. tes tindakan (baik kelompok maupun perorangan)
b. non tes: untuk menilai aspek tingkah laku, seperti: sikap, minat, perhatian, motivasi dan lain sebagainya. Jenisnya antara lain:
- observasi
- wawancara
- skala penilaian
- check list dan lain sebagainya

I. LINGKUNGAN
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen. Dia membagi lingkungan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
- lingkungan alam atau luar
lingkungan alam atau luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan.
- Lingkungan dalam
Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang telah termasuk ke dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita
- lingkungan sosial
lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita
BAB IV. ANALISIS
A. ASAS
Jika tidak ada sesuatu yang luput dari catatan kitab Alquran ini, maka berarti Alquran berisi petunjuk segala sesuatu yang dengan jelas dinyatakan dalam ayat lain “dan kami turunkan kepadamu kitab yang menerangkan tiap-tiap sesuatu dan sebagai hudan dan rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (QS.16:89). Segala sesuatu ini banyak dipahami oleh para sarjana muslim meliputi berbagai macam cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, maka ilmu pengetahuan itu menurut Alquran harus dicari melalui analogi dan hadis nabi SAW, yang merupakan bagian dari syariah Islam. Di sini, pertimbangan-pertimbangan harus diteliti melalui kedua sumber Alquran dan hadis tersebut yang secara nyata ditunjukkan melalui metode qiyas ini.

B. TUJUAN
Tujuan pendidikan diharapkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam Alquran dan hadis. Peranan tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan islam dirumuskan dari nilai-nilai filosofis yang kerangka dasarnya termuat dalam filsafat pendidikan islam. Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan islam juga identik dengan tujuan islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang kontroversial dari para ahli didik terhadap pendidikan islam. Seakan mereka kurang dapat menerima penjelasan yang demikian itu.
Prof. Mohammad Athiya El-Abrasyi, seorang ulama muslim, membagi tujuan pendidikan Islam menjadi empat, yaitu:
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Sebagai persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan menumbuhkan keinginan unuk mengetahui (curiousity) atas segala hal, serta memungkinkan pelajar untuk mengkaji berbagai ilmu
d. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis agar ia dapat mencari rezeki di dunia dan hidup dengan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan

C. MATERI
Materi pelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dalam menetapkan materi pelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- materi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
- ditulis secara garis besar
- urutan sesuai dengan urutan tujuan
- berkesinambungan antara materi
- disusun secara hierarkis
Materi pelajaran mana yang harus dipilih, tentu tidak semua bahan atau materi diberikan, mengingat keterbatasan waktu dan pertimbangan-pertimbangan lain, seperti kemampuan siswa. Menetapkan materi perlu memperhatikan tujuan pengajaran, urgensi bahan, tuntutan kurikulum, nilai kegunaan, dan terbatasnya sumber bahan.
Dalam menentukan materi pelajaran kita harus ingat bahwa materi tersebut tidak boleh bertentangan dengan Alquran dan hadis. Jika perlu para pendidik menyisipkan unsur-unsur islami dalam materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan hal ini diharapkan siswa mampu memahami bahwa segala sesuatu tidak bisa lepas dari Alquran dan hadis.
Muhammad Fadhil al-Jamaly merumuskan kerangka materi kurikulum dalam pendidikan islam dalam sepuluh macam, yang intinya mencakup:
1. larangan mempersekutukan ALLAH.
2. berbuat baik kepada orang tua
3. memelihara, mendidik, dan membimbing anak sebagai tanggung jawab terhadap amanah Allah
4. menjauhi perbuatan keji dalam bentuk lahir dan batin
5. menjauhi permusuhan dan perbuatan makar
6. menyantuni anak yatim dan memelihara hartanya
7. tidak melakukan perbuatan di luar kemampuan
8. berlaku jujur dan adil
9. menepati janji dan menunaikan perintah
10. berpegang teguh kepada ketentuan hukum Allah

D. SUBJEK
Subjek atau pendidik hendaknya memenuhi persyaratan yang tersirat maupun tersurat dalam Alquran dan hadis. Hal ini penting karena pendidik membawa beban berat untuk membina para siswa agar tidak salah jalan di kemudian hari. Maka untuk memenuhi tujuan ini pendidik harus memperhatikan dirinya sendiri atau instropeksi terhadap dirinya sendiri.
Guru yang ideal adalah guru yang dapat menempatkan dirinya sebagai seorang yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Hal ini, berarti guru haruslah orang yang memiliki kepribadian, ia tidak hanya menguasai sejumlah pengetahuan tetapi juga berbagai sumber nilai-nilai kehidupan, yang bermanfaat bagi siswa. Guru juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat, ia mampu mengikuti perkembangan masyarakatnya. Tidak ‘kuper’ atau kurang pergaulan, tidak ‘telmi’ atau telat mikir.
Guru juga harus memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi guru berarti sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Atau lebih jelasnya, bahwa guru hendaknya memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap ampu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi:
a. kompetensi kepribadian (atau personal)
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan tindak-tanduk guru pada umumnya. Seorang pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan pare peserta didiknya
b. kompetensi profesional
seorang guru harus mempunyai sikap profesional terhadap bidang pekerjaan yang dimilikinya yaitu mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga diharapkan mampu membimbing dan memotivasi peserta didiknya.
c. kompetensi sosial
seorang guru harus mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang mengharapkan dirinya untuk selalu mempunyai kemampuan “mengajar”. Seorang pendidik diharapkan mampu membantu anak didiknya dalam mencari nilai-nilai hidup dan mengembangkan kepribadiannya serta pengetahuannya di tengah masyarakat.
d. kompetensi pedagogi
seorang guru harus memiliki intelektual yang baik yaitu: mempunyai pengetahuan yang bulat tentang apa yang akan diajarkan, mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai, menguasai metode mengajar, memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan dan aspirasi.

Sedangkan menurut Nashi Ulwan (1981) seorang pendidik harus memiliki lima kriteria, yaitu:
a. bertakwa kepada Allah (QS.3:102, QS.33:70,QS.66:22)
b. ikhlas (QS.19:110, QS.2:272, QS.4:114)
c. berilmu (QS.34:9, QS.58:11, QS.20:14)
d. santun, lemah lembut (QS.3:134, QS.7:199)
e. punya rasa tanggung jawab (QS.20:132, QS.15:92-93)

Berbeda dengan pendapat di atas, Abu Bakar Ahad AS Sayyid berpendapat bahwa seorang pendidik haru mempunyai beberapa kepribadian, yaitu:
a. mengenakan busana muslim bagi pendidik muslimah (QS.33:59, QS.24:33)
b. hendaklah memelihara jenggot bagi pendidik laki-laki muslim ‘peliharalah jenggotmu dan rapikanlah kumismu’ (HR Bukhari dan Muslim)
c. menampilkan wajah berseri ketika masuk kelas ‘berwajah ceria ketika bertemu dengan kawan’ (H Muslim )
d. memulai pembicaraan dengan Basmalah dan Salawat Nabi ‘setiap perkara yang penting tidak dimulai dengan Basmalah atau Hamdalah, maka terputuslah barokah dari Allah’ (Abu Daud dan Ibnu Majah)

Lebih lanjut menurut Zahara Idris, bahwa para pendidik adalah mereka yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan yang bulat, up to date, tentang apa yang akan diajarkan
b. mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai
c. memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi
d. menguasai metode mengajar

sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasyi, seorang guru harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. zuhud, tidak mementingkan materi (tidak materialistik), dan mengajar karena mencari keridaan Allah
b. bersih; yaitu berusaha membersihkan diri dari berbuat dosa dan kesalahan secara fisik, serta membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dengan cara membersihkannya syirik, sifat ria, dengki, maupun permusuhan
c. ikhlas, antara lain dengan cara menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan secara jujur, bahwa saya tidak tahu terhadap masalah yang belum ia ketahui
d. suka pemaaf, yaitu memiliki sifat pemaaf yang tinggi
e. berperan sebagai bapak bagi siswa
f. menguasai materi pelajaran

pendapat yang lain lagi datang dari Abd al-Rahman al-Nahlawi. Tokoh ini mengemukakan bahwa syarat seorang pendidik meliputi sifat dan perilaku seperti:
a. harus memiliki sifat robbani
b. menyempurnakan sifat robbani dengan keikhlasan
c. memiliki rasa sabar
d. memiliki kejujuran dengan menerangkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadi
e. meningkatkan wawasan pengetahuan dan kajian
f. menguasai variasi serta metode mengajar
g. mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengontrol diri dan siswanya
h. memahami dan menguasai psikologis anak dan memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan intelektual dan kesiapan psikologisnya
i. mampu menguasai fenomena kehidupan, sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak yang akan ditimbulkan bagi peserta didik
j. dituntut memiliki sifat adil (objektif) terhadap peserta didik

E. OBJEK
Diharapkan pengembangan potensi peserta didik akan sejalan dengan fitrahnya yang hakiki, yaitu makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang dan dikembangkan, dengan tujuan akhirnya adalah agar dapat berperan sebagai pengabdi Allah yang setia.
1. Konsep Al Insan
- khalifah / potensi politik
manusia adalah makhluk yang diangkat sebagai khalifah Allah. Adapun tugas pokok manusia sebagai khalifah adalah untuk mewujudkan kemakmuran dan untuk mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan di bumi ciptaan tuhan-Nya.
- manusia yang memiliki hidayat
kemampuan dasar yang berbentuk potensi ini secara umum disebut sebagai hidayah, yang terdiri atas:
? ghorizah: yang di dalamnya terhimpun sejumlah unsur seperti insting/fitrah, dorongan ingin tahu, harga diri, seksual, mempertahankan diri dan dorongan primer lainnya, yang pada intinya merupakan dorongan manusia untuk mempertahankan hidup.
? Hissiyah: potensi yang berperan sebagai alat komunikasi. Potensi inderawi ini dapat ditumbuhkembangkan melalui latihan-latihan yang teratur dan terencana, terprogram, serta berkesinambungan sesuai dengan tujuan agama.
? Aqliyah: potensi intelek. Dengan menggunakan akal manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya hingga dapat menjadikan lingkungannya bermanfaat.
? Diniyah: potensi agama. Potensi ini dapat ditumbuhkembangkan dengan cara pemberian informasi tentang norma-norma agama, pembentukan sikap dan pelatihan-pelatihan rutin yang berkesinambungan, terutama dalam pelaksanaan ibadat.
- konsep manusia sebagai Al Nas: homosocius / potensi sosial
potensi ini adalah potensi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, wujudnya berupa kecenderungan untuk bergaul dan menjalin hubungan antar sesama manusia.
- konsep manusia sebagai Al Basr: fisiologis / fitrah ekonomi / fitrah seni / mempertahankan hidup dan fitrah melangsungkan hidup
potensi ini dimaksud sebagai daya manusia untuk mempertahankan hidupnya dalam upaya memenuhi kebutuhan jasmani demi kelangsungan hidup.

F. METODE
Penggunaan metode mengajar dilaksanakan secara selektif dan variatif. Artinya disesuaikan dengan banyak pertimbangan (tujuan, materi, kemampuan guru dan siswa), dan penggunaannya tidak sendiri-sendiri, artinya dalam satu proses belajar mengajar dapat digunakan banyak metode mengajar, dengan pertimbangan efektivitas pengajaran. Sebetulnya menentukan metode mengajar juga erat kaitannya dengan model, strategi, pendekatan dan juga teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

G. MEDIA
Secara umum media pembelajar dapat memperlancar interaksi guru dan siswa, dan membantu siswa belajar secara optimal. Fungsi media pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera, menghilangkan sikap pasif siswa, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

H. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan dengan maksud memonitor perkembangan kemajuan belajar siswa. Fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru.

I. LINGKUNGAN
Semua unsur-unsur pendidikan tidak bisa lepas satu dengan lainnya, begitu juga lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan di mana pendidikan dilaksanakan. Untuk membantu proses pendidikan berjalan lancar maka lingkungan pendidikan harus mendukung hal ini. Lingkungan pendidikan harus jauh dari hal-hal negatif yang bisa membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar. lingkungan pendidikan juga harus sesuai dengan ajaran islam. Salah satunya adalah bahwa lingkungan pendidikan harus bersih karena islam juga menganjurkan bahwa kebersihan adalah salah satu hal yang bisa meningkatkan keimanan.

BAB V. PENUTUP
Boleh dikatakan tak ada suatu bangsa pun di dunia ini yang tidak memiliki filsafat hidup. Atas dasar filsafat itu tercermin pandangan ke depan dari bangsa itu, yaitu bagaimana cita-cita bangsa tersebut dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Semuanya itu menjadi landasan dasar bagi penyiapan generasi muda bangsa dalam membina kelanjutan hidup bangsa tersebut di kemudian hari. Usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai yang termuat dalam pandangan hidup tadi, salah satu di antaranya adalah melalui pendidikan.
Di lingkungan masyarakat yang masih sederhana pendidikan dilakukan langsung oleh para orang tua. Pendidikan akan dinilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup di masyarakat lingkungannya. Makin sederhana masyarakatnya, makin sedikit tuntutan kebutuhan akan keterampilan yang perlu dikuasai.




DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dr Abdurrahman Saleh. TEORI-TEORI PENDIDIKAN BERDASARKAN ALQURAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1994
An nahlawi, Abdurrahman. PENDIDIKAN ANAK DI RUMAH, SEKOLAH DAN MASYARAKAT. Jakarta: Gama Insani Press. 1995
Hamalik, Prof Dr Oemar. PENDIDIKAN GURU BERDASARKAN PENDEKATAN KOMPETENSI. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
Hamalik, Prof Dr Oemar. PERENCANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Jalaluddin, Prof Dr H. TEOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta: PT Raa Grafindo Persada. 2001
Purwanto MP, Drs M Ngalim. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003
Rohani HM MPd, Drs Ahmad. PENGELOLAAN PENGAJARAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004.

No comments: