Friday, March 20, 2009

konferensi pers


konferensi pers

untuk membuat laporan disertasi tentang pria-pra simpanan para pejabat, saya benar-benar terjun untuk menyamar menjadi salah satu dari mereka. atas usaha saya sendiri saya berhasil menjadi simpanan sukses. berawal dari perkenalan dengan para simpanan yang suka hangout di sebuah kafe yang tidak bisa saya sebutkan di sini. saya menjalin pertemanan dengan mereka. kemudian mereka mengenalkan saya pada pria-pria kesepian yang notabene mereka adalah pejabat-pejabat kelas kakap. entah bagaimana awalnya salah satu dari pejabat tersebut bertekuk lutut di bawah telapak kakiku. dan akhirnya dimulailah karirku sebagai simpanannya. atas servisku yang dirasanya super hebat dia membelikanku rumah, mobil dan tiket keliling dunia. awalnya semua baik-aik saja. tapi yang terjadi berikutnya merupakan bencana besar. suatu hari istri dan anaknya datang ke rumahku, rumah yang dibelikan oleh pejabat tersebut. mereka melabrakku habis-habisan. untung ga da paparazi. kalo ada kan bisa gawat. seperti kasus mayang sari he 69x
setelah kejadian tersebut aku berusaha menjauh dari pejabat tersebut. tapi dia tidak minta kembali rumah dan mobilnya. dan aku juga enggan mengembalikannya. setelah putus dengan si pejabat aku kembali hangout di kafe tempat para gigolo mencari mangsa. dan sebentar saja aku mendapat mangsa baru. seorang tokoh masyarakat. entah apa yang dia lihat di diriku. aku hanya bisa bersyukur pada yang di atas untuk pemberiannya: wajahku, tubuhku dan segalanya. karena dengan itu semua aku berhasil menaklukkan banyak lelaki. tapi maaf tuhan kusalah gunakan semua pemberianmu
by the way anyway busway kembali ke cerita sebelumnya. setelah berhasil menjalin hubungan dengan si tokoh itu, aku lagi-lagi dibelikan rumah dan mobil. maka kujual rumah dan mobil lamaku yang dibelikan si pejabat. untung semuanya atas namaku. tak kusangka uang yang kudapat lumayan besar
selain menjadi simpanan tokoh tersebut, aku juga masih mencari mangsa lain di luar karena kutahu papiku, si tokoh itu, juga punya banyak simpanan yang lain selain aku. suatu saat aku bertemu seorang bule cakep ketika aku dugem di sebuah kafe di sebuah hotel. dari pertemuan tersebut aku menjalin hubungan backstreet di belakang si tokoh. si bule tahu tentang diriku dengan si tokoh, dan dia bersedia menjalani backstreet. kemudian dia mengajakku jalan-jalan ke belanda.

kita menikah di sana. hidupku saat itu berada di dua tempat. aku bolak-balik indonesia-belanda. bagaikan seterika. di belanda aku melayani bule tersebut. di indonesia aku melayani si tokoh masyarakat. mereka berdua sangat royal. kumanfaatkan keroyalan mereka. kupeloroti mereka habis-habisan. lebih baik aku yang memeloroti mereka daripada gigolo lain yang dapat kekayaan mereka. dari perkawinan dengan si bule kini aku mempunyai dua kewarganegaraan. kupikir-pikir menguntungkan juga mempunyai dua kewarganegaraan.
lama-lama pikiranku dirasuki sebuah pemikiran yang membebaniku. kenapa si bule dan si tokoh tidak terganggu dengan keberadaan satu sama lain. apa sebenarnya mereka berdua mempunyai perjanjian damai di belakangku. aku ingin mengkonfrontasi mereka satu per satu. tapi aku takut membuyarkan semua hubungan yang kubina dengan susah payah. lama-lama kupikir tak da gunanya mengkonfontrasi mereka. jadi kubiarkan keadaan berjalan apa adanya.
kemudian suatu saat aku kepikiran ingin mengangkat anak. ingin kumanfaatkan kekayaan mereka berdua untuk membantu yang lain. aku jadi mempertanyakan diriku sendiri. apa aku benar-benar baik atau ada tujuan lain di balik semua ini. akhirnya aku ngomong pada si tokoh masyarakat. dengan ketokohannya dia berhasil mengabulkan permintaanku. aku mengangkat seorang anak berumur empat belas. kupikir kalo seumuran sd terlalu kecil sedang kalo seumur sma terlalu besar. jadi yang cocok ya seumur smp. setelah enam bulan hidup dengan si anak aku kepikiran bahwa sistem pendidikan di belanda lebih baik dari indonesia. jadi kupikir mending kuboyong anaku ke belanda. si tokoh dan si bule setuju dengan ideku. kupikir anakku beruntung bisa sekolah di belanda. dan kudoakan dia dapat kerja di sana. dapat jodoh di sana. dan hidup selamanya di sana. menurutku lebih menguntungkan hidup di sana daripada di indonesia. lagian aku membantu mengurangi kepadatan penduduk indonesia he69x
terus aku kepikir ngangkat anak lagi. si tokoh dan si bule setuju. akhirnya setiap tahun aku ngangkat anak. dan setiap tahun pula aku memboyong anak-anakku ke belanda. hidup memang menyenangkan. seandainya saja tu semua nyata. yang awalnya bertujuan untuk penelitian tapi sekarang benar-benar menjadi hidupku

No comments: