I. Pengertian Scaffolding
Scaffolding adalah teknik pembelajaran yang berasal dari teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), di mana dosen memberikan dukungan sementara kepada mahasiswa saat mereka belajar keterampilan atau konsep baru, sampai mahasiswa mampu melakukannya secara mandiri.
Dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris, scaffolding membantu mahasiswa berpindah dari ketergantungan ke kemandirian dalam memahami dan menggunakan bahasa secara aktif, baik dalam keterampilan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis.
II. Tujuan Scaffolding dalam Mata Kuliah Bahasa Inggris
-
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan bahasa Inggris secara bertahap.
-
Membantu mahasiswa mengatasi kesulitan berbahasa Inggris melalui strategi pembimbingan yang disesuaikan.
-
Mendorong kepercayaan diri mahasiswa dalam berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris.
-
Memfasilitasi pembelajaran aktif, kolaboratif, dan reflektif.
III. Komponen Scaffolding
-
Kontinjensi (Contingency): Dukungan diberikan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pada saat itu.
-
Fading (Pengurangan Bertahap): Dukungan dikurangi seiring meningkatnya kemampuan mahasiswa.
-
Transfer of Responsibility: Tanggung jawab belajar secara bertahap dialihkan kepada mahasiswa.
IV. Bentuk dan Teknik Scaffolding dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Modeling (Pemberian Contoh)
-
Kegiatan: Dosen memberikan contoh penggunaan grammar, pengucapan, atau menulis esai.
-
Contoh: Dosen menunjukkan bagaimana membuat kalimat present perfect, lalu mahasiswa meniru.
2. Think-Aloud (Berpikir Keras)
-
Kegiatan: Dosen mengutarakan proses berpikir saat membaca teks atau menulis paragraf.
-
Manfaat: Mahasiswa belajar strategi kognitif dalam memahami teks bahasa Inggris.
3. Guided Practice (Latihan Terbimbing)
-
Kegiatan: Mahasiswa mengerjakan latihan dengan bantuan dosen.
-
Contoh: Menjawab pertanyaan reading comprehension dengan bimbingan tanya jawab dosen.
4. Use of Graphic Organizers
-
Kegiatan: Menggunakan mind maps, Venn diagrams, story maps untuk menyusun ide menulis atau memahami bacaan.
5. Questioning Techniques (Teknik Bertanya)
-
Kegiatan: Dosen memberi pertanyaan bertahap dari mudah ke sulit untuk menggali pemahaman.
-
Contoh: Dari pertanyaan fakta menuju analisis pada teks bacaan bahasa Inggris.
6. Peer Collaboration (Kolaborasi Teman Sebaya)
-
Kegiatan: Mahasiswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas menulis, percakapan, atau grammar.
-
Contoh: Role play percakapan dalam kelompok.
7. Sentence Starters / Writing Frames
-
Kegiatan: Memberikan kalimat pembuka atau kerangka menulis agar mahasiswa tidak kebingungan memulai.
-
Contoh:
-
"I agree with your opinion because..."
-
"First, I want to explain that..."
-
8. Feedback and Correction
-
Kegiatan: Dosen memberikan umpan balik bertahap yang bersifat membangun.
-
Contoh: Mengoreksi kalimat mahasiswa dengan menyoroti struktur atau kosakata.
V. Tahapan Penerapan Scaffolding
| Tahap | Deskripsi | Contoh Praktik |
|---|---|---|
| 1. Pengenalan (Preparation) | Dosen menjelaskan tujuan dan memberikan konteks | Menjelaskan tujuan membaca artikel opini |
| 2. Demonstrasi (Modeling) | Dosen memperagakan keterampilan | Menunjukkan cara membuat summary |
| 3. Kolaborasi (Joint Construction) | Dosen dan mahasiswa menyusun bersama | Menulis paragraf pembuka bersama |
| 4. Praktik Mandiri (Independent Practice) | Mahasiswa mencoba sendiri dengan supervisi minimal | Mahasiswa menulis esai pendek secara mandiri |
| 5. Evaluasi dan Refleksi | Mahasiswa merefleksi hasil kerja dengan umpan balik | Diskusi kelas tentang kesulitan dan strategi belajar |
VI. Penerapan Scaffolding dalam Empat Keterampilan Bahasa
A. Listening
-
Gunakan rekaman pendek, lalu panjang.
-
Sediakan pertanyaan pendahuluan sebelum mendengar.
-
Beri transkrip sebagian sebagai penuntun awal.
B. Speaking
-
Role play dengan skrip → tanpa skrip.
-
Gunakan sentence starters.
-
Latihan dialog berpasangan dengan koreksi langsung.
C. Reading
-
Skimming dan scanning latihan terbimbing.
-
Sorot kosa kata penting, beri glosarium.
-
Gunakan guided questions untuk memahami isi teks.
D. Writing
-
Dosen memberi outline dan kerangka esai.
-
Mahasiswa menyusun draft dengan umpan balik bertahap.
-
Gunakan rubrik sebagai acuan kerja mandiri.
VII. Kelebihan Scaffolding
-
Adaptif terhadap kemampuan individu mahasiswa.
-
Meningkatkan motivasi belajar.
-
Membantu mahasiswa mengembangkan strategi metakognitif.
-
Memfasilitasi pembelajaran kolaboratif.
VIII. Tantangan Penerapan
-
Membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang.
-
Dosen perlu terlatih dalam memberikan dukungan yang tepat.
-
Tidak semua mahasiswa merespons bantuan dengan cara yang sama.
-
Harus disesuaikan dengan level mahasiswa (pemula vs menengah).
IX. Contoh Kasus Praktik
Mata Kuliah: English for Academic Purposes
Topik: Menulis Paragraf Argumentatif
Langkah-langkah Scaffolding:
-
Dosen menunjukkan contoh paragraf.
-
Dosen dan mahasiswa bersama-sama menganalisis struktur.
-
Mahasiswa menyusun topik dan ide dalam kelompok.
-
Mahasiswa menulis draft pertama dengan bantuan frame.
-
Mahasiswa revisi berdasarkan umpan balik dosen.
X. Penutup
Scaffolding dalam pembelajaran Bahasa Inggris bukan hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi merancang pengalaman belajar yang progresif, sehingga mahasiswa berkembang dari penerima pasif menjadi pengguna aktif bahasa Inggris. Teknik ini sangat relevan diterapkan dalam mata kuliah Bahasa Inggris di perguruan tinggi, baik untuk mahasiswa PGSD, pendidikan bahasa, maupun lintas jurusan.

No comments:
Post a Comment