Friday, April 11, 2008

Ulangi lagi


Ulangi lagi

Semua tampak sama di mata
Umpama lilin bercahaya kuning menyala
Namun di balik bayangan kaca
Gundah bersembunyi bersama
Gulana menemani serta
Untukmu aku memanjatkan segala
Hamba Mu yang tersisihkan merana
Bukan begini yang terpinta
Engkau mengerti segala doa
Rupa hantarkan suara
Antara pinta dan nyata
Tak tampak benang kemana
Hadir Mu sungguh di nanti jumpa
Aku kan bahagia
Rebahkan semua lara yang ada
Inginkan semua harumnya bunga
Yang terhampar di seluru pelosok nirwana
Angan melayang aku mengambang pada
Nuansa kegamangan yang menggelora
Genggam aku dalam jubahmu tanpa
Kehangatan Mu aku sirna
Ulangi lagi yang dulu kala
Lemahku kau bawa sirna
Aku kau pangku suka
Lalu kemana semua
Ulangi lagi yang dulu kala
Ingin aku bersama tuan hamba

Selalu....


Selalu....



Vonis itu sudah turun
Nyata sangat depan mata
Bergaung di telinga
Berbusa di mulut mereka
Udara tersumbat dalam hidung
Yang kembang kempis menderita
Tertahankan air yang ingin bermuara
Kuraba semua kuterkam segala
Kupegang kucari kokoh
Hati telah retak lapuk luluh
Kemana aku barus berpaling
Kutahu satu tujuanku
Ke persinggahan Mu daku bersujud
Aku meratap sepenuh jiwa
Benar sungguh
Tuhan tunjukkan pelita Mu
Ku butuh tuntunan Mu
Hanya dari Mu
Kutunggu selalu
Dan selalu kutunggu

Gara-gara


Gara-gara


Gara-gara tamparan kemaren
Sekarang hatiku gundah gulana
Ketenangan tak kurasa
Sedikitpun aku tak merasa damai
Pegangan tak kutemukan
Aku merasa Kau meninggalkanku
Seharusnya pemikiran itu tak datang
Aku harusnya tahu Kau selalu di sini
Tak kan pernah meninggalkanku
Namun setan itu merasukiku
Meracuniku dengan kesesatan
Beri aku jalan terang Tuhan
Aku butuh diri Mu
Aku kan selalu meminta MU datang
Walau Kau selalu hadir
Sadarkanlah aku !!!

Atas semua


Atas semua

Sebarkan Bersama seluruh pesona
Antara gulita dengan cahaya
Terkungkung dalam detak diam
Untuk segala yang berasa kilat
Engkau yang hanya bisa
Mampu merubah semua
Penuhi segala pinta
Angkasa tak kuasa
Tuntut dan teriak dalam nada
Tak hanya sejuta bersendawa
Umpankan lemparkan teruskan
Jangam ambil bila terjerat
Usah lagi engkau berkata
Harapkan semua terpedaya
Kantuk sirna begitu saja
Akankah mereka terima
Yang tersaji di depan mata
Akankah mereka setia
Rasakn bukan semata
Akankah mereka tertawa
Yang aku yang berjaya
Atas semua yang bersahaja

Aku menunggu


Aku menunggu

Aku telah ditipu
Sakit rasanya hati dan jiwaku
Semua terasa beku seluruh wujudku
Dedam tangis duka dalam kalbu
Enggan segera pergi tinggalkanku
Aku ragu sembuh dating menghampiri
Kesumatku tiada henti, caci maki
Dalam hati yang menjerit tercabik-cabik
Doaku nista hanya untuknya yang hanya ucapkan
Maaf di mulut saja, tak tahukan
Aku ternoda wajah merona penuh
Kelenjar busuk yang siap meletup
Kapan saja, kuharap kau menunggu seperti
Di sini pun aku menunggu, aku akan
Mencari cara untuk melegakan semua
Mancarikan laur magma mengalirkan
Lava panas membara, kuhantarkan
Dalam nampan untukmu saja
Aku menunggu waktu

Aku saja


Aku saja


Ampuni aku atas segalanya
Karena aku hanyalah hamba
Untuk berbuat dosa adalah saya
Maka hamba bersimpuh raga
Engkau yang maha segala
Namamu terucap tiap masa
Caraku bersujud tak kunjung sempurna
Inginku hadirmu selalu ada
Namun apa daya aku hanyalah manusia
Tanpa daya hanya meminta
Ampuni aku yang hanya bisa berkeluh saja
Impian yang selalu kukejar kupaksa
Lamunan yang selalu tak kunjung nyata
Engkau tersalah dalam dada
Langkahku berat beban terbawa
Antara umpatan hina dina dan puja
Kaku hati yang tiada rela
Indahnya ampunan jauh di mata
Salahkan semua yang bahagia
Andai saja semua itu milik saya
Jangan berikan pada mereka
Aku saja aku meminta aku memaksa