Saturday, March 15, 2008

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN


TUGAS MATA KULIAH
PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN



OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006

1. perencanaan strategis termasuk semua kegiatan yang menuju pada perkembangan dari misi organisasi yang jelas, tujuan organisasi, dan strategi yang cocok untuk mencapai tujuan-tujuan bagi seluruh organisasi. Ungkapan tersebut di atas menunjukkan bahwa perencanaan merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mencapai keberhasilan. Tanpa perencanaan, kegiatan yang ingin diselesaikan akan dilaksanakan tanpa arah atau patokan yang jelas. Maka untuk mengoordinasi langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang diinginkan, kita harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terarah. Dengan perencanaan yang jelas dan terarah tersebut diharapkan kita akan mempunyai patokan dalam mengambil tindakan-tindakan dalam pekerjaan kita.
2. sistem adalah satu kesatuan dari beberapa komponen secara interdependensi yang berproses setelah ada input untuk memberikan output, dengan pengaruh lingkungannya.
Ciri-ciri sistem:
- tujuan
- fungsi
- komponen
- interaksi
- penggabungan (keterpaduan)
- transformasi
sistem pengajaran adalah suatu proses pemindahan ilmu (transfer of knowledge) dari (biasanya) orang yang lebih dewasa (orang tua, guru) ke orang yang lebih muda (anak,siswa), dengan metode dan sarana tertentu serta di tempat tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh dari sistem ini adalah:
a. pengajaran dengan individual, dengan les privat yang diadakan di tiap rumah siswa
b. pengajaran kelompok, pengajaran ini lebih dititikberatkan pada kerja sebuah belajar kelompok untuk mencapai tujuan bersama
c. pengajaran mandiri, sistem ini dilakukan oleh siswa yang sudah merasa dapat belajar sendiri tanpa melakukan les privat atau belajar kelompok
d. pengajaran modul, buku adalah sarana utama yang dibutuhkan oleh tiap siswa untuk belajar. Pengajaran lewat modul dapat dilakukan di sekolah atau di rumah

sistem pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU sisdiknas no 20 th 2003 pasal 1).
Secara teoritis, sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan ke dalam tiga tinjauan yaitu:
a. pendidikan sebagai fenomena manusiawi
pendidikan sebagai fenomena manusiawi dapat dianalisis berdasarkan proses atau situasi pendidikannya, yaitu ketika terjadi interaksi antar komponen (tujuan, peserta didik, pendidik, alat, dan lingkungan) pendidikan dalam mencapai tujuan
b. pendidikan sebagai upaya sadar
sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, menurut Noeng Muhadjir pendidikan berfungsi:
- menumbuhkan kreativitas peserta didik
- menjaga kelestarian nilai-nilai insani dan ilahi
- menyiapkan tenaga-tenaga kerja produktif
c. pendidikan sebagai gejala manusiawi dan upaya sadar untuk mengantisipasi perkembangan sosial budaya masa depan
hal ini sejalan dengan pemikiran Mochtar Buchori bahwa ilmu pendidikan memiliki tiga dimensi, yaitu:
- dimensi lingkungan, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan pendidikan luar sekolah
- dimensi jenis persoalan, yang meliputi persoalan teoritis, struktur, dan praktis
- dimensi ruang dan waktu, yakni menganalisis masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat di masa sekarang, di masa lampau, dan yang akan datang

3. beberapa pendekatan dalam sistem pengajaran
a. rational approach : rasio
b. emotional approach : emosi
dalam pendekatan ini pendidik dituntut untuk dapat memberikan metode belajar supaya dapat menunjang perkembangan emosi para siswa, antara lain:
- belajar dengan coba-coba
- belajar dengan cara meniru
- belajar dengan cara mempersamakan diri
- belajar melalui pengondisian
- pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi
c. Structural approach: struktur
d. functional approach: fungsi atau peranan atau manfaat
e. habitual approach: kebiasaan atau adat budaya
f. ethic approach: etika, moral, nilai, akhlak
g. communicative approach: komunikasi

4. model of teaching
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Suatu kegiatan yang direncanakan atau kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metode belajar - mengajar, media dan evaluasi pengajaran. Dalam pengajaran sebagai sistem, tujuan memegang peranan utama. Tujuan pengajaran menjadi acuan bagi keempat komponen pengajaran lainnya.
Pengajaran sebagai suatu sistem ada yang hanya menekankan aspek sistemnya atau perangkat lunak, yaitu pengajaran sistem model satuan pelajaran, dan ada pula yang menekankan aspek alatnya atau perangkat keras, yaitu model pengajaran modul, pengajaran dengan kaset audio, kaset video, pengajaran dengan komputer, pengajaran berprogram dan lain-lain.
Model-model pengajaran sebagai suatu sistem yang lain, yaitu pengajaran yang disebutkan seperti di atas, disusun oleh tim atau lembaga khusus yang terdiri dari beberapa ahli. Peran guru adalah sebagai pelaksana atau fasilitator belajar, karena semua komponen pengajaran telah disusun secara terpadu. Model pengajaran ini menuntut biaya yang tinggi,tetapi memungkinkan pengajaran dilaksanakan secara individual, sehingga beberapa prinsip pengajaran yang baik hampir seluruhnya dapat dilaksanakan.
Beberapa prinsip pengajaran yang baik, yaitu penyesuaian pesan, sadar dengan perbedaan individual siswa, maju berkelanjutan, kenaikan kelas secara otomatis, belajar tuntas, program penjajakan dan program perbaikan.

5. guru yang ideal adalah guru yang dapat menempatkan dirinya sebagai seorang yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Hal ini, berarti guru haruslah orang yang memiliki kepribadian, ia tidak hanya menguasai sejumlah pengetahuan tetapi juga berbagai sumber nilai-nilai kehidupan, yang bermanfaat bagi siswa. Guru juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat, ia mampu mengikuti perkembangan masyarakatnya. Tidak ‘kuper’ atau kurang pergaulan, tidak ‘telmi’ atau telat mikir.
Guru juga harus memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi guru berarti sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Atau lebih jelasnya, bahwa guru hendaknya memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap ampu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi:
a. kompetensi kepribadian (atau personal)
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan tindak-tanduk guru pada umumnya. Seorang pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan pare peserta didiknya
b. kompetensi profesional
seorang guru harus mempunyai sikap profesional terhadap bidang pekerjaan yang dimilikinya yaitu mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga diharapkan mampu membimbing dan memotivasi peserta didiknya.
c. kompetensi sosial
seorang guru harus mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang mengharapkan dirinya untuk selalu mempunyai kemampuan “mengajar”. Seorang pendidik diharapkan mampu membantu anak didiknya dalam mencari nilai-nilai hidup dan mengembangkan kepribadiannya serta pengetahuannya di tengah masyarakat.
d. kompetensi pedagogi
seorang guru harus memiliki intelektual yang baik yaitu: mempunyai pengetahuan yang bulat tentang apa yang akan diajarkan, mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai, menguasai metode mengajar, memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan dan aspirasi.

Sedangkan menurut Nashi Ulwan (1981) seorang pendidik harus memiliki lima kriteria, yaitu:
a. bertakwa kepada Allah (QS.3:102, QS.33:70,QS.66:22)
b. ikhlas (QS.19:110, QS.2:272, QS.4:114)
c. berilmu (QS.34:9, QS.58:11, QS.20:14)
d. santun, lemah lembut (QS.3:134, QS.7:199)
e. punya rasa tanggung jawab (QS.20:132, QS.15:92-93)

Berbeda dengan pendapat di atas, Abu Bakar Ahad AS Sayyid berpendapat bahwa seorang pendidik haru mempunyai beberapa kepribadian, yaitu:
a. mengenakan busana muslim bagi pendidik muslimah (QS.33:59, QS.24:33)
b. hendaklah memelihara jenggot bagi pendidik laki-laki muslim ‘peliharalah jenggotmu dan rapikanlah kumismu’ (HR Bukhari dan Muslim)
c. menampilkan wajah berseri ketika masuk kelas ‘berwajah ceria ketika bertemu dengan kawan’ (H Muslim )
d. memulai pembicaraan dengan Basmalah dan Salawat Nabi ‘setiap perkara yang penting tidak dimulai dengan Basmalah atau Hamdalah, maka terputuslah barokah dari Allah’ (Abu Daud dan Ibnu Majah)

Lebih lanjut menurut Zahara Idris, bahwa para pendidik adalah mereka yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan yang bulat, up to date, tentang apa yang akan diajarkan
b. mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai
c. memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi
d. menguasai metode mengajar

sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasyi, seorang guru harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. zuhud, tidak mementingkan materi (tidak materialistik), dan mengajar karena mencari keridaan Allah
b. bersih; yaitu berusaha membersihkan diri dari berbuat dosa dan kesalahan secara fisik, serta membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dengan cara membersihkannya syirik, sifat ria, dengki, maupun permusuhan
c. ikhlas, antara lain dengan cara menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan secara jujur, bahwa saya tidak tahu terhadap masalah yang belum ia ketahui
d. suka pemaaf, yaitu memiliki sifat pemaaf yang tinggi
e. berperan sebagai bapak bagi siswa
f. menguasai materi pelajaran

pendapat yang lain lagi datang dari Abd al-Rahman al-Nahlawi. Tokoh ini mengemukakan bahwa syarat seorang pendidik meliputi sifat dan perilaku seperti:
a. harus memiliki sifat robbani
b. menyempurnakan sifat robbani dengan keikhlasan
c. memiliki rasa sabar
d. memiliki kejujuran dengan menerangkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadi
e. meningkatkan wawasan pengetahuan dan kajian
f. menguasai variasi serta metode mengajar
g. mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengontrol diri dan siswanya
h. memahami dan menguasai psikologis anak dan memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan intelektual dan kesiapan psikologisnya
i. mampu menguasai fenomena kehidupan, sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak yang akan ditimbulkan bagi peserta didik
j. dituntut memiliki sifat adil (objektif) terhadap peserta didik

No comments: