Wednesday, September 26, 2007
aku sendiri
aku tak tahu
harus bagaimana
tak ada pegangan
semua pergi
semua hilang
aku sendiri
aku sepi
di sini sunyi
di sini senyap
tak ada orang
tak ada suara
aku bingung
kenapa bisa begini
apa salahku
apa yang telah kulakukan
hingga semua
pergi
meninggalkanku
sendiri
piring terbang
membantu
telepon
masjid
aku datang
untuk menyembahmu
aku datang
untuk melapor padamu
hari ini
aku telah berbuat dosa
lagi
aku tak kuat
menahan nafsu ini
setan terus menggodaku
aku tak bisa mengusirnya
setan terus mengajakku
aku tak bisa menolaknya
dia merayuku
dia membujukku
aku terpikat
aku terpuruk
sekarang
aku mohon
lindungi aku
dari mereka
setan setan itu
aku tak mau lagi
terjerumus
kantor pos
kantor pos
bangetayu
johar
undip
kubur
kubur
allah
dear jasmine
an orchid
an orchid in my yard
so wet and so dirty
the rain is so hard
i give her my pity
her leaf is not green anymore
her sepal is not complete at all
she doesn't have a shore
and she isn't tall
when will i take her
should i let her in
or should i ignore her
but that is a sin
i will take care of her
i will be her slave
i will serve her
i will make her save
aku cinta kepadamu
akan kukerjakan segalanya
buah kedondong dalamnya biji
biji satu penuh duri
kulihat kau pertama kali
aku langsung jatuh hati
buah semangka enak dimakan
dimakan di siang hari
ingin aku berkenalan
tapi aku tak berani
buah jeruk dibawa pulang
dibawa pulang dalam keranjang
bayanganmu selalu datang
baik malam ataupun siang
sungguh enak buah durian
buah durian seenak madu
sungguh aku tak tahan
ingin aku menjadi kekasihmu
di atas pohon buah kelapa
pohon dipanjat pohon ditebang
akan kukerjakan segalanya
hanya demi kau seorang
di dalam kepalaku
di dalam kepalaku
ada taman bunga
ada bunga mawar
yang harum semerbak
ada bunga melati
yang putih suci
ada bunga alamanda
yang menarik hati
ada bunga anyelir
yang indah mempesona
di dalam kepalaku
ada tanah gersang
ada pohon mati
yang tak ada daunnya
ada bunga layu
yang suram terlihat
ada tanah kering
yang keras di kaki
keluh
keluh datang
keluh mengetuk pintu
keluh di depan mata
keluh masuki hidup kita
keluh menyiksa kita
keluh melelahkan kita
keluh menggerogoti kita
keluh menusuk kita
keluh menghancurkan kita
keluh kita diamkan
keluh tidak pergi
keluh tidak melayang
keluh tidak hilang
keluh tidak terbang
keluh ada di samping kita
keluh ada di belakang kita
keluh ada di depan kita
sejenak bersama
karena dia
entah bagaimana
tutup ku buka
karena dia
diamku bicara
karena dia
tidurku bangun
karena dia
dudukku berdiri
karena dia
perangku damai
karena dia
pecahku utuh
karena dia
pisahku bersatu
karena dia
gelapku terang
karena dia
hujanku reda
karena dia
tangisku berhenti
karena dia
hilangku muncul
karena dia
berhentiku jalan
karena dia
merahku hijau
karena dia
kusamku jernih
karena dia
tuliku dengar
karena dia
bisuku bersuara
karena dia
petirku hilang
karena dia
marahku pergi
karena dia
dendamku sirna
karena dia
jauhku dekat
karena dia
hausku lega
karena dia
laparku kenyang
karena dia
layuku segar
karena dia
sakitku sehat
karena dia
lemahku kuat
karena dia
absenku hadir
karena dia
habisku masih
karena dia
kotorku bersih
karena dia
bodohku pintar
karena dia
dia malaikat
entah dari mana
menyapa luka
apa gunanya
kereta manusia
roda besi bersuara keras
gerbang kosong tanpa penumpang
kereta terus melaju
menuju stasiun terdekat
mata mata memandang
tajam tanpa berkedip
bisikan bisikan di udara
sampai ke gendang telinga
kereta tidak berhenti
membiarkan angin berlalu
kereta terus berjalan
lurus menuju ke depan
peluit berbunyi nyaring
itu menandakan
kereta telah sampai
di stasiun tujuan
kereta telah berhenti
disebuah nisan yang belum bernama
detik sebelumnya
menarilah
menarilah bersamaku
jangan menghindariku
aku akan terus ada
jangan rasakan sakit itu
bayangkan yang lain
yang membuatmu melayang
tinggi di awan
terus dan terus
sampai ke langit tujuh
jangan bangun dulu
teruskan mimpimu
nikmati selagi bisa
sebelim kuambil waktumu
sebelum kusadarkan dirimu
sebelum kubangunkan kamu
karena aku tahu
kau membenciku
akulah lukamu
nikmati saja
belum tuntas
belum tuntas saat bersama
berpisah belum waktunya
tetaplah di sini saja
selalu berdua selamanya
jangan kau pergi
tinggalkanku sendiri
tuk merajut sepi
tanpa dirimu di sini
genggam erat tanganku
kan kuberikan hatiku
penuh seluruh padamu
jujur kukatakan itu
hanya itu saja
yang ada dalam dada
yang teucap dalam kata
semoga kau terima
dalam belaian sang bayu
dalam belaian sang bayu
aku tetap merindu
hanya seorang kepadamu
tak pernah kupalingkan hatiku
dalam tatapan rembulan
aku terus berangan
bibirmu yang penuh senyuman
membuatku terbang di awan
dalam sinaran bintang
aku berteriak nyalang
berharap dirimu datang
menghiburku dalam senang
dalam dekapan malam
aku kini muram
sadar datang dalam diam
dirimu telah ditelan hitam
dalam belaian sang bayu
aku terbakar
kau hancurkan hatiku
cinta
bilamana datangnya tak terkira
kala hati sedang gundah gulana
menanti sang terpuja
hinggap di depan mata
bagaimana juga yang di hati
tersimpan dalam jeruji
terpagar kawat berduri
dijaga oleh sang nurani
dan ketika bunga layu
perawan menangis tergugu
menanti bulan jatuh di pangku
tiap malam lebih seribu
dalam kamar hujan melanda
atas pipi meleleh air mata
menanti obat penawar luka
mencari ramuan penghilang duka
hitam kelam biruknya mimpi
gelap gulita di siang hari
sungguh sakit tak terobati
terus mengharap untuk kembali
detik berjalan dalam menunggu
pikiran diam duduk termangu
perasaan kelabu terharu biru
ada cinta untuk satu
bunga
mawar bilang maaf
dia terpaksa menusukku
dengan durinya yang tajam
melati bilang maaf
dia harus bersembunyi
menghilangkan bau harumnya
agar tidak tercium olehku
anggrek bilang maaf
dia harus jatuh
menggugurkan semua kelopaknya
agar tidak bisa kunikmati
sang tulip marah
dia mengusirku
katanya
aku tidak boleh melihat cantiknya
kenanga berpaling tertiup angin
tak ingin bertatap
anyelir lari di balik daun
tak sudi aku mendekat
bunga sepatu membangun pagar
agar sandalku tak masuk
dalam dekapannya
yang kudamba
setiap masa
kamboja terbangkan nisan
mengenai hatiku
yang terluka
yang berdarah
sudah tidak seperti dulu lagi
sudah tidak seperti dulu lagi
sekarang sudah biasa
hatiku tak bergetar lagi
bagaimana bisa
allahuakbar
dulu kata itu
membuatku berbeda
memasuki hatiku yang hampa
membuatku mengeluarkan air mata
allahuakbar
dulu kata itu
membuatku terbang
membuatku melayang
tinggi di awang awang
allahuakbar
dulu kata itu
membuatku gemetar
bergetar tak terkendali
bagai gempa bumi
allahuakbar
aku ingin kata itu
mengambilku dari sesatku
menerangi gelapku
menunjukkan jalanku
menyemarakkan sepiku
allahuakbar
takut
jantungku berdebar keras sekali
lebih cepat dari biasanya
keringat dingin mengucur tanpa henti
kipas angin tiada guna
dari mana rasa ini datang
aku tak pernah takut
apapun yang menghalang
pasti aku sikut
berhari-hari aku cuek tentang hal ini
aku tak pernah memikirkannya
sekarang rasa ini ada di hati
aku tak bisa menghilangkannya
takutku tak mau pergi
menghimpitku tiada henti
bagaimana bisa begini
aku takut operasi gigi
Subscribe to:
Posts (Atom)