Sunday, May 2, 2010

mengendalikan hawa nafsu


HAWA NAFSU... HAWA NAFSU... NAFSU... NAFSU...

Hawa nafsu terdiri dari dua perkataan: hawa (?????) dan nafsu (?????).

"Dalam bahasa Melayu 'nafsu' bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (=hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan bersetubuh.[1]"

"Ketiga-tiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:

Hawa (?????): sangat cinta; kehendak.

Nafsu (?????): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.

Syahwat (??????): keinginan untuk mendapatkan yang lezat; berahi.[2]"

Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai "syaitan yang bersemayam didalam diri manusia," yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran.

Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.

Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.

Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.

[sunting]Catatan kaki

^ Syafrein Effendi Usman dan Norain Ishak, Nafsu dan Perkahwinan, halaman 1, Penerbitan Kintan Sdn Bhd, Kuala Lumpur, 1992.

--------------------------------------

:0) Imam Ghazali menyebut ada tiga bentuk perlawanan manusia terhadap hawa nafsu.

Yang pertama, nafsu muthmainnah (nafsu yang tenang), yakni ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk.

Yang kedua, nafsu lawwamah (nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri), yakni ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya.

Yang ketiga adalah nafsu la’ammaratu bissu’ (nafsu yang mengajak kepada keburukan), yakni ketika iman kalah dibandingkan dengan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut lebih banyak berbuat yang buruk daripada yang baik.

Untuk mengendalikan hawa nafsu, sebaiknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Banyak melakukan ibadah, terutama ibadah-ibadah sunnah (sholat dhuha, tahajud, baca Al Qur’an, dll). Sebab makanan hati yang bersih adalah ibadah.

2.Minta kepada Allah dengan sungguh-sungguh (berdoa) agar keinginan Anda semakin kuat untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.
----------------------------------------

:0) Mengendali Hawa Nafsu

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Tentang Mengendalikan Hawa Nafsu menguraikan tentang pengendalian hawa nafsu ini.

Nafsu dibagi menjadi empat bahagian, yaitu:
1.keserakahan nafsu terhadap harta benda.
2.nafsu amarah akan membakar dan membutakan hati,
3. kesenangan duniawi mendorong nafsu
4. nafsu syahwat.

1. Imam Al-Ghazali mengajak orang yang sudah kaya mensyukuri kekayaannya. Jika engkau menjadi orang kaya, maka syukurilah. Jika dirimu berkedudukan, manfaatkanlah kekuasaan dan kedudukanmu untuk memakmurkan rakyat. Jangan sekali-kali memanfaatkan kuasa untuk mengumpul harta benda sampai tak habis dimakan tujuh keturunan.

2. Mengendalikan nafsu amarah yang ada dalam diri sendiri juga tidak kurang pentingnya. Namun, yang lebih penting adalah menghadapi amarah dan kezaliman orang lain. Oleh sebab itu, berusaha sabar dalam menghadapi kemarahan dan kezaliman orang lain.

Cara yang paling baik dalam hal ini ialah berusaha sabar dan berlapang dada, suka memaafkan dan bermurah hati. Sesungguhnya ada tiga akhlak yang sangat terpuji dan harus engkau miliki. Yaitu, memaafkan kezaliman orang lain, bermurah hati terhadap orang yang bakhil dan menolong orang yang menyalahi peribadimu.

Betapa pentingnya menahan rasa dendam dan amarah. Marah itu adalah nafsu dan nafsu itu dimasuki syaitan, sehingga akibat dari kemarahan selalu buruk dan merugikan. Oleh karena itu, jika suatu ketika engkau menjumpai seseorang dan marah dengan zalim, maka janganlah engkau balas dengan kemarahan pula. Api tak boleh dilawan dengan api. Jika engkau lawan dengan kemarahan pula, maka petaka yang terjadi, api nafsu semakin berkobar. Walaupun engkau perlakukan dengan zalim dan dengan kemarahannya, maka untuk sementara waktu engkau hadapi dengan tenang.

3. Manusia selalu diingatkan agar tidak terjerumus akan kesenangan duniawi, karena hal itu akan mendorong nafsu menjadi liar. Kesenangan duniawi itu racun pembunuh yang mengalir dalam urat. Ke luar dari hati, ketakutan, kegundahan, ingat kepada mati dan huru-hara di hari kiamat. Inilah yang dinamakan hati mati.

Syaitan selalu menggoda setiap manusia setiap masa dan ketika. Ini sesuai dengan janjinya di hadapan Allah, ketika Iblis keluar dari Surga.

Syaitan itu pandai, diwarnainya dunia ini dengan harta, kuasa dan wanita. Dengan cara apa pun dilakukan orang mengejar kuasa. Orang berlumba mengejar kuasa, tanpa memeperdulikan kaedah yang di ajarkan agama, apalagi norma-norma pekerjaan yang sebenarnya.

Setelah menduduki kuasa, seseorang akan mudah memperoleh kekayaan. Dengan wang dan kekayaan itu seseorang pun akan mudah hidup bersenang-senang dengan perempuan yang bisa "dibelinya".

Bagi orang yang lemah iman dan akalnya dapat dikalahkan dengan nafsu, meskipun ilmunya banyak dan ia sebagai ulama, tetap saja hatinya sibuk memikirkan harta duniawi. Dan -- maaf saja -- dengan menjual syariat, menjual ayat-ayat Al Quran lalu memutar-balikkan kebenaran dilakukannya demi harta dan kenikmatan duniawi.

4. Imam Al-Gazhali mengingatkan bahwa syaitan menggoda manusia di dunia ini melalui seribu cara. Dan yang paling berbahaya ialah harta dan wanita. Setan telah memasang perangkap godaannya melalui harta dan wanita. Tidak sedikit manusia yang hancur kehidupannya hanya karena memburu harta dan gagal. Banyak orang yang rosak hidupnya hanya karena mencari kesenangan dan memburu wanita.

Dalam ajaran Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh, melainkan untuk dijaga dan di kawal.

1 . Banyakkan berpuasa
2. Jangan melihat sesuatu yang boleh menaikkan nafsu
3. Amlakan sifat sabar dan berlapang dada,
4. Jangan berada di tempat atau situasi yang boleh membantu nafsu
5. Jangan lah makan terlalu kenyang
6. Lakukanlah amalan kebajikan seperti sedekah jariah serta belajar ilmu agama.
7 Lakukan sesuatu denagan ikhlas dan dengan bacaan

>>: Bismillah.

http://cahayamukmin.blogspot.com/2009/04/mengendali-hawa-nafsu.html

Postingan dari Ambar Sari Setiadi

No comments: