Sunday, May 18, 2025

"Merely for Me"

 

 "Merely for Me"


Maaf, Tuhan, untuk pikiranku yang kelam,
Sangka buruk yang lahir dari malam.

Maka, hanya kembali untukku,
Atau benarkah itu? Atau semu?

Dekatkan mereka jika hatinya jujur,
Jika tulus, takkan menusuk di punggung yang rapuh.

Tapi jika palsu, tolong jauhkan,
Hatiku sudah terlalu sering diruntuhkan.

Sakit, Tuhan, sungguh menusuk,
Dipandang rendah, dianggap buruk.

Tak diajak, tak disapa, dilupakan,
Selalu jadi nama terakhir yang disebutkan.

Menjadi outsider, rasa yang getir,
Tak ada tempat, hanya sunyi yang hadir.

Aku mencoba tersenyum, meski perih,
Tersenyum palsu, luka tak terlihat di pipih.

Tertawa bersama tapi terasa sendiri,
Mereka berbicara, aku hanya mengamati.

Aku pun bertanya, “Apa salahku?”
Kenapa dunia seolah menolakku?

Tuhan, aku tak ingin benci,
Tapi hatiku sudah terlalu sunyi.

Namun di tengah badai yang menggeram,
Ada satu cahaya, lembut dan dalam.

Kau hadir, diam namun pasti,
Dalam doa, dalam mimpi.

But I have YOU—my shelter in fear,
Saat dunia menolak, Kau tetap dekat di sini.

Kau peluk aku saat beban memuncak,
Di bahumu, air mata pun tak tertahan.

Promise me, You will never go,
Stay with me through high and low.

Aku bukan siapa-siapa bagi mereka,
Tapi Kau memanggil namaku dengan lembutnya.

Saat semua pergi tanpa kata,
Kau tetap di sini, tak pernah lupa.

Janjikan padaku, Tuhan yang Maha Tahu,
Kau tak akan pernah meninggalkanku.

Karena tanpamu, aku hanya debu,
Hilang ditiup angin waktu.

Ajari aku menerima luka,
Agar hatiku tak selalu murka.

Ajari aku mencintai diriku,
Meski dunia tak memilihku.

Berikan damai yang tak tergoyahkan,
Yang tak bergantung pada pengakuan.

Aku akan tetap berjalan meski pelan,
Karena Kau bersamaku, Tuhan.

Merely for me—You stayed, You knew,
Dan itu cukup… lebih dari cukup bagiku.


No comments: