Thursday, October 23, 2008

gelandangan dan pengemis


gelandangan dan pengemis



bab 1 pendahuluan
A. latar belakang
panti karya mardi utomo merupakan 15 panti karya yang ada di jateng dr 52 panti sosial yg ada. 15 panti tsb diantaranya berada di daerah comal, cilacap, banjarnegara, semarang. di panti ini tdp 65 org yg tdr dr kelayan yg sdh berkeluarga maupun yg masih single(bujang). pemungutan dr para kelayan dilakukan dg razia/garukan dan dilakukan ajakan sec personal oleh peksos pd mrk yg berada di jalanan shg mrk sadar dan datang dg sendirinya ke panti. peksos yg diperkerjakan pd wisma karya mardi utomo sebanyak 10org. peksos ini mrp pekerja sosial fungsional. pend peksos min menguasai ilmu pengetahuan di bid sos, mis sekolah2 kejuruan bid sos, di smg spt smk8 atau smps, atau utk sarjana ilmu sos (d4/sekolah kesejahteraan sosial). selain itu tdp jg keterkaitan antara wismadg instansi lain, spt polres dan koramil, jg ada kerjasama dg ibu2 pkk dan tokoh setempat.
aktivitas yg dilakukan di panti ini al: rehabilitasi dan penyantunan. aktivitas rehabilitasi meliputi perehaban sikap dan mental spt pemberian keterampilan agama. penyantunannya berupa pemenuhan kebutuhan mrk mulai dr kebutuhan sandang, pangan, papan, sampai kebutuhan kesehatan, pernikahan, dan pendidikan.
bagi mereka yg te;ah berkeluarga dan memiliki anak usia sekolah, mrk akn mendptkan fasilitas sampai usia slta. ttp jika memungkinkan akan dilanjutkan pembiayaan sampai sarjana. ini berlaku utk semua usia sekolah.
mereka yg berada disini mrp usia produktif (up) dg rentang usia antara 18-5- th. masing2 up mendpt tunjangan/santunan rp200000. di wisma tsb tdp pbk(praktek belajar kerja) yg mrp kegiatan pelatihan keterampilan. dg uang santunan tsb mrk dpt memiliki keterampilan apa yg mrk minati, diantara keterampilan tsb ada keterampilan emncukur, las, otomotif, pertukangan kayu, paving block, home industri, pertanian dan kerajinan tangan. keterampilan tangan yg akan diikuti oleh para kalayan sesuai dg minat dan santunan yg mrk miliki. bg kelayan yg sdh berkeluarga diberikan santunan/tunjangan sesuai dg up yg ada dlm keluarga tsb.
persinggahan para kelayan disini hanya sbg persinggahan sementara, atau istilah lainnya wisma ini hanya sbg halte. mrk di wisma ini hanya sekitar 6bln-1th. setelah batas waktu yg ditentukan panti akan melakukan 2 jalur pelulusan yaitu:
- kembali ke masy: pd jalur ini pihak panti akan melakukan home visit ke keluarga yg akan dijadikan tempat tinggal mereka. selain itu jg pihak panti melaporkan mrk yg datang ke rt/rw setempat. utk menindak lanjuti ke arah yg lbh baik panti melakukan koordinasi dg panti2 sejawa tengah agar mrk tdk masuk ke panti2 lain dan hidup dr panti ke panti
- transmigrasi: utk jalur transmigrasi ini pihak panti mencari daerah mana yg menyediakan wilayahnya sbg tempat sasaran transmigrasi. krn skrg sdh diberlakukan otonomi daerah maka pihak panti hanya bs menyalurkan kelayan ke daerah yg memerlukan sesuai dg kebutuhan daerah tsb.

B. sejarah panti mardi utomo
- panti karya mardi utomo smg pd awalnya bernama lingkungan pondok sosial (liposos). mulai operasional pd tgl 1 sep 85, di resmikan oleh menteri sos ri. tgl 17 sep 86 berubah nama mjd sasana rehabilitasi pengemis, gelandangan dan orang terlantar (srpgot)
- berdasarkan keputusan menteri sos ri no:14/huk/1994 tgl 23 ap 94 ttg perubahan penamaan unit pelaksana teknis pusat/panti/sasana di lingk dept sos srpgot berubah mjd pusat sosial bina karya (psbk) mardi utomo smg (eselonIII)
- peraturan daerah prop jateng no 7 th 2001 tgl 20 juni 2001 ttg pembentukan susunan organisasi dan tat kerja dinas kesejahteraan sosial prop jateng
- perda prop jateng no 1 th 2002 tgl 2 ap 2002 ttg pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi, dan susunan organisasi unit pelaksana teknis (upt) dinas kesejahteraan sos prop jateng

pelayanan rehabilitasi sosial yg diberikan di panti
I. kelompok dasar
a. bimbingan fisik
1. pengetahuan dan praktek kesehatan masyarakat
2. pengetahuan dan praktek olahraga, barisberbaris, senam pagi
b.bimbingan mental
1. wawasan kebangsaan/ppkn
2. pengetahuan dan praktek beragama
3. budi pekerti dan etika
4. kesehatan mental
c. bimbingan sosial
1. hubungan natar masyarakat
2. pemberdayaan kesejahteraan keluarga
3. hidup bermasyarakat (relasi, komunikasi sosial)
4. hidup bernegara
5. kepemimpinan.

II. kelompok inti
a. pertanian dan perkebunan
b. pertukangan
1. kayu dan batu
2. bengkel sepeda motor
3. menjahit
4. potong rambut
5. las listrik dan karbit
c. masak memasak olahan/ home industri
d. kerajinan tangan/industri rumah tangga

III. kelompok penunjang
a. pengetahuan kewiraswastaan
b. pengetahuan perkoperasian, transmigrasi, dan kb
c. pengetahuan kamtibmas


C. panti margo widodo
panti margo widodo terletak di kec tugu, ngaliyan smg. panti ini memp daya tampung 120 org dan data terakhir penghuni panti 112 org. panti menampung semua gelandangan, pengemis, serta psk, lanisa, dan org2 psikotik yg menggelandang.
panti mendptkan org2 tsb melalui penjaringan atau razia yg dilakukan oleh dinsos sec terstruktur dan tdk terstruktur. terstruktur apabila penjaringan atau razia dilakuakn setelah ada rencana sebelumnya. sedangkan tdk terstruktur adl jika penjaringan atau razia dilakukan sec tiba2 atau jika masy yg meminta sec tiba2.
panti ini menampung org2 tsb hanya sementara dlm jangka waktu 3bln. kmd mrk dirujuk ke tempat yg semestinya. contohnya org2 jompo dirujuk ke panti jompo, dan org2 psikotik yg sdh parah dirujuk ke rsj, utk mendptkan penanganan yg semestinya.
ttp terkadang panti menampung penghuni tsb selama lbh dr 3bln. hal ini dikarenakan mrk tdk memiliki keluarga, tempat tinggal dan keterampilan2 yg lain utk bertahan hidup.
selama di apnti mrk mendptkan bbrp keterampilan. utk gepeng, mrk mendptkan bbrp keterampilan spt membuat paving, tempe, keset, dg harapan setelah keluar dr panti tsb mrk dpt menggunakan keterampilan yg tlh didptkan utk bertahan hidup.
sedangkan utk penanganan org gila, panti bekerjasama dg rs kariadi, rs tugu, dan puskesmas pembantu tugu. mrk diterapi di panti sec bertahap dlm jangka waktu 2 ming sekali oleh dokter dan tenaga ahli lainnya. di panti pasien ini dikelompokkan menurut tingkat keparahan masing2. kmd, pasien yg dirasa sdh bs mengontrol diri ditempatkan di barak, dicampur dg penghuni normal yg lain.

bab 2 tinjauan teori
a, pengertian patologi sosial dan masalah sosial
patologi sos adl semua tingkah laku yg dianggap bertentangan dg norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal.
masalah sos adl segala perilaku yg melanggar adat istiadat masy atau situasi sos yg dianggap sebag besar warga masy sbg hal yg mengganggu, tdk dikehendaki, berbahaya, dan merugikan org byk (kartono 2003).
menurut WI Thomas dan charles h cooley (dlm kartono 2003) menyatakan bahwa banyak ditemukan abnormalitas dlm masy yg terorganisir serta formal spt di kota2 besar. contoh abnormalitas tsb salah satunya adl fenomena gelandangan dan pengemis.
banyak sosiolog mengemukakan definisi tingkah laku normal dan tingkah laku abnormal. tingkah laku normal adl tingkah laku yg ade kuat yg bs diterima oleh masy pd umumnya. ada jg pengertian ttg tingkah laku pribadi yg normal yaitu perilaku yg sesuai dg pola kelompok masy tempat ia berada, sesuai pula dg norma2 sos yg berlaku pd saat dan tempat ttt, shg tercapai relasi personal dan interpersonal yg memuaskan. pribadi yg normal biasanya memp integrasi jasmaniah rohaniah yg ideal.
sedangkan tingkah abnormal adl tingkah laku yg tdk adekuat, tdk bs diterima oleh masy pd umumnya dan tdk sesuai dg norma sosial.
deviasi(penyimpangan) dan differensiasi diartikan sbg tingkah laku yg menyimpang dr tendensi sentral atau ciri2 karakteristik rata2 dr rakyat kebanyakan atau populasi, sedangkan differensiasi diartikan sbg tingkah laku yg berbeda dr tingkah laku umum. dlm kaitannya dg gelandangan dan pengemis, mereka termasuk dlm deviasi situasional.
deviasi situasional disebabkan oleh pengaruh bermacam2 kekuatan situasional atau sosial diluar individu atau oleh pengaruh situasi dlm mana pribadi yg bersangkutan mjg bagan internal drpdnya. situasi td memberikan pengaruh yg memaksa, shg individu tsb terpaksa hrs melanggar peraturan dan norma2 umum atau hukum formal.
indiidu2 atau kelompok2 tt bs mengembangkan tingkah laku menyimpang dr norma2 susila atau hukum sbg produk dr transformasi2 psikologis yg dipaksakan oleh situasi dan kondisi lingk sosialnya.


bab 3 pembahasan
apabila dikaitkan dg pendpt dr thomas dan cooley smg mrp salah satu kota besar di indo yg cukup terorganisir ttp masih banyak dijumpai gelandangan dan pengemis. fenomena gelandangan dan pengemis atau biasa disebut gepeng mrp tingkah laku yg abnormal, yg kmd berkembang mjd masalah sos. mrk dikatakan abnormal krn mrk memp tingkah laku yg tdk adekuat, tdk bs diterima oleh masy pd umumnya dan tdk sesuai dg norma sos. mrk tdk bekerja sbgmn mestinya, mrk tdk memp tempat tinggal, mrk hidup menggelandang tanpa tuj yg jelas, dan bahkan ada yg tdk memenuhi norma sos.
gepeng jg dpt digolongkan dlm deviasi situasional krn mrk melakukan perilaku yg menyimpang disebabkan oleh tuntutan keadaan yg memaksa. sebenarnya mrk jg tdk ingin hidup mrk tdk menentu. keadaanlah yg membuat mrk mengemis atau menggelandang.
masalah2 sos yg tjd tdk bs diselesaikan sendiri oleh individu ttp peranan dr pemerintah sangat dibutuhkan. berbagai macam pusat rehabilitasi didirikan utk menangani masalah2 ini. rehabilitasi artinya usaha utk mengembalikan keadaan yg tdk normal ke keadaan yg normal. panti rehabilitasi mardi utomo dan panti rehabilitasi margo widodo didirikan utk menangani masalah gepeng.
dg berbagai macam program yg dimiliki, panti rehabilitasi berharap agar penghuni panti kelak bs menjalani hidup yg normal di masy tanpa menyebabkan masalah sos yg lebih lanjut. mrk diberi keterampilan yg sesuai dg jenis kelamin, umur, minat, danbakat yg bs mjd bekal dlm pemenuhan kebutuhan hidup dan bermasy.
penanganan yg dilakukan panti2 rehabilitasi jg sudah baik. ttp ada bbrp cara yg kurang memanusiakan mrk dan kurang intensif krn ketdkseimbangan dana dan penghuni panti. keadaan panti jg tdk terlalu mendukung utk memuat berpuluh2 penghuni. hal ini mengindikasikan bahwa ada byk gepeng di kota smg. semakin bertambahnya gepeng bs disebabkan krn minimnya rehabilitasi dan singkatnya waktu pemberian keterampilan. saat mrk diluluskan dr panti itu, mrk kurang memp kesiapan diri utk menghadapi dunia luar kembali.


bab 4 penutup
a. kesimpulan
banyaknya jumlah gelandangan dan pengemis di smg bkn lg mjd masalah abnormalitas tingkah laku individu, ttp sdh berkembang mjd masalah sos dan mrp deviasi situasional. rehabilitasi yg diperlukan bg mrk tdk hanya dr panti2 sos, ttp dibutuhkan jg peran dr masy dan dukungan dr pemerintah.

b. saran
penanganan yg lebih baik dr panti dlm rangka memberikan penanganan yg efektif dpt dilakukan dg:
1. memberikan lebih banyak jenis keterampilan
2. meningkatkan jumlah pengajar dan ahli yang menangani
3. diberikan waktu yg cukup utk penyembuhan gelandangan yg psikotik sampai sembuh'
4. diberikan tempat yg lebih layak
5. diberikan perawatan dan perhatian thd mrk


daftar pustaka

kartono, kartini. 2003. patologi sosial jilid 1. jakarta: pt raja grafindo persada

No comments: