Saturday, March 15, 2008

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN


TUGAS MATA KULIAH
PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN


OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SMP : SMP BUDIMAN
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS
KELAS/SEMESTER : VII / I
STANDAR KOMPETENSI : Memahami bacaan tentang hobi atau kegemaran
KOMPETENSI DASAR : Menentukan informasi tertentu dalam bacaan
INDIKATOR : 1. Menemukan gambaran umum tentang isi bacaan
2. menemukan semua informasi rinci yang tersurat
3. menemukan informasi rinci yang tersirat
ALOKASI WAKTU : 1 x pertemuan ( 40 menit )

1. Tujuan Pembelajaran
Disajikan bacaan tentang kegemaran, peserta didik mampu:
- Menemukan gambaran umum tentang isi bacaan
- menemukan semua informasi rinci yang tersurat
- menemukan informasi rinci yang tersirat

2. Materi Pembelajaran
Bacaan tentang hobi atau kegemaran:
- pets ( hewan kesayangan)
- sport (olah raga)
- camping (berkemah)

3. Metode Pembelajaran
- metode ceramah
- metode tanya jawab/dialog
- metode diskusi

4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
a. kegiatan pendahuluan
- menanyakan kepada peserta didik tentang beberapa hal yang menyangkut tentang hobi atau kegemaran
- memberikan motivasi pentingnya hobi atau kegemaran
- menyampaikan tujuan pembelajaran
b. kegiatan inti
- membaca teks tentang hobi atau kegemaran yang ada di buku ajar
- mencari informasi di media cetak (majalah, koran dsb) tentang hobi atau kegemaran
- mengerjakan lembar kerja
c. kegiatan penutup
- melakukan refleksi bersama terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan
- menarik kesimpulan tentang pembelajaran tentang hobi atau kegemaran


5. sumber belajar
Buku paket, lembar kerja, dsb

6. Penilaian
a.teknik
tes tertulis
b.bentuk instrumen
tes uraian
c.soal/ instrumen
- do you have a hobby?
- what is your hobby?
- Do you do it every time?
- when do you do it?


Semarang, 2 Desember 2006

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Muh Arief Budiman SS

Mengetahui
Kepala Sekolah
Mustopa Halmar

TUGAS MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


TUGAS MATA KULIAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR






















OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006



1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara umum dapat dibagi menjadi dua:
a. faktor internal, terdiri dari:
- jasmani, yang termasuk faktor jasmani adalah kesehatan dan kelengkapan organ fisik.
- Psikologis; intelegensi (kecakapan menghadapi dan menyesuaikan terhadap lingkungan, kecakapan memanfaatkan konsep abstrak dan mengetahui relasi antara informasi yang satu dengan yang lainnya); perhatian (keaktifan jiwa yang dipertinggi dan tertuju pada satu atau sejumlah objek); motif (dorongan untuk mencapai tujuan); bakat (kemampuan untuk belajar); kematangan (tingkat kesiapan untuk melakukan kecakapan yang baru); kesiapan (kesiapan untuk menerima respons yang baru).
- Kelelahan, kelelahan jasmani maupun rohani (berupa kelesuan dan kebosanan)

b. faktor eksternal, terdiri dari:
- faktor keluarga, seperti: cara mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi, pengertian orang tua, latar belakang budaya.
- Faktor sekolah, seperti: kurikulum, metode, hubungan guru dengan siswa, hubungan antar siswa, disiplin sekolah, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.
- Faktor masyarakat, seperti: pola kehidupan masyarakat, teman bermain, media masa, dan sebagainya.

Menurut saya faktor yang paling dominan adalah faktor internal karena segala sesuatunya yang paling menentukan adalah pribadi masing-masing. Walaupun keadaan sekitar atau lingkungan yang ada di sekelilingnya sangat mendukung untuk belajar tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai motivasi dari dalam dirinya untuk belajar maka situasi apapun yang ada tidak akan mempengaruhinya. Sebaliknya, kalau individu tersebut mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar, maka walaupun keadaan di sekitarnya tidak mendukung, individu tersebut akan tetap melaksanakn kegiatan belajar karena tekadnya yang sudah bulat.

2. Kompetensi adalah sejumlah kemampuan yang dimanifestasikan dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sedangkan kompetensi guru berarti sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Atau lebih jelasnya, bahwa guru hendaknya memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi:
a. kompetensi kepribadian (atau personal)
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan tindak-tanduk guru pada umumnya. Seorang pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan pare peserta didiknya
b. kompetensi profesional
seorang guru harus mempunyai sikap profesional terhadap bidang pekerjaan yang dimilikinya yaitu mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga diharapkan mampu membimbing dan memotivasi peserta didiknya.


c. kompetensi sosial
seorang guru harus mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang mengharapkan dirinya untuk selalu mempunyai kemampuan “mengajar”. Seorang pendidik diharapkan mampu membantu anak didiknya dalam mencari nilai-nilai hidup dan mengembangkan kepribadiannya serta pengetahuannya di tengah masyarakat.
d. kompetensi pedagogi
seorang guru harus memiliki intelektual yang baik yaitu: mempunyai pengetahuan yang bulat tentang apa yang akan diajarkan, mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai, menguasai metode mengajar, memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan dan aspirasi.

Menurut saya kompetensi yang paling dominan adalah kompetensi kepribadian. Seorang guru harus mempunyai kepribadian yang baik sehingga bisa menjadi teladan bagi anak didiknya. Untuk mempunyai kepribadian yang baik, seorang guru harus memiliki kesadaran pribadi bahwa dirinya merupakan sosok yang dipandang memiliki kemampuan lebih di mata para anak didik, sehingga seorang guru tidak akan melakukan hal-hal di luar kewajaran. Seorang pendidik diharapkan mempunyai kepribadian yang bertakwa, ikhlas, berilmu, santun, bertanggung jawab, sabar, jujur, tegas, adil, bersih, dan pemaaf.

TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI


TUGAS MATA KULIAH
PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI
(DOSEN: Drs Ahmad Rohani HM MPd)



OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006
Good morning students. I want to introduce myself. My name is Mrs Sunarti. My full name is Mrs Sunarti Surachmad. So you may call me Mrs Surachmad. I live on JL Nakula no 29 semarang. I come from Solo. I am a Moslem. My religion is islam. I am an English teacher here. My age is forty years old. My husband is a doctor. He is forty two years old.

1. who introduces her/himself?
a. Mrs Sunarti do
b. Mrs Sunarti does
c. Mrs Sunarti is
d. Mrs Sunarti are
2. What is Mrs Sunarti’s full name?
a. Her full name is Sunarti Surachmad
b. His full name is Sunarti Surachmad
c. Hers full name is Sunarti Surachmad
d. She full name is Sunarti Surachmad
3. Who is Mr Surachmad?
a. He is Mrs Surachmad husband.
b. He do Mrs Surachmad’s husband.
c. He is Mrs Surachmad’s husband.
d. He does Mrs Surachmad’s husband.
4. Where does Mrs Surachmad live?
a. She lives is jl nakula no 29 semarang
b. She lives at jl nakula no 29 semarang
c. She lives in jl nakula no 29 semarang
d. She lives on jl nakula no 29 semarang
5. where does she come from?
a. She comes from solo
b. She comes from semarang
c. She come from solo
d. She come from semarang

This is our classroom. It is large. The floor is always clean. We clean it every morning. It has a blackboard, a door, and four windows. The wall is green. On the wall, there are some pictures, a calendar, the symbol of garuda, the pictures of our president and vice president. The cupboard is in the corner and the map is above it. There are twenty four desks and forty eight chairs for the students.

6. What is always clean?
a. The wall is always clean.
b. The floor is always clean
c. The class is always clean
d. The chair is always clean
7. Who cleans the classroom?
a. The students does.
b. The students is.
c. The students do.
d. The students are.
8. Does the classroom have a board?
a. Yes, it do.
b. Yes, it does.
c. Yes, it have.
d. Yes, it has.
9. What color is the wall?
a. It is black.
b. It are black.
c. It is green.
d. It are green.
10. Where is the cupboard?
a. It does in the corner of the class.
b. It do in the corner of the class.
c. It are in the corner of the class.
d. It is in the corner of the class.

Mr and Mrs Bari has four children. They are Heru, Anwar, Budi, and Ririn. Heru marries Ida. They have two daughters. They are Herwin and Helma. Ririn marries Bowo. They have a son and two daughters. They are Totok, Ina, and Tatik. Anwar and Budi are still bachelors.

11. Budi is Ina’s…
a. Uncle.
b. Father.
c. Grandfather.
d. Son.
12. Totok is Helma’s…
a. Niece.
b. Cousin.
c. Nephew.
d. Brother.
13. Bowo is Heru’s …
a. Brother
b. Brother in law
c. Sister
d. Sister in law
14. Mr and Mrs Bari are Tatik’s….
a. Grandmother
b. Grandparents
c. Grandfather
d. Grandson
15. Ririn is Herwin’s …
a. Aunt
b. Uncle
c. Father
d. Mother

There are two seasons in our country. They are wet season and dry season. During the wet season it rains almost everyday. People wear heavy clothing during the rainy season, because the weather becomes cold.
On the street, we see people wearing raincoat and boots to protect them selves from being wet because of the rain. Many people at home are usually wearing jackets or sweaters to make their body warm.
When dry season comes, many people like wearing light clothing, such as t-shirt, shorts, blouses, and slipper at home. Because in this season the air becomes hot. At daylight the sun shines brightly and at night the weather is misty.

16. How many seasons does our country have?
a. Four
b. Three
c. Two
d. One
17. What do people wear in dry season?
a. Heavy clothing
b. Jackets
c. Sweaters
d. Light clothing
18. when do people wear heavy clothing?
a. In the wet season
b. In the dry season
c. In the daylight
d. In the hot air
19. Why people wear heavy clothing in rainy season? Because it is …
a. Hot
b. Warm
c. Cold
d. Bright
20. which one is heavy clothing?
a. T-shirt
b. Shorts
c. Blouses
d. Jackets

Mr Salim is very rich. He has a big company. He is the director of the company. Mr Aritonang is his vice president. Some managers help Mr Salim run the company. They are Mr Danang, Mr Anton, Mr Didik, Mrs Reti, and Miss Yosephine. Mr Danang is the personel manager. Mr Anton is the marketing manager. Thr production manager is Mr Didik. Mrs Reti is the accounting manager. And Ms Yosephine is the finance manager.
Mr Didik, the production manager has supervisors to control the workers’ work, they are Mr Robi, Mr Paul, Mr Randa, and Mr Thomas. All of the workers work hard every day. Mr Salim, Mr Aritonang, and all of the managers graduated from the university. The workers graduated from the senior high school, such as SMA, SMEA, and STM.

21. Is Mr Salim a rich man?
a. Yes, he are
b. Yes, he is
c. Yes, he do
d. Yes, he does
22. What is the position of Mr Salim in the company?
a. Director
b. Supervisor
c. Worker
d. Manager
23. What do supervisors do?
a. They manages the workers’ work.
b. They manage the workers’ work.
c. They control the workers’ work.
d. They controls the workers’ work.
24. how do the workers work?
a. He work hard every day.
b. He works hard every day.
c. They work hard every day.
d. They works hard every day.
25. Did the workers graduate from the university?
a. Yes, they did.
b. Yes, they did not.
c. No, they did
d. No, they did not.

Merdeka supermarket is a big shop in our town. It is on jl pemuda. It sells a lot of things. It also has a lot of employees. Every Sunday my mother and I go shopping to merdeka supermarket. We buy some sugar, butter, cooking oil, and other daily needs. In merdeka supermarket we have to choose and pick the things we want to buy and take them in basket to the cashier. We can choose various kinds of goods. It is enjoyable to buy things in the supermarket.

26. What is supermarket?
a. It are a big shop.
b. It is a big shop.
c. It do a big shop.
d. It does a big shop.
27. Does merdeka supermarket have many employees?
a. Yes, it has
b. Yes, it have
c. Yes, it do
d. Yes, it does
28. Who goes shopping to merdeka supermarket?
a. The employees do
b. The employees does
c. My mother and I does
d. My mother and I do
29. Can we choose various kinds of goods?
a. Yes, we can
b. No, we can not
c. Yes, we do
d. No, we do not
30. What does the word ‘them’ (…we want to buy and take them…, line 4) refer to?
a. The things
b. Baskets
c. Cashiers
d. Employess

Nowadays, there are a lot of modern games. Some of them are brigde, scrabble, and a computerized chess. Scrabble is very interesting. We can enlarge our English vocabularies. We have to arrange letters into word in English to win the game. While chess is challenging game. Each players need a good strategy and skill to win the game.

31. What is the main idea of the above paragraph?
a. Brigde, scrabble, and computerized chess
b. Chess is very challenging game
c. Scrabble is very interesting
d. There are a lot of modern games
32. Some of ‘them’…. (sentence 2). ‘them’ refers to….
a. Brigde, scrabble and computerized chess
b. English vocabularies
c. Modern games
d. Challenging games
33. What game needs much thinking, strategy and skill?
a. Modern games
b. Scrabble
c. Bridge
d. Computerized chess
34. What is the antonym of modern?
a. Old
b. Traditional
c. Unique
d. New
35. What is the antonym of interesting?
a. Challenging
b. Amazing
c. Boring
d. Fascinating
Sport is very important to our health. It can keep our body strong and healthy. There are many kinds of sports. Some of them are expensive, such as golf, tennis, and badminton. But we don not have to do the expensive sport. There is very simple and cheap sport that everyone can do and it does not need money to do at that. This kind of sport is walking. Not only young people can do this kind of sport, but also the old ones.
On Sundays more people go out for a walk. We can see children, adults, old and young are taking a walk. It seems that people are beginning to realize that walking is a good and cheap sport. We hope there will be more and more people taking a walk on the road every morning. If all of us take sport regularly, I believe we will have strong and healthy body. Besides we will never get seriously ill.

36. Why sport is very important for us?
a. It can keep our body weak
b. It can keep our body strong and healthy
c. It can keep our body sick
d. It can keep our body tired
37. what sport is simple and cheap?
a. Golf
b. Badminton
c. Tennis
d. Walking
38. What will happen if we never take sport?
a. We will be healthy
b. We will be strong
c. We will be tired
d. We will be seriously ill
39. ‘…and it does not need any money…’ What does ‘it’ here refer to?
a. Golf
b. Badminton
c. walking
d. tennis
40. ‘some of them are expensive….’ What does ‘them’ here refer to?
a. Sports
b. Tennis
c. Golf
d. Badminton
41. Nunung is waiting for her friend to see their teacher in hospital.
Father : Do you want to go out?
Nunung : yes, Sari and I plan to go to the hospital
Father : …
Nunung : Mr Burhan, our history teacher.
a. Who is the doctor?
b. Who do you want to visit?
c. How do you go to the hospital?
d. Where is the hospital?

Yuni is a diligent and friendly girl. She likes to write … (42) and sends them to her friends. She likes … (43) very much. She often gets letters from her penpals from abroad. When she gets letters, she always takes the … (44) off then puts and arranges them in the …(45).
…(46) is her hobby. She collects different kinds of stamps from many countries. She has been a stamp … (47) or … (48) since three years ago.
42. a. letters
b. stamps
c. collector
d. philately
43. a. album
b. addresses
c. correspondence
d. philatelist
44. a. letters
b. stamps
c. collector
d. philately
45. a. philatelist
b. addresses
c. correspondence
d. album
46. a. letters
b. stamps
c. philately
d. collector
47. a. collector
b. stamps
c. philately
d. letters
48. a. addresses
b. philatelist
c. correspondence
d. album
49. Professional skateboarders compete individually or in teams, often for big prize money. Professional means playing skateboarding
a. Individually
b. In teams
c. Just for fun
d. For money
50. In bowl riding, contestants, perform tricks on the side walls of a circular cement bowl. What does perform tricks mean?
a. Showing patience
b. Doing a cunning action
c. Showing great skill
d. Doing a provocative action
Kunci jawaban

1. B
2. A
3. C
4. D
5. A
6. B
7. C
8. D
9. C
10. D
11. A
12. B
13. B
14. B
15. A
16. C
17. D
18. A
19. C
20. D
21. B
22. A
23. C
24. C
25. D
26. B
27. A
28. D
29. A
30. A
31. D
32. C
33. D
34. B
35. C
36. B
37. D
38. D
39. C
40. A
41. B
42. A
43. C
44. B
45. D
46. C
47. A
48. B
49. D
50. C

PENDIDIKAN DI TENGAH-TENGAH SERINGNYA TERJADI PERGANTIAN KURIKULUM


PENDIDIKAN DI TENGAH-TENGAH SERINGNYA TERJADI PERGANTIAN KURIKULUM
(TUGAS MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM)


OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006
I. PENDAHULUAN (KONDISI OBYEKTIF PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI)

Kondisi pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Banyak masalah yang dihadapi untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia. Beberapa maslah yang harus dihadapi oleh pemerintah di antaranya adalah masalah biaya pendidikan yang sangat tinggi, kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan pengajar, dan kurangnya fasilitas pendidikan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa masalah di antara banyak permasalahan lain yang harus dihadapi pemerintah untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Biaya pendidikan akademis tidak pernah murah. Yang membuat biaya pendidikan terlihat tinggi karena dibandingkan dengan penghasilan rata-rata rakyat Indonesia.

PADA tahun 1950, NKRI baru saja menyelesaikan perang kemerdekaan melawan penjajah Belanda. Toh Pemerintah NKRI yang masih miskin mampu memprogramkan pendidikan bagi kader bangsanya. Ratusan pemuda Indonesia dibiayai Pemerintah NKRI untuk meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dewasa ini NKRI sudah begitu kaya, mengapa beasiswa bagi para kader bangsa tidak lancar? Padahal NKRI ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan penghasilan rakyatnya amat rendah. Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal.

Seyogianya industri atau instansi pemerintah menyerahkan tugas penelitiannya kepada universitas sehingga biaya penelitian yang harus dipikul perguruan tinggi dapat dibantu atau bahkan dipikul industri dan instansi pemerintah. Dengan demikian, biaya bagi mahasiswa dapat dikurangi.

Perguruan tinggi yang satu akan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, terutama dalam kemajuan ilmu dari hasil risetnya. Mengingat biaya penelitian tidak murah, untuk dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dibutuhkan biaya tidak sedikit. Bila hasil riset dapat langsung diaplikasikan dan dapat dijual ke industri atau instansi terkait, hasil ini secara kumulatif dapat digunakan membiayai riset berikutnya. Jadi, hasil riset dapat menumbuhkan multiplier effect.

BIAYA mengikuti pendidikan di perguruan tinggi yang mahal bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara mana pun tetap tinggi dan penghasilan para profesornya pun amat memadai. Dengan demikian, tidak ada profesor yang bekerja di tempat lain (nyambi), kecuali di bidang pendidikan.

Di luar negeri, bila ada seorang direktur industri atau instansi dipanggil untuk menjabat profesor di salah satu perguruan tinggi, jabatannya akan ditinggalkan. Karena, jabatan profesor di perguruan tinggi lebih terhormat dan penghasilannya meningkat. Keadaan ini berbeda dengan situasi perguruan tinggi di Indonesia. Bila seorang profesor diminta menjadi direktur salah satu industri atau instansi, jabatan di perguruan tingginya akan ditinggalkan. Karena, penghasilan profesor di perguruan tinggi Indonesia rendah.

Dengan biaya kuliah yang tinggi, perguruan tinggi diharapkan akan menghasilkan riset dan ilmu yang sepadan. Menurut saya, tidak semua pemuda harus kuliah di perguruan tinggi bila kemampuan berpikirnya tidak cukup baik. Lebih baik mereka masuk akademi yang mengajarkan ilmu terapan, profesi dan kompetensi yang amat dibutuhkan oleh masyarakat.


II. PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Saat ini, sistem pendidikan di Indonesia secara keseluruhan berada pada posisi yang dilematis. Di satu sisi, banyak lembaga pendidikan yang menjalankan praktek komersialisasi, namun di sisi lain pendidikan diharapkan mampu merambahi warga kurang mampu.

Krisis ekonomi sudah berlangsung lama yang membebani kehidupan masyarakat, tampaknya tak segera kunjung pulih karena kemandekan kinerja pemerintahan khususnya di bidang pendidikan. Salah satu penyebabnya, masalah birokrasi. Birokrasi pendidikan dipandang sebagai mesin pengaturan siswa di sekolah serta mahasiswa di perguruan tinggi.

Apa yang diatur dan bagaimana mengaturnya, bergantung pada keputusan yang dihasilkan oleh pemerintah. Berbagai kebijakan yang beragam menjadi penyebab kemandekan sistem pendidikan nasional, seiring pasang rombak pergantian pejabat pemerintah yang menaungi departemen pendidikan dalam membuat kebijakan pendidikan baru, dan usaha merekonstruksi serta menyelaraskan kebijakan yang lama.

Birokrasi pada institusi pendidikan memengaruhi kondisi sosial masyarakat, untuk terbebas dari jurang kemiskinan. Situasi ini sudah mulai terasa pada kenyataan masyarakat kini, di mana pendidikan dirasakan mahal karena sebagian besar masyarakat berada dalam kondisi kurang mampu secara ekonomis. Jika pendidikan hanya dapat dijangkau kalangan masyarakat atas, besar kemungkinan akan terjadi kesenjangan sosial di antara warga negara.

Kecenderungan privatisasi institusi pendidikan sebagai komoditas, karena kurangnya perhatian akan kesejahteraan para tenaga pengajar. Pendidikan sejati merupakan wujud pelayanan publik, sebagai hak asasi manusia yang paling mendasar. Berkenaan dengan hak asasi belajar dan mengajar guna menunjang terlaksananya pendidikan yang berkualitas, diperlukan guru dalam jumlah dan mutu yang memadai, serta terwujudnya hak guru untuk mengajar dan hak murid untuk belajar.

Karena itu, pemerintah hendaknya memberikan jaminan kesejahteraan yang memadai serta sarana proses belajar mengajar yang efektif, sehingga guru dapat melaksanakan tugas mengajar dan murid dapat belajar dalam situasi kondusif guna mencapai pendidikan efektif. Pendidikan efektif juga harus dibarengi dukungan infrastruktur yang memadai, seperti pengalokasian pungutan biaya untuk perbaikan sekolah rusak, membangun fasilitas olah raga, perpustakaan dan laboratorium penelitian.

Pendidikan harus bebas dari segala pungutan biaya, terutama untuk pendidikan dasar anak-anak berusia dini. Konvensi PBB mengenai hak-hak anak yang mensyaratkan, kepentingan terbaik anak perlu memperoleh perhatian utama dalam setiap perkara yang menyangkut kebutuhan dasarnya terutama dalam hak memperoleh pendidikan. Untuk lebih merangsang proses kognitif siswa, program beasiswa juga harus terus diberikan pemerintah kepada siswa-siswi kreatif dan berprestasi.

Pendidikan kini makin terbuka seiring pesatnya perkembangan sistem informasi dan komunikasi, serta didukung oleh kekuatan Iptek dan globalisasi. Ketertinggalan di bidang pendidikan tidak dapat dielakkan lagi, yang menuntut kegiatan pendidikan formal, nonformal maupun informal yang perlu ditangani secara profesional.

Untuk mewujudkan program pendidikan nasional lewat kebijakannya, pemerintah menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk mendorong kemandirian sekolah, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sesuai standar nasional dan internasional. Masalah yang mendesak dipecahkan, mencakup rendahnya pemerataan pendidikan, rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan dan lemahnya manajemen pendidikan.

III. KURIKULUM PENDIDIKAN (ANTARA KURIKULUM 2004/KBK DAN 2006/KTSP)

Kurikulum berbasis kompetensi atau biasa disingkat KBK ialah kurikulum baru dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas telah menyiapkan seperangkat kurikulum yang disebut dengan “Kurikulum 2004”. Sebelum kurikulum ini diberlakukan secara nasional telah dilakukan rintisan pelaksanaan (pilot mini) di beberapa sekolah kemudian dilanjutkan dengan perluasan rintisan pelaksanaan di sejumlah sekolah yang lebih banyak. Rintisan dan perluasan rintisan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang kekuatan dan kelemahan perangkat yang telah disusun sebagai bahan penyempurnaan. Perangkat kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar, Standar Kompetensi Bahan Kajian, dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Perangkat Kurikulum 2004 juga didukung oleh perangkat layanan profesional yang terdiri atas (1) Pemahaman terhadap Kurikulum 2004, (2) Model Sistem Penyampaian Kurikulum, (3) Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, (4) Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah, (5) Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus.

Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) atau Kurikulum tahun 2004, telah terjadi Pro dan Kontra di masyarakat, hal ini disebabkan karena salah persepsi di masyarakat. Karena KBK itu sampai saat ini belum disahkan, melainkan KBK telah di uji cobakan secara terbatas ke beberapa sekolah, hal ini di persepsikan oleh masyarakat bahwa Kurikulum inilah yang di gunakan saat ini. Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kurikulum Bambang Indriyanto pada perbincangannya dengan tim Pemberitaan Televisi Edukasi (TVE) pada Sabtu 6 Agustus 2005 yang ditayangkan secara live. Standar Kompetensi dari KBK itu sendiri berdasarkan standar kompetensi minimum yaitu standar awal di mana mereka mulai start, standar ini berisi standar isi dan standar proses. Ketika ditanya tentang tanggung jawab pendidikan nasional, Bambang Indriyanto menyatakan bahwa skema pengelolaan pendidikan berdasarkan sistem desentralisasi pendidikan yang diterapkan saat ini, yang bertanggung jawab bukan hanya dari pemerintah pusat melainkan tanggung jawab juga kabupaten kota. Bidang Kurikulum telah melakukan penjajakan untuk menentukan jam pelajaran sehingga akan dapat dipenuhi proporsi yang tepat sehingga dapat terlihat kompetensinya, agar siswa tak hanya menghafal. Selain itu, guru diberikan otonomi Pedagogis yaitu guru diberikan Kewenangan melakukan manuver untuk menjabarkan kompetensi– kompetensi yang di tentukan pemerintah pusat.

KBK yang rencananya diberlakukan pada tahun pelajaran 2003/2004 akan melaksanakan suatu sistem pembelajaran yang (mungkin) asing bagi guru yang terbiasa menggunakan sistem klasikal. Hal itu terjadi karena di dalam KBK proses belajar mengajarnya menuntut guru dan peserta didik bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan kebinekaan serta berpikiran terbuka. Dengan demikian guru dan peserta didik dapat bersama-sama belajar menggali kompetensinya masing-masing dengan optimal.

Sejumlah sekolah mulai berusaha menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengacu pada Standar Isi yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Sosialisasi dan pelatihan-pelatihan pun mulai diselenggarakan. KTSP ini nantinya akan memberi hak penuh pada sekolah-sekolah untuk menentukan sendiri kurikulumnya. Tujuannya adalah agar potensi tiap-tiap sekolah dapat menonjol, sehingga tercipta kompetisi antarsekolah.

Dengan pemberlakuan KTSP, pemberdayaan guru pun akan lebih baik. Dia mencontohkan, guru yang selama ini hanya mengajar karena kurikulumnya sudah tersedia, akan dituntut memiliki kemampuan menyusun kurikulum yang sesuai dan tepat bagi peserta didiknya. Pemerintah pusat sebelum ini menguasai wewenang pengembangan kurikulum secara penuh. Saat ini satuan-satuan pendidikan tersebut diberikan wewenang langsung untuk mengembangkan kurikulum sendiri.

IV. HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN PENDIDIKAN

Kurikulum adalah hal-hal yang termasuk dalam bahan ajar di sekolah-sekolah. Kurikulum yang baik akan menghasilkan sistem pendidikan yang baik. Dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan semua unsur yang terlibat di dalamnya bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. tetapi hal ini tidak terjadi di Indonesia.

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).




V. PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN)

Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara fundamental. Itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. Ini sangat penting dan utama.

Ibarat mobil yang salah jalan, maka yang harus dilakukan adalah : (1) langkah awal adalah mengubah haluan atau arah mobil itu terlebih dulu, menuju jalan yang benar agar bisa sampai ke tempat tujuan yang diharapkan. Tak ada artinya mobil itu diperbaiki kerusakannya yang macam-macam selama mobil itu tetap berada di jalan yang salah. (2) Setelah membetulkan arah mobil ke jalan yang benar, barulah mobil itu diperbaiki kerusakannya yang bermacam-macam.

Artinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah cabang pendidikan diselesaikan, baik itu masalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, kesejahteraan gutu, prestasi siswa, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Solusi masalah mendasar itu adalah merombak total asas sistem pendidikan yang ada, dari asas sekularisme diubah menjadi asas Islam, bukan asas yang lain.

Bentuk nyata dari solusi mendasar itu adalah mengubah total UU Sistem Pendidikan yang ada dengan cara menggantinya dengan UU Sistem Pendidikan Islam. Hal paling mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal-hal paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur kurikulum. selain adanya masalah mendasar, sistem pendidikan di Indonesia juga mengalami masalah-masalah cabang, antara lain :Rendahnya sarana fisik, Rendahnya kualitas guru, Rendahnya kesejahteraan gutu, Rendahnya prestasi siswa, Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan Mahalnya biaya pendidikan.

Untuk mengatasi masalah-masalah cabang di atas, secara garis besar ada dua solusi yaitu: Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

Maka, solusi untuk masalah-masalah cabang yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan gutu, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.

Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM


SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
(MID SEMESTER STUDI PENDIDIKAN ISLAM)



OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006


BAB I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Pernyataan ini setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas manusia, memerlukan adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dari komunitas tersebut akan ditentukan aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.
Di lingkungan masyarakat primitif, misalnya pendidikan dilakukan oleh dan atas tanggung jawab kedua orang tua terhadap anak-anak mereka. Masyarakat suku yang menghuni wilayah hutan, sesuai dengan lingkungan hidupnya akan berupaya mendidik putra putri mereka. Paling tidak secara sederhana, sang bapak akan membimbing dan melatih putranya mengenal kehidupan hutan seperti: mengenal buah-buahan yang layak makan, membuat alat penangkap binatang dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah membimbing dan melatih mereka, agar kelak putra putri ini mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat hidup mandiri. Dengan demikian generasi mereka akan berlanjut.
Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Salah satu di antaranya melalui pendekatan terminologi. Secara derivatif islam itu sendiri, salah satu di antaranya yaitu kata sulam yang makna asalnya adalah tangga. Dalam kaitan dengan pendidikan, makna ini setara dengan makna peningkatan kualitas sumber daya insani (layaknya tangga meningkat naik).

BAB II. SISTEM
Sistem adalah satu rangkaian pemikiran yang terorganisasi atau sistem dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Sistem pendidikan adalah satu rangkaian pemikiran dalam bidang pendidikan yang terorganisasi atau sistem pendidikan dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur pendidikan yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: asas pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan yang tersebut di atas harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama.

BAB III. UNSUR
A. ASAS
Islam mengatakan bahwa Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Alquran ini juga dipandang sebagai keagungan dan penjelasan, namun juga sering kali disebut sebagai petunjuk dan buku. Alquran berisi segala hal mengenai petunjuk yang membawa hidup manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat kelak. Kandungan yang ada di dalam Alquran meliputi segala hal sebagaimana difirmankan Allah SWT “tidak kami luputkan dalam kitab itu segala sesuatu” (QS.6:38).

B. TUJUAN
Sesuai dengan Alquran disebutkan filosofis pendidikan islam bertujuan sesuai dengan hakikat penciptaan manusia yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia (QS.51:56).
Sedangkan menurut Prof Dr H Jalaluddin secara garis besar tujuan pendidikan islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama:
a. dimensi hakikat penciptaan manusia: pendidikan bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia
b. dimensi tauhid: pendidikan bertujuan untuk uapay pembentukan sikap takwa
c. dimensi moral: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral
d. dimensi perbedaan individu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembangannya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masing-masing
e. dimensi sosial: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sosial yang memiliki sifat takwa sebagai dasar sikap dan perilaku
f. dimensi profesional: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan bakatnya masing-masing, dengan demikian diharapkan mereka dapat memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki, hingga keterampilan itu dapat digunakannya untuk mencari nafkah sebagai penopang hidupnya.
g. Dimensi ruang dan waktu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka mampu menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup di sunia sesuai dengan perintah syariat islam.

C. MATERI
Materi (atau bahan) pelajaran dirumuskan setelah tujuan pengajaran ditetapkan. Materi pelajaran memiliki sifat-sifat, yang dapat dikategorikan:
a. Fakta: adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indera.
b. Konsep: atau pengertian adalah serangkaian perangsang yang mempunyai sifat-sifat yang sama.
c. Prinsip: adalah pola antar hubungan fungsional antara konsep.
d. Nilai: adalah suatu pola, ukuran, atau merupakan suatu tipe atau model.
e. Keterampilan: adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
f. Prosedur: atau proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan sesuatu secara berurutan.



D. SUBJEK
Yang dimaksud subjek di sini adalah pendidik atau guru. Hamalik dalam bukunya menyebutkan bahwa guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional, (hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung) sebagai berikut:
a. Fisik
- sehat jasmani dan rohani
- tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/ cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik
b. mental/kepribadian
- berkepribadian/berjiwa Pancasila
- mampu menghayati GBHN
- mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik
- berbudi pekerti yang luhur
- berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal
- mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa
- mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya
- mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi
- bersifat terbuka, peka, dan inovatif
- menunjukkan rasa cinta kepada profesinya
- ketaatannya akan disiplin
- memiliki sense of humor
c. keilmiahan/pengetahuan
- memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi
- memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik
- memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan
- memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain
- senang membaca buku-buku ilmiah
- mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi
- memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar- mengajar
d. keterampilan
- mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar
- mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi
- mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP)
- mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan
- mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan
- memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah

E. OBJEK
Yang dimaksud objek dalam sistem pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik merupakan sasaran dan sekaligus sebagai subjek pendidikan. Oleh sebab itu dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta sisik. Setidaknya secara umum peserta didik memiliki lima ciri yaitu:
a. peserta didik sedang dalam keadaan berdaya, maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan, Kemauan, dan sebagainya.
b. Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa.
c. Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda.
d. Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individu.

F. METODE
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Jenis-jenis metode mengajar antara lain:
a. metode ceramah: adalah penuturan materi pelajaran secara lisan.
b. Metode tanya jawab atau dialog: adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat lalu lintas dua arah, pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dengan siswa.
c. Metode diskusi: adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
d. Metode tugas atau resitasi: adalah pemberian tugas yang bisa dilaksanakan di sekolah, di rumah, di perpustakaan, dan di tempat-tempat lain. Kemudian siswa yang telah melaksanakan tugas memberikan laporan yang disebut resitasi.
e. Metode kerja kelompok: adalah metode mengajar yang menjadikan siswa dapat bekerja dalam situasi kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
f. Metode demonstrasi atau eksperimen: adalah metode mengajar dimana guru memberikan demonstrasi di depan kelas.
g. Metode problem solving: adalah metode mengajar dimana guru memberikan suatu permasalahan dan siswa diharapkan mencari jalan keluarnya.
h. Metode sistem regu: adalah metode mengajar dimana guru membagi siswa dalam regu dan diharapkan belajar dan bekerja bersama regu yang telah terbentuk tersebut.
i. Metode latihan atau drill: adalah metode mengajar dimana guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa.
j. Metode karyawisata: adalah metode mengajar dimana guru mengajak siswa untuk berkaryawisata ke tempat-tempat yang berhubungan dengan materi pelajaran.
k. Metode manusia sumber atau resource person: adalah metode mengajar dimana guru mendatangkan ahli dalam bidangnya untuk menerangkan langsung kepada siswa.
l. Metode simulasi: adalah metode mengajar dimana guru menciptakan kondisi tertentu seperti yang ada di kehidupan nyata untuk tujuan pembelajaran.
m. Metode sosiodrama: adalah metode mengajar dimana guru menugaskan siswa untuk membuat drama yang sesuai dengan bahan pelajaran.
n. Metode survei masyarakat: adalah metode mengajar dimana guru menugaskan siswa untuk mengadakan survei di masyarakat secara langsung.

G. MEDIA
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. atau media pembelajaran dapat disebut juga sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, sehingga terjadi proses belajar. Media pembelajaran dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. media audio: adalah media yang menghasilkan suara, contoh: kaset, tape recorder dan radio.
b. Media visual: adalah media yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk. Media visual bisa disebut juga sebagai alat peraga. Media visual dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. media visual dua dimensi.
- media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan, contoh: gambar di atas kertas karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector, grafik, diagram popster, gambar cetak dan lain-lain.
- Media visual dua dimensi pada bidang transparan, contoh: slaid, lembar transparan untuk OHP.
2. media visual tiga dimensi, contoh: benda asli, model, contoh barang, dan alat tiruan sederhana.
c. media audio visual: adalah media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit, contoh: film bersuara, video, dan televisi.




H. EVALUASI
Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memberikan predikat pada tingkat kinerja akademik yang dicapai siswa. Jenis instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. tes, dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. tes tulis
- tes objektif (B/S, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan lain-lain).
- Tes subjektif atau esai (terbatas dan tak terbatas)
2. tes lisan (tes lisan kelompok maupun individu)
3. tes tindakan (baik kelompok maupun perorangan)
b. non tes: untuk menilai aspek tingkah laku, seperti: sikap, minat, perhatian, motivasi dan lain sebagainya. Jenisnya antara lain:
- observasi
- wawancara
- skala penilaian
- check list dan lain sebagainya

I. LINGKUNGAN
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen. Dia membagi lingkungan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
- lingkungan alam atau luar
lingkungan alam atau luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan.
- Lingkungan dalam
Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang telah termasuk ke dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita
- lingkungan sosial
lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita
BAB IV. ANALISIS
A. ASAS
Jika tidak ada sesuatu yang luput dari catatan kitab Alquran ini, maka berarti Alquran berisi petunjuk segala sesuatu yang dengan jelas dinyatakan dalam ayat lain “dan kami turunkan kepadamu kitab yang menerangkan tiap-tiap sesuatu dan sebagai hudan dan rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (QS.16:89). Segala sesuatu ini banyak dipahami oleh para sarjana muslim meliputi berbagai macam cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, maka ilmu pengetahuan itu menurut Alquran harus dicari melalui analogi dan hadis nabi SAW, yang merupakan bagian dari syariah Islam. Di sini, pertimbangan-pertimbangan harus diteliti melalui kedua sumber Alquran dan hadis tersebut yang secara nyata ditunjukkan melalui metode qiyas ini.

B. TUJUAN
Tujuan pendidikan diharapkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dalam Alquran dan hadis. Peranan tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan islam dirumuskan dari nilai-nilai filosofis yang kerangka dasarnya termuat dalam filsafat pendidikan islam. Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan islam juga identik dengan tujuan islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang kontroversial dari para ahli didik terhadap pendidikan islam. Seakan mereka kurang dapat menerima penjelasan yang demikian itu.
Prof. Mohammad Athiya El-Abrasyi, seorang ulama muslim, membagi tujuan pendidikan Islam menjadi empat, yaitu:
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Sebagai persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan menumbuhkan keinginan unuk mengetahui (curiousity) atas segala hal, serta memungkinkan pelajar untuk mengkaji berbagai ilmu
d. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis agar ia dapat mencari rezeki di dunia dan hidup dengan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan

C. MATERI
Materi pelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dalam menetapkan materi pelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- materi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
- ditulis secara garis besar
- urutan sesuai dengan urutan tujuan
- berkesinambungan antara materi
- disusun secara hierarkis
Materi pelajaran mana yang harus dipilih, tentu tidak semua bahan atau materi diberikan, mengingat keterbatasan waktu dan pertimbangan-pertimbangan lain, seperti kemampuan siswa. Menetapkan materi perlu memperhatikan tujuan pengajaran, urgensi bahan, tuntutan kurikulum, nilai kegunaan, dan terbatasnya sumber bahan.
Dalam menentukan materi pelajaran kita harus ingat bahwa materi tersebut tidak boleh bertentangan dengan Alquran dan hadis. Jika perlu para pendidik menyisipkan unsur-unsur islami dalam materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan hal ini diharapkan siswa mampu memahami bahwa segala sesuatu tidak bisa lepas dari Alquran dan hadis.
Muhammad Fadhil al-Jamaly merumuskan kerangka materi kurikulum dalam pendidikan islam dalam sepuluh macam, yang intinya mencakup:
1. larangan mempersekutukan ALLAH.
2. berbuat baik kepada orang tua
3. memelihara, mendidik, dan membimbing anak sebagai tanggung jawab terhadap amanah Allah
4. menjauhi perbuatan keji dalam bentuk lahir dan batin
5. menjauhi permusuhan dan perbuatan makar
6. menyantuni anak yatim dan memelihara hartanya
7. tidak melakukan perbuatan di luar kemampuan
8. berlaku jujur dan adil
9. menepati janji dan menunaikan perintah
10. berpegang teguh kepada ketentuan hukum Allah

D. SUBJEK
Subjek atau pendidik hendaknya memenuhi persyaratan yang tersirat maupun tersurat dalam Alquran dan hadis. Hal ini penting karena pendidik membawa beban berat untuk membina para siswa agar tidak salah jalan di kemudian hari. Maka untuk memenuhi tujuan ini pendidik harus memperhatikan dirinya sendiri atau instropeksi terhadap dirinya sendiri.
Guru yang ideal adalah guru yang dapat menempatkan dirinya sebagai seorang yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Hal ini, berarti guru haruslah orang yang memiliki kepribadian, ia tidak hanya menguasai sejumlah pengetahuan tetapi juga berbagai sumber nilai-nilai kehidupan, yang bermanfaat bagi siswa. Guru juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat, ia mampu mengikuti perkembangan masyarakatnya. Tidak ‘kuper’ atau kurang pergaulan, tidak ‘telmi’ atau telat mikir.
Guru juga harus memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi guru berarti sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Atau lebih jelasnya, bahwa guru hendaknya memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap ampu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi:
a. kompetensi kepribadian (atau personal)
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan tindak-tanduk guru pada umumnya. Seorang pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan pare peserta didiknya
b. kompetensi profesional
seorang guru harus mempunyai sikap profesional terhadap bidang pekerjaan yang dimilikinya yaitu mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga diharapkan mampu membimbing dan memotivasi peserta didiknya.
c. kompetensi sosial
seorang guru harus mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang mengharapkan dirinya untuk selalu mempunyai kemampuan “mengajar”. Seorang pendidik diharapkan mampu membantu anak didiknya dalam mencari nilai-nilai hidup dan mengembangkan kepribadiannya serta pengetahuannya di tengah masyarakat.
d. kompetensi pedagogi
seorang guru harus memiliki intelektual yang baik yaitu: mempunyai pengetahuan yang bulat tentang apa yang akan diajarkan, mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai, menguasai metode mengajar, memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan dan aspirasi.

Sedangkan menurut Nashi Ulwan (1981) seorang pendidik harus memiliki lima kriteria, yaitu:
a. bertakwa kepada Allah (QS.3:102, QS.33:70,QS.66:22)
b. ikhlas (QS.19:110, QS.2:272, QS.4:114)
c. berilmu (QS.34:9, QS.58:11, QS.20:14)
d. santun, lemah lembut (QS.3:134, QS.7:199)
e. punya rasa tanggung jawab (QS.20:132, QS.15:92-93)

Berbeda dengan pendapat di atas, Abu Bakar Ahad AS Sayyid berpendapat bahwa seorang pendidik haru mempunyai beberapa kepribadian, yaitu:
a. mengenakan busana muslim bagi pendidik muslimah (QS.33:59, QS.24:33)
b. hendaklah memelihara jenggot bagi pendidik laki-laki muslim ‘peliharalah jenggotmu dan rapikanlah kumismu’ (HR Bukhari dan Muslim)
c. menampilkan wajah berseri ketika masuk kelas ‘berwajah ceria ketika bertemu dengan kawan’ (H Muslim )
d. memulai pembicaraan dengan Basmalah dan Salawat Nabi ‘setiap perkara yang penting tidak dimulai dengan Basmalah atau Hamdalah, maka terputuslah barokah dari Allah’ (Abu Daud dan Ibnu Majah)

Lebih lanjut menurut Zahara Idris, bahwa para pendidik adalah mereka yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan yang bulat, up to date, tentang apa yang akan diajarkan
b. mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai
c. memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi
d. menguasai metode mengajar

sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasyi, seorang guru harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. zuhud, tidak mementingkan materi (tidak materialistik), dan mengajar karena mencari keridaan Allah
b. bersih; yaitu berusaha membersihkan diri dari berbuat dosa dan kesalahan secara fisik, serta membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dengan cara membersihkannya syirik, sifat ria, dengki, maupun permusuhan
c. ikhlas, antara lain dengan cara menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan secara jujur, bahwa saya tidak tahu terhadap masalah yang belum ia ketahui
d. suka pemaaf, yaitu memiliki sifat pemaaf yang tinggi
e. berperan sebagai bapak bagi siswa
f. menguasai materi pelajaran

pendapat yang lain lagi datang dari Abd al-Rahman al-Nahlawi. Tokoh ini mengemukakan bahwa syarat seorang pendidik meliputi sifat dan perilaku seperti:
a. harus memiliki sifat robbani
b. menyempurnakan sifat robbani dengan keikhlasan
c. memiliki rasa sabar
d. memiliki kejujuran dengan menerangkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadi
e. meningkatkan wawasan pengetahuan dan kajian
f. menguasai variasi serta metode mengajar
g. mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengontrol diri dan siswanya
h. memahami dan menguasai psikologis anak dan memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan intelektual dan kesiapan psikologisnya
i. mampu menguasai fenomena kehidupan, sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak yang akan ditimbulkan bagi peserta didik
j. dituntut memiliki sifat adil (objektif) terhadap peserta didik

E. OBJEK
Diharapkan pengembangan potensi peserta didik akan sejalan dengan fitrahnya yang hakiki, yaitu makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang dan dikembangkan, dengan tujuan akhirnya adalah agar dapat berperan sebagai pengabdi Allah yang setia.
1. Konsep Al Insan
- khalifah / potensi politik
manusia adalah makhluk yang diangkat sebagai khalifah Allah. Adapun tugas pokok manusia sebagai khalifah adalah untuk mewujudkan kemakmuran dan untuk mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan di bumi ciptaan tuhan-Nya.
- manusia yang memiliki hidayat
kemampuan dasar yang berbentuk potensi ini secara umum disebut sebagai hidayah, yang terdiri atas:
? ghorizah: yang di dalamnya terhimpun sejumlah unsur seperti insting/fitrah, dorongan ingin tahu, harga diri, seksual, mempertahankan diri dan dorongan primer lainnya, yang pada intinya merupakan dorongan manusia untuk mempertahankan hidup.
? Hissiyah: potensi yang berperan sebagai alat komunikasi. Potensi inderawi ini dapat ditumbuhkembangkan melalui latihan-latihan yang teratur dan terencana, terprogram, serta berkesinambungan sesuai dengan tujuan agama.
? Aqliyah: potensi intelek. Dengan menggunakan akal manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya hingga dapat menjadikan lingkungannya bermanfaat.
? Diniyah: potensi agama. Potensi ini dapat ditumbuhkembangkan dengan cara pemberian informasi tentang norma-norma agama, pembentukan sikap dan pelatihan-pelatihan rutin yang berkesinambungan, terutama dalam pelaksanaan ibadat.
- konsep manusia sebagai Al Nas: homosocius / potensi sosial
potensi ini adalah potensi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, wujudnya berupa kecenderungan untuk bergaul dan menjalin hubungan antar sesama manusia.
- konsep manusia sebagai Al Basr: fisiologis / fitrah ekonomi / fitrah seni / mempertahankan hidup dan fitrah melangsungkan hidup
potensi ini dimaksud sebagai daya manusia untuk mempertahankan hidupnya dalam upaya memenuhi kebutuhan jasmani demi kelangsungan hidup.

F. METODE
Penggunaan metode mengajar dilaksanakan secara selektif dan variatif. Artinya disesuaikan dengan banyak pertimbangan (tujuan, materi, kemampuan guru dan siswa), dan penggunaannya tidak sendiri-sendiri, artinya dalam satu proses belajar mengajar dapat digunakan banyak metode mengajar, dengan pertimbangan efektivitas pengajaran. Sebetulnya menentukan metode mengajar juga erat kaitannya dengan model, strategi, pendekatan dan juga teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

G. MEDIA
Secara umum media pembelajar dapat memperlancar interaksi guru dan siswa, dan membantu siswa belajar secara optimal. Fungsi media pembelajaran adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera, menghilangkan sikap pasif siswa, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

H. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan dengan maksud memonitor perkembangan kemajuan belajar siswa. Fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru.

I. LINGKUNGAN
Semua unsur-unsur pendidikan tidak bisa lepas satu dengan lainnya, begitu juga lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan di mana pendidikan dilaksanakan. Untuk membantu proses pendidikan berjalan lancar maka lingkungan pendidikan harus mendukung hal ini. Lingkungan pendidikan harus jauh dari hal-hal negatif yang bisa membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar. lingkungan pendidikan juga harus sesuai dengan ajaran islam. Salah satunya adalah bahwa lingkungan pendidikan harus bersih karena islam juga menganjurkan bahwa kebersihan adalah salah satu hal yang bisa meningkatkan keimanan.

BAB V. PENUTUP
Boleh dikatakan tak ada suatu bangsa pun di dunia ini yang tidak memiliki filsafat hidup. Atas dasar filsafat itu tercermin pandangan ke depan dari bangsa itu, yaitu bagaimana cita-cita bangsa tersebut dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Semuanya itu menjadi landasan dasar bagi penyiapan generasi muda bangsa dalam membina kelanjutan hidup bangsa tersebut di kemudian hari. Usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai yang termuat dalam pandangan hidup tadi, salah satu di antaranya adalah melalui pendidikan.
Di lingkungan masyarakat yang masih sederhana pendidikan dilakukan langsung oleh para orang tua. Pendidikan akan dinilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup di masyarakat lingkungannya. Makin sederhana masyarakatnya, makin sedikit tuntutan kebutuhan akan keterampilan yang perlu dikuasai.




DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dr Abdurrahman Saleh. TEORI-TEORI PENDIDIKAN BERDASARKAN ALQURAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1994
An nahlawi, Abdurrahman. PENDIDIKAN ANAK DI RUMAH, SEKOLAH DAN MASYARAKAT. Jakarta: Gama Insani Press. 1995
Hamalik, Prof Dr Oemar. PENDIDIKAN GURU BERDASARKAN PENDEKATAN KOMPETENSI. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
Hamalik, Prof Dr Oemar. PERENCANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Jalaluddin, Prof Dr H. TEOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta: PT Raa Grafindo Persada. 2001
Purwanto MP, Drs M Ngalim. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003
Rohani HM MPd, Drs Ahmad. PENGELOLAAN PENGAJARAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004.

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SD : SDN BANGETAYU KULON 01
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : 4 / 2
Standar Kompetensi : memahami kegiatan di rumah
Kompetensi dasar : menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di rumah
Indikator : - menyebutkan kegiatan di pagi hari
- menyebutkan kegiatan di siang hari
- menyebutkan kegiatan di sore hari
- menyebutkan kegiatan di malam hari
alokasi waktu : 10 menit
Tujuan pembelajaran :
- siswa mampu mengenali nama kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
- siswa mampu mengucapkan dan menyebutkan nama kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dengan lafal yang benar
- siswa mampu bertanya jawab mengenai kegiatan yang sedang dilakukan
Materi Pelajaran:
1. Kegiatan di pagi hari
- Mother is cooking in the kitchen.
- Father is reading newspaper in the living room.
- The son is taking a bath in bathroom.
- The daughter is having breakfast in the dining room.
- the children is going to school.
- Father is going to the office.
2. Kegiatan di siang hari.
- the school ic over, the children is going home.
- Mother is waiting the children in front of the house.
- they are having lunch together.
3. Kegiatan di sore hari.
- father is coming home from the office.
- the children is playing in the backyard.
- mother is sweeping the floor.
4. Kegiatan di malam hari.
- father is watching television in the living room.
- mother is writing letter for grandparents.
- the children is studying in their bedrooms.

Metode pembelajaran:
1. diskusi
2. praktek
3. dril
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
1. kegiatan pendahuluan
a. memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa
b. menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai
2. kegiatan inti
a. siswa membaca atau menelaah literatur
b. siswa mendiskusikan
c. siswa merumuskan beberapa poin penting
3. kegiatan penutup
a. menyimpulkan
b. memberi tugas

Alat/sumber belajar:
- sumber belajar: buku paket dan LKS
- alat belajar: papan tulis, kapur

Penilaian:
1. Mention some home activities in the morning!
2. Mention some home activities in the midday!
3. Mention some home activities in the afternoon!
4. Mention some home activities in the evening!

Semarang, 12 Januari 2007
Guru Bahasa Inggris





M Arief Budiman
Mengetahui
Kepala SSN Bangetayu Kulon 01





Drs. H. Mustofa Halmar, M.Ag.

TUGAS MATA KULIAH STUDI PENDIDIKAN ISLAM


TUGAS MATA KULIAH
STUDI PENDIDIKAN ISLAM






















OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006

I. PENDAHULUAN
Pekerjaan mendidik adalah suatu pekerjaan yang mempunyai tujuan, ada sesuatu yang hendak dicapai dengan pekerjaan itu. Pendidikan adalah pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Jadi, di sini terang bahwa tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak kepada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.
Anak harus dididik menjadi orang yang sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran, dan sebagainya, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma itu. Pada anak-anak hal demikian itu belum mungkin. Di sinilah tujuan pendidikan berperan, yaitu mendewasakan anak atau membuat anak menjadi dewasa.
Setelah mengetahui tujuan pendidikan tersebut di atas hendaknya hal tersebut akan memberikan arahan dan batasan bagi pelaku kegiatan tersebut. Pada dasarnya tujuan dirumuskan berdasarkan adanya sesuatu yang dicapai atau untuk dilakukan. Pada umumnya perumusan tujuan didasarkan pada permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Apabila identifikasi permasalahan atau penjajagan kebutuhan pengajaran kurang tepat atau bahkan tidak dilakukan, maka dapat dipastikan proses pengajaran tersebut tidak akan berguna dan hanya membuang waktu maupun sumber daya. Oleh karena itu tujuan pengajaran perlu dirumuskan dengan tepat.
Suatu tujuan pengajaran adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap yang baru, yang diharapkan guru akan dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran. Kegunaan tujuan pengajaran antara lain untuk menilai keberhasilan pengajaran, untuk membimbing siswa belajar, merupakan kriteria untuk merancang pelajaran, dan menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya.


II. MATERI
Dalam makalah ini penulis ingin membahas salah satu materi bahasa Inggris yaitu past tense untuk siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.

III. TUJUAN
Tujuan pendidikan tersusun menurut tingkatan-tingkatan tertentu, mulai dari tujuan yang sangat luas hingga tujuan yang spesifik. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:

1. Tujuan Pendidikan Islam
Sesuai dengan Alquran disebutkan filosofis pendidikan islam bertujuan sesuai dengan hakikat penciptaan manusia yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia (QS.51:56).
Sedangkan menurut Prof Dr H Jalaluddin secara garis besar tujuan pendidikan islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama:
a. dimensi hakikat penciptaan manusia: pendidikan bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia
b. dimensi tauhid: pendidikan bertujuan untuk uapay pembentukan sikap takwa
c. dimensi moral: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral
d. dimensi perbedaan individu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembangannya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masing-masing
e. dimensi sosial: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sosial yang memiliki sifat takwa sebagai dasar sikap dan perilaku
f. dimensi profesional: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan bakatnya masing-masing, dengan demikian diharapkan mereka dapat memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki, hingga keterampilan itu dapat digunakannya untuk mencari nafkah sebagai penopang hidupnya.
g. Dimensi ruang dan waktu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka mampu menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup di sunia sesuai dengan perintah syariat islam.
Prof. Mohammad Athiya El-Abrasyi, seorang ulama muslim, membagi tujuan pendidikan Islam menjadi empat, yaitu:
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Sebagai persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan menumbuhkan keinginan unuk mengetahui (curiousity) atas segala hal, serta memungkinkan pelajar untuk mengkaji berbagai ilmu
d. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis agar ia dapat mencari rezeki di dunia dan hidup dengan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan

2. Tujuan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU Sisdiknas tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selain itu pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran dalam UU no 12 1954 pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Sedangkan di dalam GBHN 1983-1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagi berikut: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat Kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Sebelumnya, beberapa kali rumusan tujuan pendidikan mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan, berikut ini beberapa contoh rumusan tujuan pendidikan yang mengalami perubahan beberapa kali:
? Tap MPRS no XXVII/MPRS/1966 bab 2 pasal 3: tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki pembukaan dan isi UUD 1945
? Tap MPR no IV/MPR/1978: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
? Tap MPR no II/MPR/1988: pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
? UU no 2 th 1989 bab 2 pasal 4: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

3. Tujuan Insitusional
Dalam Kepmen Dikbud No. 060/U/1993 bab II, tujuan institusional Sekolah Menengah Pertama adalah:
a. untuk memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan dan peningkatan pengetahuan yang diperoleh di SD yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara sesuai dengan tingkat perkembangannya
b. mempersiapkan lulusannya untuk mengikuti pendidikan menengah

4. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) mengacu kepada mata pelajaran tertentu, dalam hal ini past tense. Siswa diharapkan dapat menggunakan materi tersebut dengan benar, sesuai konteks waktu, kondisi, maupun tempat yang diacu.

5. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek-aspek pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Ketiga domain ini saling berkaitan dan saling mendasari pembentukan domain lainnya. Untuk pembahasan materi past tense, domain ini terbagi menjadi:
a. Kognitif (pengetahuan)
Siswa diharapkan mendapat:
- pengetahuan tentang past tense
- pemahaman mengenai kapan penggunaan past tense beserta rumusnya dalam kalimat positif, negatif maupun interogatif.
b. Afektif (sikap)
Dengan mempelajari bahasa, siswa dapat mempelajari dirinya dan lingkungan serta orang-orang disekitarnya sehingga akan mengembangkan sikap sosial yang serasi
c. Psikomotorik (keterampilan)
Siswa diharapkan dapat
- mengorganisasi urutan kata-kata dan ide-ide yang bermakna dalam bentuk tulisan yang menggunakan past tense
- siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain menggunkan past tense

IV. ANALISIS TUJUAN
Setelah tujuan dirumuskan, maka apa yang akan diajarkan telah jelas. Langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana cara mengajarkannya agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Untuk itu perlu diadakan analisis mengenai tiga faktor berikut ini:
a. Proses Informasi, yaitu untuk menetukan tata urutan pemikiran yang logis. Dalam memaksimalkan pengajaran past tense dapat dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya:
- Siswa diberi gambar yang berisi percakapan beberapa orang dalam sebuah situasi. Beberapa percakapan mengandung past tense. Kemudian diperdengarkan kaset yang berisi percakapan tersebut agar murid mengetahui cara mengucapkan kaimat-kalimatnya dengan benar
- Siswa dijelaskan mengenai kapankah past tense digunakan. Past tense dibagi menjadi empat:
? Past simple tense: untuk menyatakan kegiatan di masa lampau
Contoh: she did her job yesterday (dia mengerjakan pekerjaannya kemaren.
? Past continuous tense: untuk menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan di masa lampau
Contoh: they were playing tennis at 10.30 yesterday morning. (mereka bermain tennis pada pukul 10.30 kemaren pagi)
? Past perfect tense: untuk menyatakan kegiatan yang telah selesai dikerjakan pada masa lampau
Contoh: when I arrived at the party, tom has already gone home. (ketika aku tiba di pesta, tom sudah pulang)
? Past perfect continuous tense: untuk menyatakan berapa lama sesuatu terjadi pada masa lampau
Contoh: I had been working hard all day (aku telah bekerja keras sepanjang hari ini)
- Siswa diberi penjelasan mengenai rumus past tense baik dalam bentuk kalimat positif, negatif maupun interogatif
? Past simple tense
(+) S + V2
( - ) S + did + not + V1
( ? ) did + S + V1 ?
? Past continuous tense
(+) S + was/were + Ving
( - ) S + was/were + not + Ving
( ? ) was/were + S + Ving ?
? Past perfect tense
(+) S + had + V3
( - ) S + had + not + V3
( ? ) had + S + V3 ?
? Past perfect continuous tense
(+) S + had been + Ving
( - ) S + had been + not + Ving
( ? ) had been + S + Ving
- Siswa diberi latihan soal dalam bentuk sederhana dimana siswa diminta mengubah kata dalam kurung menjadi bentuk past tense sesuai rumus yang telah dijelaskan
- Siswa diberi latihan selanjutnya berupa sebuah gambar berisi beberapa orang dalam suatu aktifitas. Siswa diminta menyusun beberapa kalimat berdasar gambar dalam bentuk past tense

b. Klasifikasi Belajar
Penentuan kondisi belajar dilakukan dengan mempertimbangkan faktor internal seperti motivasi, pengalaman belajar dan lain-lain, serta faktor eksternal berupa stimulus dari guru, media dan materi. Kondisi belajar ini dapat dilihat dalam perspeksi kegiatan belajar seperti meminta perhatian, mengingatkan kembali, memberi informasi tentang tujuan, memberi contoh, memberi petujuk belajar, merangsang kegiatan, memberi umpan balik, menilai keberhasilan dan memberi gairah usaha penyerapan dan alih ilmu

c. Tugas Belajar
Hal ini berkaitan dengan metode, media dan evaluasi.
- Metode yang dipergunakan dalam mengajarkan past tense adalah metode ceramah yang terdiri dari beberapa langkah, yakni:
1. Persiapan (apersepsi). Langkah ini meliputi penyiapan materi baik berupa gambar maupun soal, disamping penyiapan kaset dan tape recorder
2. Penyajian (presentasi). Langkah ini berupa memperdengarkan kaset dan menerangkan penggunaan past tense beserta rumusnya
3. Asosiasi (komparasi). Langkah ini dilakukan saat membandingkan rumus past tense dalam bentuk kalimat posistif, negatif maupun interogatif. Siswa harus dapat membedakan penggunaan rumus-rumus tersebut
4. Generalisasi (kesimpulan). Bahwa past tense digunakan untuk tindakan yang sedang dilakukan dan tindakan sementara yang dilakukan dalam periode waktu tertentu.
5. Aplikasi (evaluasi). Berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai.

- Media
Ada dua macam media yang dipergunakan dalam mempresentasikan materi ini. Kedua media ini adalah:
1. Media audio berupa kaset dan tape recorder
2. Media visual dua dimensi berupa gambar

- Evaluasi
Evaluasi yang dipergunakan adalah tes tertulis yang terbagi menjadi dua yaitu tes objektif berupa pilihan ganda dan tes subjektif berupa pembuatan percakapan atau penyusunan kaliamat berdasar gambar.

V. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama mengajarkan bahasa inggris kepada siswa adalah agar siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan benar. Dengan kemampuan tersebut diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kita hidup di dunia ini tidak sendirian maka mau tidak mau kita harus mengadakan interaksi dengan manusia lain. Salah satu cara berinteraksi tersebut adalah dengan berkomunikasi lewat bahasa.
Seperti kita tahu bahwa bahasa inggris merupakan bahasa pergaulan internasional. Setelah siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan benar, maka diharapkan siswa tidak hanya mampu berkomunikasi dengan teman dari Negara sendiri tetapi juga teman-teman dari Negara-negara lain. Dalam berkomunikasi tersebut diharapkan siswa dapat mengenalkan Negara kita kepada dunia luar. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mendidik anak agar menjadi manusia susila, manusia yang cakap, dan warga Negara yang demokratis serat bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Agama pun menyarankan kita membina hubungan baik antar individu. Kita tidak boleh mementingkan hubungan yang bersifat vertical. Hubungan yang bersifat horizontal pun, yaitu hubungan dengan sesame manusia, juga tidak kalah penting. Menyangkut hal itu, kita sebagai pendidik hendaknya menyisipkan nilai-nilai moral ke dalam pengajaran kita kepada para siswa. Hal ini diharapkan agar siswa menjadi manusia berbudi pekerti luhur.

