sampah
jumatan
wrgmi
fami
kampus meet novinda n anisa
by bus ke stasiun
tokokuning
eec
wrg akim
wrg teh
showba
poya
index
allahuakbar
just put any comment on my blog
sampah
jumatan
wrgmi
fami
kampus meet novinda n anisa
by bus ke stasiun
tokokuning
eec
wrg akim
wrg teh
showba
poya
index
allahuakbar
She lingers where the shadows creep,
A silent force that haunts my sleep.
With piercing eyes and wicked grin,
She calls me close, she draws me in.
Her voice, a whisper, laced with chains,
A melody of twisted pains.
She wants me weak, she wants me low,
To bend before her, kneel, and bow.
Her claws, they glint like sharpened steel,
A touch that wounds, a grip I feel.
She reaches out with fingers cold,
To steal my will, to take control.
She twists my thoughts, she bends my mind,
A cunning trap, a web designed.
Each word she speaks, a poisoned dart,
That burrows deep within my heart.
I see her laugh, I hear her call,
She waits for me to slip and fall.
To make me hers, to shape my fate,
To lock me in her cage of hate.
But am I wrong? Is she not real?
Or just a ghost my fears reveal?
If darkness tricks, if shadows lie,
Then let the truth not pass me by.
Yet if she's real, if this is true,
Then let Him see what I can't view.
Let Him rise and cast her far,
To break her spell, to end her scar.
O Mighty One, hear my plea,
Protect my soul, deliver me.
Let not her talons dig too deep,
Or drag me down where demons weep.
For light must rise, and dark must break,
No evil stands when dawn awakes.
So let her fade, let her be gone,
And shield my heart till hope is strong.
The scary lady haunts my mind,
Yet truth and light, I hope to find.
Dalam lelap aku bertemu,
Senyummu cahaya di kelam malam,
Tatapanmu membakar rindu,
Menghantarku ke dalam genggaman.
Kau mendekat, berbisik lembut,
Nafasmu hangat di kulitku,
Jemarimu menari di jiwaku,
Melebur batas, menyatu kalbu.
Kita tenggelam dalam samudra hasrat,
Angin malam menyanyikan restu,
Bintang-bintang berkilau malu,
Seakan tahu rahasia kita.
Aku merasakanmu, sepenuh hati,
Dipeluk waktu yang tak nyata,
Namun fajar datang tanpa belas,
Membawa pergi semua rasa.
Aku terjaga, kosong dan sepi,
Merindukan jejak yang tak ada,
Hanya bayangmu tertinggal di hati,
Hanya aroma mimpi tersisa.
Andai saja ini bukan sekadar ilusi,
Andai kau nyata dalam genggaman,
Maukah takdir merajut takdir,
Menjadikan kita satu dalam keabadian?
Aku meminta, aku berdoa,
Pada angin, pada cahaya,
Berkatilah aku dengan cintanya,
Berkatilah kami dalam nyata.
Biar semesta tahu rinduku,
Biar semesta melihat jiwaku,
Aku ingin kau bukan sekadar mimpi,
Aku ingin kau menjadi hari-hariku.
Jadi jika takdir mendengar,
Jika cinta bisa diperkenan,
Berkatilah aku, berkati kami,
Agar tak hanya bermimpi lagi.
Setauku, dia jahat padaku,
Menghalangi langkahku yang ingin maju.
Saat aku hendak terbang lebih tinggi,
Dia datang menghadang, menguji nyali.
Aku ingin pergi menuntut ilmu,
Namun dia merintangi jalanku.
Seolah dunia ini miliknya sendiri,
Tak rela melihatku berdiri.
Tuhan, jika aku salah, ampuni aku,
Bimbing hatiku menuju yang lurus.
Namun jika aku benar dalam langkahku,
Lindungilah aku dari tangan yang buas.
Dia dan kawanannya tertawa sinis,
Menabur duri di jalan yang manis.
Seakan tak cukup baginya berkuasa,
Dia ingin menjadikanku tak berdaya.
Aku hanya ingin mengejar mimpi,
Bukan merebut apa yang dia miliki.
Namun mengapa dengki merasuk hatinya,
Hingga ingin menjatuhkanku begitu saja?
Tuhan, Engkau Maha Adil dan Tahu,
Siapa yang benar, siapa yang palsu.
Jika niatnya penuh dengan dusta,
Tunjukkanlah padanya makna karma.
Hukuman apa yang pantas baginya,
Serahkanlah pada kebijaksanaan-Mu.
Aku tak meminta lebih dari keadilan,
Biarkan semesta membalas perbuatannya.
Jika suatu hari dia menyadari,
Betapa zalimnya hati yang iri,
Semoga ada jalan baginya kembali,
Sebelum terlambat dalam penyesalan sunyi.
Dan aku, biarkan aku melangkah,
Mengejar cahaya tanpa amarah.
Sebab hidup bukan soal membalas,
Tapi menemukan jalan yang ikhlas.
Tuhan, hanya Engkau tempatku bersandar,
Di bawah langit yang penuh rahasia.
Lindungi aku, kuatkan aku,
Dan biarkan aku terus melaju.
hostel
by train otw zoo
by train to taipei main station
warung indo
dpt tiket jam 7 malam
nunggu 2.5 jam
by train otw douliu
by bicycle otw kos
allahuakbar
At Andi
Otw stasiun douliu
By train otw taichung
By train otw stasiun2
By train otw stasiun riufeng
Jalan2
Kafe
Bu bus otw jiufen
Jalan2
Tea house
By bus otw golden waterfall
By bus otw Taipei
Meet ling
By train otw tamsui
By train otw Taipei
Longshang temple
Night market
My feet hurt a lot
Carrefour
By foot otw hostel
Allahuakbat
Busulis
Pulang
Fami
Dorm office
Tokokuninh
Much
Dorm Anisa
Buddhist temple
Pul
Nginep di andi
allahuakbar
oia minta stempel
kantor yuntech bayar kuliah
cafe sea tea celebration by prof ting2
kampus pak ayub ujian proposal
pul
wrg mi
allahuakbar
I didn’t want to think this way,
But shadows forced my light astray.
Something dark, a heavy blow,
Came without warning—how could I know?
Were they jealous, their hearts unkind?
Or do I accuse through a clouded mind?
No helping hand, no guiding flame,
Alone, I whisper the silent name.
May the Lord shield me, keep me whole,
Guard my heart, protect my soul.
From ill intentions, from those who stray,
May His light guide my way.
If I am wrong, then let me see,
If I missed the signs meant for me.
Humbly I bow, Lord, hear my plea—
Grant me wisdom, set me free.
sampah
main gate meet anisa
hotpot acaranya bu betty
jalan ke pusat kota w anisa n arimas
shopee
allahuakbar