Saturday, November 8, 2025

Materi “Perspektif Global” di sekolah dasar (SD)

 






Materi “Perspektif Global” dapat diajarkan di sekolah dasar (SD) tidak sebagai mata pelajaran tersendiri, melainkan terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran sesuai Kurikulum Merdeka. Tujuannya agar siswa memahami isu-isu dunia (seperti lingkungan, perdamaian, kemanusiaan, teknologi, dan keragaman budaya) secara kontekstual dan sesuai usia.

Berikut penjelasan rinci 👇


🌍 1. Pendidikan Pancasila (PPKn)

Fokus: nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, keadilan, dan perdamaian dunia.
Contoh materi:

  • Menghargai perbedaan suku, agama, dan budaya di Indonesia dan dunia.
  • Menyebutkan contoh kerja sama antarnegara di ASEAN.
  • Diskusi sederhana tentang pentingnya menjaga perdamaian dunia.

Contoh kegiatan:

  • Membuat poster “Kita semua bersaudara di dunia”.
  • Bermain peran menjadi duta perdamaian antarnegara.


📚 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Fokus: pemahaman tentang masyarakat global, geografi dunia, dan hubungan antarnegara.
Contoh materi:

  • Letak dan ciri benua-benua di dunia.
  • Hubungan perdagangan internasional (contoh: impor mainan, ekspor kopi).
  • Globalisasi dan pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anak (misal: makanan cepat saji, budaya populer).

Contoh kegiatan:

  • Menggambar peta dunia dan menandai negara sahabat Indonesia.
  • Membandingkan kehidupan anak di Indonesia dan Jepang.


🌱 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Fokus: isu global terkait lingkungan, energi, dan keberlanjutan.
Contoh materi:

  • Pemanasan global dan dampaknya terhadap bumi.
  • Energi terbarukan (matahari, angin, air).
  • Daur ulang sampah dan pelestarian alam.

Contoh kegiatan:

  • Menanam pohon sebagai bagian dari “aksi hijau global”.
  • Menonton video edukasi tentang perubahan iklim di dunia.


✍️ Bahasa Indonesia

Fokus: membaca dan menulis teks bertema global, memperluas wawasan dunia melalui literasi.
Contoh materi:

  • Membaca teks informatif tentang anak-anak dari berbagai negara.
  • Menulis surat untuk “teman pena” dari negara lain (proyek imajinatif).

Contoh kegiatan:

  • Membuat buku mini berjudul “Dunia di Mataku”.
  • Diskusi teks tentang keberagaman budaya dunia.


🎨 Seni dan Budaya

Fokus: mengenal seni dan budaya dunia.
Contoh materi:

  • Musik, tarian, dan pakaian tradisional dari berbagai negara.
  • Simbol dan warna khas dari benua-benua.

Contoh kegiatan:

  • Festival mini “Budaya Dunia” di kelas.
  • Melukis bendera atau kostum tradisional dari berbagai negara.


💻 Informatika (Teknologi)

Fokus: teknologi sebagai jembatan dunia global.
Contoh materi:

  • Komunikasi digital lintas negara (email, video call).
  • Etika bermedia sosial di era global.

Contoh kegiatan:

  • Simulasi video call “teman global”.
  • Membuat presentasi tentang “Teknologi yang menghubungkan dunia”.


🌏 Proyek Profil Pelajar Pancasila

Materi perspektif global paling ideal diterapkan melalui proyek lintas mata pelajaran.
Contoh tema proyek:

  • “Gaya Hidup Berkelanjutan” 🌿
  • “Suara untuk Dunia yang Damai” 🕊️
  • “Bangga dengan Budayaku, Menghargai Budayamu” 🌺

Contoh kegiatan:

  • Kolaborasi siswa membuat video kampanye lingkungan berbahasa Inggris sederhana.
  • Pameran budaya dunia di sekolah.


Kesimpulan:

Mata Pelajaran

Fokus Perspektif Global

Contoh Tema

PPKn

Nilai kemanusiaan & perdamaian

Toleransi antarbangsa

IPS

Hubungan sosial & ekonomi dunia

Globalisasi dan perdagangan

IPA

Isu lingkungan global

Pemanasan global

Bahasa Indonesia

Literasi lintas budaya

Cerita anak dunia

Seni Budaya

Keberagaman budaya dunia

Festival budaya dunia

Informatika

Teknologi global

Internet menghubungkan dunia

Proyek P5

Integrasi semua aspek

Hidup berkelanjutan & damai

8 nov 25 sabtu

 



tokoteh

perpus

pulmakan

perpus

allahuakbar

“Cerita berbingkai”

 






“Cerita berbingkai” adalah jenis cerita di mana terdapat cerita utama (frame story) yang membingkai atau menjadi “wadah” bagi cerita-cerita lain di dalamnya. Dengan kata lain, ada cerita di luar (frame) yang menceritakan atau memperkenalkan cerita-cerita yang ada di dalamnya. Teknik ini sering digunakan untuk memberikan konteks, perspektif, atau alasan mengapa cerita-cerita lain diceritakan.

Beberapa ciri cerita berbingkai:

  1. Cerita pembuka (frame story): Ada cerita utama yang menjadi konteks atau latar untuk cerita lain.
  2. Cerita di dalam cerita (embedded story): Cerita tambahan atau cerita utama lain yang diceritakan oleh tokoh dalam cerita pembuka.
  3. Hubungan antara frame dan cerita di dalamnya: Cerita di dalam cerita biasanya memiliki kaitan tematis atau moral dengan cerita pembuka.
  4. Kesan naratif berlapis: Membuat cerita lebih kompleks dan menarik karena pembaca/penonton mengalami cerita dari perspektif ganda.

Contoh terkenal:

  • Seribu Satu Malam – Scheherazade menceritakan berbagai kisah untuk menunda hukuman mati, sehingga cerita utama menjadi bingkai bagi semua cerita rakyat di dalamnya.
  • Decameron karya Giovanni Boccaccio – Sekelompok orang muda yang berlindung dari wabah menceritakan cerita-cerita mereka selama sepuluh hari.
  • The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer – Para peziarah bercerita satu sama lain dalam perjalanan ke Canterbury.




tabel sederhana tentang cerita berbingkai yang memudahkan pemahaman struktur dan contohnya:

Aspek

Penjelasan

Contoh

Cerita Pembuka (Frame Story)

Cerita utama yang menjadi “bingkai” atau konteks bagi cerita-cerita lainnya.

Scheherazade bertahan hidup dengan menceritakan kisah kepada Raja Shahryar (Seribu Satu Malam)

Cerita Di Dalam Cerita (Embedded Story)

Cerita-cerita yang diceritakan oleh tokoh dalam frame story.

Kisah Ali Baba, Sinbad, dan lain-lain dalam Seribu Satu Malam

Tujuan Frame Story

Memberikan konteks, alasan, atau hubungan tematik antar cerita.

Memberikan pembaca alasan mengapa cerita-cerita di dalamnya muncul

Ciri Naratif

Narasi berlapis, hubungan antar cerita dapat tematis atau moral, tokoh dalam frame story biasanya aktif menceritakan.

Dalam The Canterbury Tales, para peziarah bercerita untuk menghibur dan berbagi pengalaman

Manfaat Teknik

Menambah kompleksitas cerita, menarik perhatian pembaca, dan memberikan perspektif berbeda.

Decameron – cerita di dalam cerita memberikan wawasan sosial dan moral dari berbagai karakter

Intertekstualitas

 






Intertekstualitas

Definisi:
Intertekstualitas adalah teori sastra yang menyatakan bahwa sebuah teks (cerita, puisi, novel, dll.) tidak berdiri sendiri, melainkan selalu merujuk, menanggapi, atau meminjam unsur dari teks lain. Dengan kata lain, setiap cerita bisa “berbicara” dengan cerita sebelumnya atau teks lain yang ada.

Tokoh penting:

  • Julia Kristeva (1966): Mengembangkan konsep intertekstualitas dari gagasan Mikhail Bakhtin tentang dialog antar teks dan polifoni.
  • Roland Barthes: Menekankan bahwa makna sebuah teks muncul dari hubungan dengan teks lain, bukan dari teks itu sendiri.

Bentuk intertekstualitas:

  1. Referensi langsung: Mengutip atau menyebut cerita, tokoh, atau peristiwa dari karya lain.
    • Contoh: Novel modern yang menyebut Hamlet atau Cinderella secara eksplisit.
  2. Allusi (alusif): Mengacu secara halus atau simbolik pada karya lain, kadang tanpa menyebut nama aslinya.
    • Contoh: Cerita fantasi yang meniru tema perjalanan pahlawan ala Odyssey.
  3. Parodi atau pastiche: Mengadaptasi gaya atau tema dari karya lain, kadang untuk kritik atau humor.
    • Contoh: Pride and Prejudice and Zombies yang memodifikasi cerita klasik Jane Austen.
  4. Retelling atau adaptasi: Mengambil cerita lama dan menceritakannya kembali dengan sudut pandang atau konteks baru.
    • Contoh: Film Maleficent yang menceritakan ulang kisah Sleeping Beauty dari perspektif penyihir.

Fungsi intertekstualitas:

  • Memberi kedalaman makna dan resonansi budaya.
  • Membuat pembaca mengaitkan teks baru dengan teks lama, sehingga muncul interpretasi baru.
  • Kadang digunakan untuk kritik sosial atau feminis melalui revisi cerita lama.




contoh intertekstualitas dalam sastra dan media modern:

Karya Asli

Karya Baru / Adaptasi

Bentuk Intertekstualitas

Keterangan

Cinderella (cerita rakyat klasik)

Ever After (film 1998)

Retelling / Adaptasi

Cerita Cinderella dikisahkan kembali dengan latar sejarah dan karakter yang lebih realistis.

Sleeping Beauty

Maleficent (film 2014)

Retelling / Perspektif baru

Fokus pada perspektif penyihir, mengubah pandangan tradisional tentang “penjahat”.

Odyssey (Homer)

O Brother, Where Art Thou? (film 2000)

Allusi / Adaptasi

Cerita modern mengikuti tema perjalanan pahlawan ala Odyssey.

Pride and Prejudice (Jane Austen)

Pride and Prejudice and Zombies (Seth Grahame-Smith, novel 2009)

Parodi / Pastiche

Menggabungkan kisah klasik dengan elemen horor/zombie, bermain dengan konvensi cerita lama.

Hamlet (Shakespeare)

The Lion King (film Disney 1994)

Allusi / Referensi

Alur cerita, konflik keluarga, dan tema pengkhianatan diambil dari Hamlet.

Cerita rakyat Little Red Riding Hood

Hoodwinked! (film animasi 2005)

Parodi / Satire

Mengubah sudut pandang dan humor untuk menafsir ulang cerita klasik.