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN


TUGAS MATA KULIAH
PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN



OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505


PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006

1. perencanaan strategis termasuk semua kegiatan yang menuju pada perkembangan dari misi organisasi yang jelas, tujuan organisasi, dan strategi yang cocok untuk mencapai tujuan-tujuan bagi seluruh organisasi. Ungkapan tersebut di atas menunjukkan bahwa perencanaan merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mencapai keberhasilan. Tanpa perencanaan, kegiatan yang ingin diselesaikan akan dilaksanakan tanpa arah atau patokan yang jelas. Maka untuk mengoordinasi langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang diinginkan, kita harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terarah. Dengan perencanaan yang jelas dan terarah tersebut diharapkan kita akan mempunyai patokan dalam mengambil tindakan-tindakan dalam pekerjaan kita.
2. sistem adalah satu kesatuan dari beberapa komponen secara interdependensi yang berproses setelah ada input untuk memberikan output, dengan pengaruh lingkungannya.
Ciri-ciri sistem:
- tujuan
- fungsi
- komponen
- interaksi
- penggabungan (keterpaduan)
- transformasi
sistem pengajaran adalah suatu proses pemindahan ilmu (transfer of knowledge) dari (biasanya) orang yang lebih dewasa (orang tua, guru) ke orang yang lebih muda (anak,siswa), dengan metode dan sarana tertentu serta di tempat tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh dari sistem ini adalah:
a. pengajaran dengan individual, dengan les privat yang diadakan di tiap rumah siswa
b. pengajaran kelompok, pengajaran ini lebih dititikberatkan pada kerja sebuah belajar kelompok untuk mencapai tujuan bersama
c. pengajaran mandiri, sistem ini dilakukan oleh siswa yang sudah merasa dapat belajar sendiri tanpa melakukan les privat atau belajar kelompok
d. pengajaran modul, buku adalah sarana utama yang dibutuhkan oleh tiap siswa untuk belajar. Pengajaran lewat modul dapat dilakukan di sekolah atau di rumah

sistem pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU sisdiknas no 20 th 2003 pasal 1).
Secara teoritis, sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan ke dalam tiga tinjauan yaitu:
a. pendidikan sebagai fenomena manusiawi
pendidikan sebagai fenomena manusiawi dapat dianalisis berdasarkan proses atau situasi pendidikannya, yaitu ketika terjadi interaksi antar komponen (tujuan, peserta didik, pendidik, alat, dan lingkungan) pendidikan dalam mencapai tujuan
b. pendidikan sebagai upaya sadar
sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, menurut Noeng Muhadjir pendidikan berfungsi:
- menumbuhkan kreativitas peserta didik
- menjaga kelestarian nilai-nilai insani dan ilahi
- menyiapkan tenaga-tenaga kerja produktif
c. pendidikan sebagai gejala manusiawi dan upaya sadar untuk mengantisipasi perkembangan sosial budaya masa depan
hal ini sejalan dengan pemikiran Mochtar Buchori bahwa ilmu pendidikan memiliki tiga dimensi, yaitu:
- dimensi lingkungan, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan pendidikan luar sekolah
- dimensi jenis persoalan, yang meliputi persoalan teoritis, struktur, dan praktis
- dimensi ruang dan waktu, yakni menganalisis masalah pendidikan yang dihadapi masyarakat di masa sekarang, di masa lampau, dan yang akan datang

3. beberapa pendekatan dalam sistem pengajaran
a. rational approach : rasio
b. emotional approach : emosi
dalam pendekatan ini pendidik dituntut untuk dapat memberikan metode belajar supaya dapat menunjang perkembangan emosi para siswa, antara lain:
- belajar dengan coba-coba
- belajar dengan cara meniru
- belajar dengan cara mempersamakan diri
- belajar melalui pengondisian
- pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi
c. Structural approach: struktur
d. functional approach: fungsi atau peranan atau manfaat
e. habitual approach: kebiasaan atau adat budaya
f. ethic approach: etika, moral, nilai, akhlak
g. communicative approach: komunikasi

4. model of teaching
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Suatu kegiatan yang direncanakan atau kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metode belajar - mengajar, media dan evaluasi pengajaran. Dalam pengajaran sebagai sistem, tujuan memegang peranan utama. Tujuan pengajaran menjadi acuan bagi keempat komponen pengajaran lainnya.
Pengajaran sebagai suatu sistem ada yang hanya menekankan aspek sistemnya atau perangkat lunak, yaitu pengajaran sistem model satuan pelajaran, dan ada pula yang menekankan aspek alatnya atau perangkat keras, yaitu model pengajaran modul, pengajaran dengan kaset audio, kaset video, pengajaran dengan komputer, pengajaran berprogram dan lain-lain.
Model-model pengajaran sebagai suatu sistem yang lain, yaitu pengajaran yang disebutkan seperti di atas, disusun oleh tim atau lembaga khusus yang terdiri dari beberapa ahli. Peran guru adalah sebagai pelaksana atau fasilitator belajar, karena semua komponen pengajaran telah disusun secara terpadu. Model pengajaran ini menuntut biaya yang tinggi,tetapi memungkinkan pengajaran dilaksanakan secara individual, sehingga beberapa prinsip pengajaran yang baik hampir seluruhnya dapat dilaksanakan.
Beberapa prinsip pengajaran yang baik, yaitu penyesuaian pesan, sadar dengan perbedaan individual siswa, maju berkelanjutan, kenaikan kelas secara otomatis, belajar tuntas, program penjajakan dan program perbaikan.

5. guru yang ideal adalah guru yang dapat menempatkan dirinya sebagai seorang yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Hal ini, berarti guru haruslah orang yang memiliki kepribadian, ia tidak hanya menguasai sejumlah pengetahuan tetapi juga berbagai sumber nilai-nilai kehidupan, yang bermanfaat bagi siswa. Guru juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat, ia mampu mengikuti perkembangan masyarakatnya. Tidak ‘kuper’ atau kurang pergaulan, tidak ‘telmi’ atau telat mikir.
Guru juga harus memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi guru berarti sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang harus dimiliki oleh seorang guru. Atau lebih jelasnya, bahwa guru hendaknya memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap ampu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi guru sangat banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi:
a. kompetensi kepribadian (atau personal)
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mencerminkan tindak-tanduk guru pada umumnya. Seorang pendidik harus dapat menjadikan dirinya sebagai sosok teladan pare peserta didiknya
b. kompetensi profesional
seorang guru harus mempunyai sikap profesional terhadap bidang pekerjaan yang dimilikinya yaitu mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga diharapkan mampu membimbing dan memotivasi peserta didiknya.
c. kompetensi sosial
seorang guru harus mampu menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang mengharapkan dirinya untuk selalu mempunyai kemampuan “mengajar”. Seorang pendidik diharapkan mampu membantu anak didiknya dalam mencari nilai-nilai hidup dan mengembangkan kepribadiannya serta pengetahuannya di tengah masyarakat.
d. kompetensi pedagogi
seorang guru harus memiliki intelektual yang baik yaitu: mempunyai pengetahuan yang bulat tentang apa yang akan diajarkan, mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai, menguasai metode mengajar, memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan dan aspirasi.

Sedangkan menurut Nashi Ulwan (1981) seorang pendidik harus memiliki lima kriteria, yaitu:
a. bertakwa kepada Allah (QS.3:102, QS.33:70,QS.66:22)
b. ikhlas (QS.19:110, QS.2:272, QS.4:114)
c. berilmu (QS.34:9, QS.58:11, QS.20:14)
d. santun, lemah lembut (QS.3:134, QS.7:199)
e. punya rasa tanggung jawab (QS.20:132, QS.15:92-93)

Berbeda dengan pendapat di atas, Abu Bakar Ahad AS Sayyid berpendapat bahwa seorang pendidik haru mempunyai beberapa kepribadian, yaitu:
a. mengenakan busana muslim bagi pendidik muslimah (QS.33:59, QS.24:33)
b. hendaklah memelihara jenggot bagi pendidik laki-laki muslim ‘peliharalah jenggotmu dan rapikanlah kumismu’ (HR Bukhari dan Muslim)
c. menampilkan wajah berseri ketika masuk kelas ‘berwajah ceria ketika bertemu dengan kawan’ (H Muslim )
d. memulai pembicaraan dengan Basmalah dan Salawat Nabi ‘setiap perkara yang penting tidak dimulai dengan Basmalah atau Hamdalah, maka terputuslah barokah dari Allah’ (Abu Daud dan Ibnu Majah)

Lebih lanjut menurut Zahara Idris, bahwa para pendidik adalah mereka yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan yang bulat, up to date, tentang apa yang akan diajarkan
b. mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pengajaran yang hendak dicapai
c. memiliki dasar pengetahuan untuk membimbing siswa menyangkut bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi
d. menguasai metode mengajar

sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasyi, seorang guru harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. zuhud, tidak mementingkan materi (tidak materialistik), dan mengajar karena mencari keridaan Allah
b. bersih; yaitu berusaha membersihkan diri dari berbuat dosa dan kesalahan secara fisik, serta membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dengan cara membersihkannya syirik, sifat ria, dengki, maupun permusuhan
c. ikhlas, antara lain dengan cara menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan, serta tidak malu mengatakan secara jujur, bahwa saya tidak tahu terhadap masalah yang belum ia ketahui
d. suka pemaaf, yaitu memiliki sifat pemaaf yang tinggi
e. berperan sebagai bapak bagi siswa
f. menguasai materi pelajaran

pendapat yang lain lagi datang dari Abd al-Rahman al-Nahlawi. Tokoh ini mengemukakan bahwa syarat seorang pendidik meliputi sifat dan perilaku seperti:
a. harus memiliki sifat robbani
b. menyempurnakan sifat robbani dengan keikhlasan
c. memiliki rasa sabar
d. memiliki kejujuran dengan menerangkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadi
e. meningkatkan wawasan pengetahuan dan kajian
f. menguasai variasi serta metode mengajar
g. mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengontrol diri dan siswanya
h. memahami dan menguasai psikologis anak dan memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan intelektual dan kesiapan psikologisnya
i. mampu menguasai fenomena kehidupan, sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak yang akan ditimbulkan bagi peserta didik
j. dituntut memiliki sifat adil (objektif) terhadap peserta didik