Thursday, September 20, 2007

an orchid


an orchid in my square yard
so wet are so dirty
the rain is so hard
i give her my pity

her leaf is not green anymore

ketika piano berbunyi


do
baru mulai
belum lama
masih dingin
belum panas

re
sudah agak tinggi
suasana berbeda
tidak seperti tadi

mi
mungkin semua sudah tidak sabar
semua sudah berdesakan
mereka saling dorong

fa
bayangkanlah
mereka sudah gila
mereka saling injak
mereka tak punya rasa lagi
rasa kasih
rasa cinta

sol
mengerti
kini aku paham
mereka palsu
mereka tidak asli
mereka memakai topeng

la
kini topeng itu jatuh
wajah mereka terlihat

si
aku ngeri
aku ingin pergi
jauh
tidak ingin melihat lagi

aku tak tahan


aku tak tahan
aku buntuti dia
perlahan
aku berjalan
aku berlari
kencang
kutangkap dia
kurangkul dia
tak kulepas dia
aku sujud
aku minta maaf
aku ingin lagi
menjadi anaknya
dia adalah ibuku
satu satunya ibuku
yang melahirkanku
yang mebesarkanku
yang menyayangiku
aku tidak ingin
dia tidak menjadi ibuku

ser


ser
dia lewat
memakai baju merah
tas kuning
kerudung jambon
sandal oranye
dia terus berlalu

ser
dia lewat lagi
memakai baju hijau
rok biru
kerudung coklat
sandal putih
dia tidak melihatku
dia tidak berhenti
dia hilang dari depanku

ser
dia lewat lagi
memakai baju hitam
rok abu-abu
kerudung jingga
sandal pelangi
dia tidak peduli padaku
dia berjalan kesitu
tanpa henti

aku berdosa


jika aku pergi kesana
ke israel
ke palestina
untuk memrangi kafir-kafir itu
untk membunuh pembunuh
pembunuh saudara saudariku
menghancurkan semua
pusat musuh dunia
aku akan berdosa
jika aku benar benar
berangkat ke sana
kenapa aku berdosa
karena mama menderita
tanpa aku ada
kakiku berjalan untuknya
tanganku menulis untuknya
kupingku mendengar untuknya
mataku melihat untuknya
hidungku bernafas untuknya
mulutku berucap untuknya
lidahku merasa untuknya
otakku berpikir untuknya
aku tidak berdosa
aku tidak pergi ke sana

aku jatuh cinta


aku jatuh cinta kepada setan
mataku terarah
pikirku terpusat
mimpiku tersusun
hidupku terperangkap
wahai laut
tempatku beradu
wahai ombak
dendangkan lagu untukku
wahai karang
sadarkan aku
biarkan aku kembali
kepadamu
aku tidak ingin setan itu
aku ingin kamu
aku rindu
anginmu
aku rindu panasmu
aku rindu malammu
aku rindu pasangmu
aku rindu surutmu

noda di antara debu


tidak mungkin
itu bohong
itu dusta
kalau memang ada
mana mungkin
kita bisa melihatnya

dia adalah kita
kita adalah dia
kita tidak beda
dia adalah sama

cari dia
seribu tahun lamanya
kau tak kan bisa
meraihnya
mendapatkannya
menemukannya

di istana itu


di istana itu
aku jadi pangeran
satu satunya pangeran
aku sangat beruntung
karena ada seorang permaisuri
permaisuri raja
permaisuri yang super
super cantik
super baik
super segala galanya
tidak ada permaisuri yang lebih darinya
kini aku jauh dari istana itu
tapi aku tidak benar benar jauh
istana itu ada di sini
dalam hati ini
dalam tubuh ini
dalam jiwa ini
kini aku ingin istana itu lagi
kurasa
aku harus pulang
pulang ke istana itu
yang ada permaisuri itu
ya benar
sudah waktunya aku pulang
sambutlah aku
wahai istana

aku ingin


aku ingin dia baik-baik saja
karena aku ingin cintamu
aku ingin dia hancur lebur
karena dia menyakiti ibuku
aku bingung
hatiku ada dua
aku tahu yang satu salah
tapi aku tidak mau itu salah
aku memebnarkan itu
aku membenarkan salah
sekarang aku benar benar salah
tapi aku tetap ingin cintamu
jangan hukum aku
hukum dia
dia yang telah menyakiti kami
bunuh dia
hancurkan dia
siksa dia

atas nama cinta


atas nama cinta
untuk para pecinta
sialan cinta
gara gara kamu
pecintaku hilang
pecintaku pergi
pecintaku menyakitiku
pecintaku menyiksaku

kamu tau cinta
kamu itu mematikan
kamu menghentikan nafasku
kamu menyetop jantungku
kamu menghalangi aliran darahku

sekali lagi aku tanya
apa kamu tau
dengan namamu
nama cinta
para pecinta telah
merubah dunia
membuatnya baik
dan membuatnya
sangat sangat buruk
kumohon cinta
jangan mau diperalat
simpan namamu
dengan baik

ibu


di luar pintu
kulihat dirimu
jangan menangis ibu
aku akan tetap bersamamu
kupakai kini togaku
hanya untuk dirimu
seorang hanya ibu
hentikan air matamu
aku tak ingin lihat itu
kemana senyummu
ini hasilku
kepersembahkan untukmu
sekarang tiba waktuku
memangkumu
dengan kekuatanku
harap ibu henti tergugu
tak cukupkah tanganku
ke bertanya padamu
apa kau ingin yang baru
akan kucari ke segala penjuru
tunggulah aku tak akan lama
aku berjanji bila aku kembali
kusajikan seluruh dunia
tunggu ibu
sekarang waktuku
memangku ibu

kemana melatiku


kemana melatiku
kumau putihmu
kuingin sucimu
kurindu harummu
datanglah
kunanti selalu
hadirmu

kenapa
mawar itu
ada disitu
benci kamu
durimu
melukaiku
pergi
jangan kembali

sepiku hilang lari ke hutan


sepiku hilang lari ke hutan
sunyiku terbang ke atas awan
gersangku berubah jadi taman
keringku tersiram air hujan

aku terpaku dalam rengkuhan malam
aku terpesona oleh bulan yang diam
kubiarkan mataku terpejam
bisikan datang dalam diam

berjalanlah denganku sayang
tunjukkan kemana langkahku
aku tersesat tanpamu
tetaplah dan tetaplah di sisiku

di matamu kulihat cahaya
bersinar penuh cinta
hanya untukku aku percaya
jangan biarkan padam dan sirna

pesonamu menyita perhatianku
kuikuti kemanapun angkau menuju
ke laut ke ujung ke segala penjuru
aku hanya ingin menyintaimu

cintaku tulus dan murni
datang dari dalam hati
ini asli bukan imitasi
terimalah cintaku yang suci

malam telah datang


malam telah datang
kupu-kupu keluar sarang
mereka bebas terbang
mencari lebah dan kumbang

sinar bulan remang
udara gerah merangsang
masuk dalam darah dan tulang
membuat badan melayang

kupu-kupu terbang di awang awang
membuka mata lebar nyalang
jangan berkata jangan bilang
kalau dia binatang jalang

tapi mereka terus menyerang
hati kupu-kupu jadi meradang
mulut mereka tajam bagai parang
jiwa kupu-kupu lembut bagai kembang

dari hati


kau taruh aku dalam sampan
kau dorong sampan ke tengah lautan
dayung kau ambil kau sembunyikan
kau tinggalkan aku sendirian

terombang ambing di malam buta
tanpa arah tanpa cahaya
telah kau ambil semua
kau beri aku hampa

seburuk itukah aku
sampai kau tega begitu
pantaskah aku terima semua itu
kumohon ingatlah waktu dulu

ketika cinta hadir
di antara waktu yang bergulir
dari hulu sampai hilir
dari hati terus mengalir

sampai hari ini


sampai hari ini
aku berjanji padamu
jika aku jatuh
dan kudengar panggilmu
ku akan bangkit
dan berada di sampingmu
akan ku buka tanganku
untuk tempatmu
dimana kau tumpahkan
semua keluh kesahmu
dan segala kesedihanmu
akan kuusap air matamu
akan kuceritakan
sebuah dongeng lucu
yang membuatmu tertawa
tidak berair mata lagi
akan kuundang
para kebahagiaan
untuk menetap
di dalam hatimu
selamanya
agar kau selalu ceria

sampai hari ini


sampai hari ini
aku berjanji padamu
jika aku jatuh
dan kudengar panggilmu
ku akan bangkit

menunggu seseorang


menunggu seseorang di balik bayangan
orang yang diinginkan dan dibutuhkan
meminta kepada yang di atas
agar memberi yang tepat
untuk melengkapi setengah badan yang hilang
yang tak utuh lagi terkena badai
diterjang angin ribut patah remuk redam
hancur luluh lantak tak berbentuk
rupa hilang sirna lenyap terbang
tak ada lagi yang memandang diri ini
semua berpaling pada yang lain
yang lebih indah cantik mempesona
waktu ini diri menjadi wabah berbau
yang terbuang dan harus dibakar
agar tak merusak suasana yang nyaman
walau bernyawa dianggap mati
semua tak peduli rasa ini
hati sakit tak terobati
semua meludah di atas luka
semua menginjak badan tak berkepala
air mata tak keluar lagi
tak mungkin lebih buruk lagi
terus menunggu sampai datangnya dia
harus bertahan tak boleh menyerah
tegar bagai karang yang tak pernah luka
membatulah seluruh diri
merasa tak ada tajam yang menusuk lagi

semua keliru


yang terdamba di depan muka
lebih dari duga
agung tak terkira
pengharap mengubah doa
hilang akal entah kemana
tak mau yang lalu
tak minta yang ini
pegangan hilang terbang
simalakama di pintu mulut
pengharap ucapkan mantra
usir simalakama
tabiat pengharap
selalu minta yang tak ada
terdekap tak terlihat
mata salah tatap
tangan salah raba
telinga salah dengar
mulut salah ucap
lidah salah rasa
hidung salah cium
kaki salah langkah
hati salah selalu
semua keliru
kejar damba selamanya
tak berhenti sampai kapanpun
kalah oleh sang nyawa
yang tidur sebelum waktunya

semua keliru


yang terdamba di depan muka
lebih dari duga
agung tak terkira
pengharap mengubah doa
hilang akal entah kemana
tak mau yang lalu
tak minta yang ini
pegangan hilang terbang

semua keliru


yang terdamba di depan muka
lebih dari duga
agung tak terkira
pengharap mengubah doa
hilang akal entah kemana

telah jauh


telah jauh
terbangnya debu menuju abu
telah patah
coklatnya tanah menuju pecah
pintakan setetes kesejukan
yang beradab hilang
disembunyikan sang api
terus tumpahkan gerah
penuh lelh tak sudah
jatuh yang tak sampai
menguap bersama hembusan
tak sudi menginap
walau setengah waktu
pengharap terus menatap
komat kamit dan terbuka
berdarah menuju nanah
belum berhenti
yang terdamba belum disini
belum waktunya bangun
simpulkan kaki erat
lusa pasti datang

luka meganga darah


tercinta memenuhi mata
menutup semua latar yang ada
mengarak khayal sejuta
tak melawan semestinya
diam sudi menerima
tangan terbuka sambut ajakannya
mega pelangi titiannya
terus turut tanpa kata
rayuan resapi hati
menutup telinga tuli
tak perlu berpikir lagi
karena otak sudah mati
sanjungannya membunuh dengki
jadikan cinta tumbuh tinggi
dalam darah denyutnya nadi
lalu kemanakah nyali
dulu dendam berapi-api
yang ingin dia rebah
jatuh di kalang tanah
luka menganga darah

semuanya sudah terlalu


lebam timbunan nanah
sengatlah dia wahai sang lebah
sapukan laksana sampah
jijik kita meludah
hati penuh bara memerah
panas jauh sudah
tersiram secawan getah
lihat atas wajah
letih lelah lemah
tangkap sayap sang kupu
yang mendendangkan lantunan lagu
maknakan sendiri hanya aku
berasa semua tinggal lalu
ramai dulu tinggal sendu
suasanakan biru syahdu
imaji angankan pilu
tertanam kini layu
semua hilang buru
samping seruduk siku
jalan penuh liku
baku hantampun berlaku
jalankan aturan tak berbuku
lalu diam menunggu
mulutpun jadi bisu
semuanya sudah terlalu