Monday, November 12, 2012

Sambutan Menteri Kehutanan Pada Acara Hari Menanam Pohon Indonesia di Seluruh Indonesia tanggal 28 November 2011

22/11/2011 06:42 SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA HARI MENANAM POHON INDONESIA DI SELURUH INDONESIA TANGGAL 28 NOVEMBER 2011 Bismillahirrohmanirohim Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati; • Gubernur, Bupati, Walikota, beserta Muspida • Saudara-saudara sekalian dan Hadirin yang berbahagia, Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian untuk bersyukur kehadirat Allah SWT, kepada Nya kita mengabdi dan memohon pertolongan. Dan atas rahmat yang dilimpahkan kepada kita, hari ini kita dapat berkumpul bersama pada acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Semoga saudara-saudara dalam keadaan sehat walafiat. Pertama-tama pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2008, Pemerintah telah menetapkan setiap tanggal 28 November kita peringati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), dan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional (BMN). Pada peringatan HMPI tahun 2010 di Jatiluhur, Presiden RI telah mengamanatkan untuk melakukan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon pada tahun 2011. Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2011 merupakan gerakan nyata penanaman pohon secara massal yang bertujuan untuk : Menambah tutupan lahan dan mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor; Konservasi keanekaragaman hayati (biodeversity); Penyerapan karbon di atmosfir untuk pencegahan dampak perubahan iklim; Mendukung pembangunan ketahanan pangan, energi, dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat. Saudara sekalian, Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, karena telah dikaruniai sumberdaya alam yang besar, dan mempunyai fenomena-fenomena alam yang unik. Ada dataran rendah, dataran tinggi, bergelombang, berbukit-bukit, pegunungan, cekungan, lereng yang curam, serta munculnya gunung-gunung berapi. Kekuatan geologis yang mengakibatkan timbulnya fenomena-fenomena alami seperti itu, dibeberapa tempat telah mengangkat berbagai deposit bahan tambang ke posisi relatif dekat dengan permukaan bumi. Maka tidak mengherankan jika di persada Bumi Pertiwi kita ini terdapat beberapa deposit tambang yang potensial, yang dapat dikelola untuk mendorong pertumbuhan industri. Selain sumberdaya hutan, kita mempunyai minyak bumi, gas alam cair, emas, tembaga, besi, timah, dan kapur. Tetapi di samping keadaan yang tampak menguntungkan seperti itu, mengingat topografi yang unik, maka kebanyakan kondisi tanah di berbagai wilayah Indonesia rawan akan bahaya erosi, banjir, dan tanah longsor. Lebih-lebih bila diingat bahwa Indonesia berada di daerah tropis yang curah hujannya tinggi. Karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam, baik hutan, tambang atau penggalian deposit kekayaan bumi lainnya, harus diselenggarakan secara hati-hati, dan bijaksana, yang berwawasan lingkungan. Hal ini penting agar tanah tidak menjadi rusak tanpa penutup vegetasi yang menjadi sarana perlindungannya. Demikian pula pemanfaatan lahan untuk budidaya pertanian, terutama pertanian lahan kering di daerah hulu, juga harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan, mengingat bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia ini merupakan daerah aliran sungai (DAS). Hulu DAS merupakan daerah resapan yang penting. Apabila Hulu DAS mengalami kerusakan akan memicu terjadinya banjir, erosi, dan longsor. Terjadinya banjir dan longsor di beberapa daerah membuktikan bahwa hulu DAS telah mengalami kerusakan. Guna mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kehutanan telah meluncurkan berbagai program untuk perbaikan lingkungan, satu di antaranya adalah Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon. Agar Pohon yang kita tanam, selain untuk mengendalikan longsor, dan banjir, tetapi juga dapat menyediakan sumber air bersih di musim kemarau, maka perlu gerakan konservasi tanah, dan air melalui pembuatan embung, cekdam, sumur resapan dan biopori. Hal ini penting agar air dari hujan, dan air limbah di sekitar kita dapat meresap ke bumi, sehingga tidak mengalir deras menjadi air permukaan yang seringkali menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor. Penanaman pohon disertai konservasi tanah, dan air sebagai sinergitas pengelolaan air vertikal, Insya Allah akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena tanah yang subur, dan air yang berkecukupan tidak saja baik untuk pertumbuhan pohon, tetapi juga untuk ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih. Saudara sekalian, Mengingat perbaikan lingkungan ini merupakan kerja besar, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, maka saya harapkan instansi terkait, kalangan pendidikan, TNI, POLRI, dan swasta ikut serta mendukung gerakan penanaman satu miliar pohon ini. Keikutsertaan semua pihak dalam kegiatan penanaman pohon ini dapat dikatakan bahwa dalam pembangunan nasional tidak ada program yang primadona, karena pada dasarnya di dalam pembangunan nasional itu terdapat keterkaitan antarsektor, dan semua sektor harus saling mendukung demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Inilah yang kita sebut dengan kebersamaan. Demikian pula dengan kegiatan penanaman pohon pada hari ini, merupakan wujud kebersamaan Pemerintah dengan masyarakat. Kebersamaan seperti itu perlu terus kita bina dan kembangkan, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan hidup yang baik, dan dengan kesadaran sendiri berperan aktif dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Saya harapkan peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia ini akan membangkitkan semangat swadaya masyarakat dalam gerakan penanaman satu miliar pohon, dan hal ini yang menjadi esensi dalam seluruh program gerakan penanaman pohon yang telah diluncurkan Kementerian Kehutanan dalam rangka perbaikan lahan kritis. Saudara sekalian, Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan menyampaikan arahan terbaru Bapak Presiden RI, yaitu Agenda Ekonomi Khusus, dalam bentuk 8 Agenda, dan 1 Agenda Pengelolaan Sumberdaya Alam Berkeadilan. Dalam 9 Agenda Ekonomi Khusus tersebut, 5 agenda di antaranya terkait dengan sektor kehutanan, yaitu : Peningkatan tambahan daya listrik sebesar 10.000 MW sampai dengan 2015. Upaya kehutanan adalah melalui percepatan kerjasama pemanfaatan geothermal, mikrohidro, dan penyediaan lahan pinjam pakai untuk bendungan, jaringan listrik, dan transmisi listrik. Surplus beras sebesar 10 juta ton mulai 2014, dilakukan dengan penyediaan lahan seluas 200.000 ha di Kalteng, Kaltim, dan Kalbar. Peningkatan lapangan pekerjaan dengan sasaran jumlah pengangguran dibawah 6 % pada tahun 2014. Bidang kehutanan diharapkan menyerap tenaga kerja melalui pembangunan HTR, HTI, HD, KBR, HR, dan industri kayu berbasis hutan tanaman. Gerakan Indonesia Bersih. Kementerian Kehutanan akan melakukan RHL di 108 DAS Prioritas, penghijauan lingkungan seluas 360.000 ha, dan pembangunan hutan kota seluas 4.000 ha sampai tahun 2014. Pengelolaan SDA yang berkeadilan, dengan mendorong operasional PP, dan Permenhut yang direvisi, antara lain melibatkan rakyat setempat sebesar 20 % dalam kepemilikan/pembangunan perkebunan dan HTI. Kelima agenda yang terkait dengan sektor kehutanan tersebut menjadi tugas kita bersama, Kemenhut, kementerian terkait, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Untuk itu, kita semua perlu untuk saling berkoordinasi, dan bermitra. Dengan koordinasi dan kemitraan yang harmonis, Insya Allah kelima agenda tersebut dapat kita laksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (pro poor), meningkatkan lapangan kerja (pro job), menaikkan kontribusi sektor kehutanan pada pertumbuhan ekonomi regional dan nasional (pro growth), sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan hidup (pro environment). Demikian beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini. Semoga kerja keras kita akan menjadi amal saleh yang bermanfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia. Wabilllahitaufiq walhidayah wassalamualaikum warakhmatullah wabarakatuh. MENTERI KEHUTANAN ttd ZULKIFLI HASAN Informasi Selengkapnya dapat dilihati pada file lampiran berikut : http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/8162

No comments: