Thursday, May 6, 2010

perut buncit dan muka pucat, ciri anak talasemia


Apakah anak Anda berperut buncit? Jika jawabannya adalah ya, anda sebagai orang tua perlu waspada. Sebab, bukan tidak mungkin sang anak mengidap thalassaemia.

“Ciri yang paling menonjol dari anak pengidap thalassaemia adalah berperut buncit dan bermuka pucat. Biasanya terjadi saat anak berusia lima tahun,” tutur dr Susi Susanah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Sosialisasi Pencegahan Thalassemia di Bale Rumawat Unpad Selasa (27/10/2009).

Susi menambahkan pengobatan sejak dini lebih baik dilakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk yang terjadi, yaitu kerusakan organ-organ dalam tubuh.

“Jika dibiarkan lama, bukan tidak mungkin hati, jantung dan organ-organ dalam lainnya rusak hingga menyebabkan kematian,” ujar Susi.

Susi menambahkan, jika terdeteksi sejak dini penderita thalassaemia bisa melakukan pengobatan dengan penyuntikan obat Desferal dibawah kulit dengan pompa suntik dengan frekuensi 5-7 kali setiap minggunya.

“Dengan pengobatan tersebut, zat besi dalam darah bisa dikeluarkan lewat air seni sehingga anak tetap bisa tumbuh sehat dan normal,” tutup Susi.

Menurutnya hingga saat ini Indonesia belum mampu mengobati penyakit turunan ini. Meski penderitanya terlihat sehat-sehat saja, namun jika tidak ditranfusi, maka usianya maksimal hanya sampai 20 tahun.

Thallassemia merupakan penyakit darah bawaan yang sebenarnya dapat dicegah dengan menghindari memilih pasangan hidup yang membawa gen thalassemia tersebut.

Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini.

Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Gejala utama thalassemia adalah anemia. Oleh karena itu, pemeriksaan darah komplit dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume) dapat membantu diagnosa thalassemia.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan pasien dengan thalassemia. Terapi yang dapat digunakan saat ini ialah dengan memberikan transfusi darah dan tambahan asam folat, serta mempertahankan Hb-nya di atas 10g/dl, agar aktivitasnya normal dan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Namun biaya yang dibutuhkan untuk perawatan optimal satu pasien thalassemia mayor masih lumayan mahal, mencapai Rp 300 jutaan per tahun. Oleh sebab itu, bila ada riwayat keluarga yang menderita thalassemia, sebaiknya seluruh keluarga diperiksa dengan skrining thalassemia yang meliputi CBC (complete blood count), analisis Hb dan pemeriksaan sediaan apus darah tepi.

.

Sumber: DetikHealth

.

Note: secara medis konvensional Thalasemia/ Thalassaemia belum ditemukan obatnya. Namun pengobatan untuk membantu penyembuhan Thalassaemia telah ditemukan di cabang pengobatan medis holistik seperti contoh kesaksian di bawah ini.

.

Kesaksian Terbebas dari Thalassaemia Secara Alami dan Stop Transfusi Darah
Ilham Tidak Perlu Lagi Harus Tranfusi Darah (Thalasemia)

Nama anak saya Ilham dari usia 3 bulan sudah diketahui penderita Thalasemia pada usia 8 bln sudah melakukan transfusi darah. Thalasemia itu tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah, anak saya harus menjalankan transfusi darah setiap bulan agar dapat memperpanjang usianya. Semakin hari terlihat lemah, pucat, rewel dan tidak terlalu nafsu makan, ilham pun tidak seperti anak-anak seperti anak yang sehat atau bisa bermain dengan gembira,setiap bulan selama 1 hari dirumah sakit menunggu giliran untuk transfusi darah.

Saya mendengar jamu tetes soman di radio gratia dan saya coba untuk diminumkan pada anak saya 3 x 3 Tetes setiap hari, ternyata ilham mulai suka makan. Saya telah memberikan soman pada ilham sudah habis 2 Botol. Sekarang berat badan ilham sudah lebih meningkat dari sebelumnya yang 22kg menjadi 28kg. Sudah 2 bln tidak lagi melakukan transfusi darah, karena HBnya tidak menurun, dokter yang merawat ilham menganjurkan untuk tetap mengonsumsi soman, karena soman dapat membantu kesehatan ilham dokterpun mencatat jamu tetes soman.

.

Florencia,2thn – Thalasemia

Sejak usia enam bulan, Florence telah didiagnosa mengidap Thalasemia. Sejak itu, setiap bulan Florence harus transfusi darah dan minum obat dengan biaya yang mahal. Jika terlambat tranfusi darah, badannya langsung panas, wajahnya pucat, lemas dan rewel sekali.
.
Pada bulan Juni 2009, saya mendengar kesaksian seorang penderita Thalasemia dari Indramayu yang sembuh setelah minum SOMAN. Saya putuskan mencobanya untuk Florence. Baru dua minggu minum SOMAN, Florence banyak mengalami perubahan. Padahal setiap hari Florence cuma minum dua tetes saja. Sekarang, Meski terlambat tranfusi darah, badannya tidak panas, wajahnya juga tidak pucat dan tidak rewel. Bahkan sekarang jadi doyan makan. Florence juga jadi makin aktif dan lincah.

Utk mengetahui detail jamu tetes SOMAN 1 dan bagaimana pemesanannya, silahkan klik www.somanjamuku.co.nr

No comments: