Friday, August 10, 2007
on the beach at night by walt whitman
stands a child with her father
watching the east, the autumn sku...
from the beach the child holding the hand of her father,
those burial clouds that lower victories
soon to devour all
watching finally weeps
hilangkanlah
hilangkanlah rasa sunyi dalam diri
karena sebuah hati telah pergi
menginggalkan sebuah luka yang nyeri
dia temukan lain puri
untuk menambatkan hatinya
yang tak lagi menjadi milikku
sembuhkan luka yang menganga
kembalikan diriku yang dulu
atau gantikan dia
dengan yang lain
yang lebih dari dirinya
yang bisa membuatku bahagia
aku benar- benar terluka
untuk bertahan sendiri aku tak bisa
aku butuh pegangan
aku butuh teman
yang bisa untuk tempatku bersandar
meletakkan beban yang terlalu berat
i see light
in your eyes i see light
shine with your love
your love make me high
fly to the sky above
only for me i believe
do not let it extinguished
i want to be a thief
i want to have your kiss
your charm got my attention
i follow wherever you go
i want to be in love generation
with you never get low
to the sea to the mountain to everywhere
i just want to love you
to fight i don't dare
but for u i'll do
my love is true n pure
come from my heart
you and i are in glue
never and never be apart
this is real not imitation
accept my pure love
you are my diamond
you are my dove
tulikah telingamu?
tulikah telingamu
atas jeritan hatinya
tersayatkah hatimu
atas tangisan merananya
meranakah dirimu
atas haru biru hidupnya
sejahterakah hidupmu
atas kesakitannya
merasa sakitkah kamu
atas penderitaannya
yang terus dan terus dan terus
yang tak pernah berhenti
yang tak ingin berhenti
yang tak mau berhenti
hanya bisa berdiam diri
menerima segala siksa
yang sebenarnya bukan untuk dia
tidak selayaknya
jika dia menerima segala derita
tidak sepatutnya
jika kau hidup berfoya foya
jika kau berlimpahan harta
berpalinglah
tengoklah
mereka ada di sana
haruskah aku buta
haruskah aku buta
agar tidak melihat derita
yang mereka terima
dalam hidup di dunia
haruskah aku tuli
agar tak dengar jeritan hati
dari mereka yang papa diri
tak mau hidup tak mau mati
haruskah aku bisu
agar tidak bisa membantu
meneriakkan kejujuran dengan suaraku
yang sudah lapuk tertindih batu
haruskah aku mati rasa
akan duka mereka
yang terus datang melanda
kembali dan kembali dengan kejamnya
tunggu putusan
aku tidak berhak bergerak
karena aku titipan
seorang titipan tidak punya segalanya
bahkan untuk marah
seorang titipan harus patuh
semua aturan yang ditetapkan
sang tuan rumah
walau menyakiti hati dan perasan
tapi setelah dipikir-pikir
sang titipan pun dilarang punya hati
dan perasaan
sebagai titipan kita tak punya hak meminta
kita lakukan semua kewajiban tanpa bertanya
kita korbankan harga diri kita
kita buang emas permata
kita ambil tikus comberan
kita minum racun tanah
agar hati dan perasaan mati
agar kita tidak tersakiti
agar kita jadi robot untuk mereka
yang selalu memanfaatkan titipan
tapi sekarang sang titipan terlanjur buka suara
sekarang tinggal tunggu putusan
tapi tidak mereka
aku, cinta, padamu
kedalaman jiwa
harimau menyakiti pawang
pawang tak berani marah
karena harimau bukan anaknya
harimau merasa bersalah
menyakiti pengganti ibunda
harimau mengurung diri
meghukum badan yang tak tahu balas budi
harimau tak ingin melukai pawang
tapi nasi telah menajdi bubur
harimau bingung kehilangan bunda
tak punya pegangan
harimau mencari permata
untuk dipersembahkan kepada bunda
sebagai tanda maaf
tapi harimau tak tahu jalan
kemana tambang permata berada
buta arah tak bisa melihat
harimau tak berani keluar
tanpa gandengan tangan pawang
harimau tak punya nyali
untuk mengembara dan berkelana
ingin mempersembahkan lebih dari kata
ucapan maaf dari mulut saja
ingin memberi emas permata
tanda dari kedalaman jiwa
bencinya mawar kepadaku
bencinya mawar kepadaku
sial
kenapa kau datang
kau telah merebutnya dariku
kini dia tak lagi sudi padaku
dia berpaling kepadamu
maduku tak lagi mengundangnya
datangnya tak lagi ada
kau mengganggu kedamaianku
hadirmu tak kuinginkan
pergi kau dari sini
tiap kali mawar mencaciku
apa dayaku
aku hanya alamanda
yang hampir tak bernyawa
untung ada dia
yang memungutku dari pinggir jalan
yang membawaku ke istana
tapi aku tak tahu
kalau datangku membawa bencana
mencuri perhatian sang lebah
itu bukan inginku
tapi aku juga tak mau seperti dulu
kini aku bertahan dengan cacian
hilangkah aku
lucu
suatu hari yuni dan temannya ada di rumah yuni. mereka berdua bercanda di kamar yuni. mereka berdua cerita yang lucu-lucuc. tiba-tiba yuni keluar angin.
"tut ... tut ... tut ... "
teman yuni bingung. terus dia nanya yuni.
"kamu tadi panggil aku dengan nama sentot ya?"
sekarang gantian yuni yang bingung.
" ???????? " ........
kuundang maut
aku ingin membunuh
satu telah mati tapi bukan aku
aku menari di atas kuburnya
aku ingin membunuh sisanya
ingin mengambil tempat tidurnya
ingin mengambil makanannya
ingin mengambil semua yang diberikan kepadanya
biar dia mati dan tidak menyakitiku lagi
aku bahagia atas kematiannya
deritaku atas hidupnya
kuundang maut datang padanya
aku berusaha tanpa suara
agar niat tak kentara
kusembunyikan pisau di belakang raga
aku ingin nyaliku nyata
untuk membuatnya tak bernyawa
iba pergi entah kemana
hanya dendam dan niat bunuh yang ada
datang menjelma
turun dari mata ke dada
sudah bulat tekad membara
akan kuhabisi sisanya
tunggu tanggal mainnya
sepanjang masa
lambatnya sang waktu
menambah sakitku
dalam diam ku tunggu
hanya seorang dirimu
datang datanglah padaku
telah kubuka pintu hatiku
tertuju hanya seorang untukmu
jangan biarkan ku menunggu
kulihat musim beganti
pohon pohon mati
teriknya matahari
menggantikan hujan di bumi
panas pun sirna
basah kembali ada
bagai merasa apa yang kurasa
menangis sepanjang masa
aku pasrah
pindah jalur
bimbangku dalam terang
silaukan mata telanjang
aku terperosok dalam lubang
jatuh ke dasar jurang
kugapai sebuah ranting
kuucap doa teriring
aku tak mau terbaring
dalam dosa dalam jaring
perlahan kucoba merangkak
kelambu kelabu kusibak
batu duri kusepak
kutinggal lumpur dalam jejak
telapak kaki melangkah
tak tentu arah
mengikuti anak panah
lepas dari busur berdarah
aku pindah jalur
tanah gersang berkapur
putih bagai labur
dari tembok tembok hancur
tetap kusimpan sebuah harta
untuk membuatku tetap terjaga
dalam mencari cinta
dari yang satu saja
kucoba melukis lagi
dilangitku tak ada bintang
awan hitam awan hitam membayang
sayapku tak lagi membentang
terbang, aku tak bisa lagi terbang
di wajahku tak ada senyum
jangan katakan tidak jangan katakan belum
kau telah sakiti hatiku
bagaimana sampai kau tidak tahu
kau curi bintang di langitku
kau curi senyum di wajahku
kau tinggalkan awan hitam di langitku
kau tinggalkan sakit di hatiku
anginku pun tak lagi berhembus
tak lagi memberi nafas pada daunku
yang kini telah kering dan gugur
satu per satu jatuh melayang
kucoba melukis lagi sebuah bintang
tapi tak bisa bersinar terang
hanya membuat sebuah bayang
kelam hitam membuatku meradang
tiada yang lain
dua makhluk tuhan
bergoyang di depanku
membuatku iri
menyakitiku
dua kuntum bunga
tertiup angin sepoi
seirama senada
dalam satu hembusan cinta
tapi jangan di sini
menjatuhkan air mata
yang tak bisa kubendung
kuhalangi kutahan dengan senyum
tawa mereka
begitu merdu
membuatku berdarah
hatiku bernanah
kukembalikan semuanya
kepadamu ya tuhanku
hanya kepadamu seorang
tiada yang lain
tangkap kakiku
ku kan jadi burung
ku kan terbangkanmu ke sana
ke tempat itu
yang hanya ada
beningnya air
sepoinya angin
hujannya durian
yang tak ada
ceceran darah
tetesan air mata
tangkap kakiku
kukan kepakkan sayapku
membawamu serta
ke sana
ke negeri atas awan
mari kemari
percayalah padaku
ku kan tetap bersamamu
apapun yang terjadi
aku berjanji
sumpah mati
tetap di sini
berliku-likunya nafas
membuatku terus mendesah
dalam gelisah dalam gundah
kuterus menerawang dalam runtuh
lega tak kunjung tiba menghampiri
beban menunduk diri
berat hati rasa nyeri
teriris kata-kata sakti
pergi jangan dekat lagi
bawa serta jejak kaki
jangan tinggalkan walau setitik
ku tak ingin seperti mati
hidupkan lingkungan berarti
yang telah hilang kau tusuk duri
jangan kira yang kau beri
membuatku bersembunyi
ku kan tetap di sini
tak kan kakiku lari
kuresap semua inti
yang terludah dari gigi
duniaku tak gelap
walau tanpa dirimu tegap
walau dalam gagap
ke depan ku kan terus menatap
membuatku terus mendesah
dalam gelisah dalam gundah
kuterus menerawang dalam runtuh
lega tak kunjung tiba menghampiri
beban menunduk diri
berat hati rasa nyeri
teriris kata-kata sakti
pergi jangan dekat lagi
bawa serta jejak kaki
jangan tinggalkan walau setitik
ku tak ingin seperti mati
hidupkan lingkungan berarti
yang telah hilang kau tusuk duri
jangan kira yang kau beri
membuatku bersembunyi
ku kan tetap di sini
tak kan kakiku lari
kuresap semua inti
yang terludah dari gigi
duniaku tak gelap
walau tanpa dirimu tegap
walau dalam gagap
ke depan ku kan terus menatap
aku lupa
aku lupa cara berjalan
otakku berkata diam
tapi ada yang berjalan
tanpa kulangkahkan kakiku
kutekan setiap tanah
tanpa telapak kaki
kutinggalkan jejak
tanpa cetakan di mata
dan aku pun menengadah
kulihat jejakku di atas
dengan sebuah batas
yang mengamankan pandangan
kekaburan menyesatkan
jejakku tak diam
sebuah nada masuk telinga
mengiring langkah dan jejak
dalam irama kutambah setiap satu
aku pun masih tak tahu
tapi aku maju
otakku berkata diam
tapi ada yang berjalan
tanpa kulangkahkan kakiku
kutekan setiap tanah
tanpa telapak kaki
kutinggalkan jejak
tanpa cetakan di mata
dan aku pun menengadah
kulihat jejakku di atas
dengan sebuah batas
yang mengamankan pandangan
kekaburan menyesatkan
jejakku tak diam
sebuah nada masuk telinga
mengiring langkah dan jejak
dalam irama kutambah setiap satu
aku pun masih tak tahu
tapi aku maju
selamat datang di semarang
selamat datang di semarang
memang panas ini siang
tapi anda jangan dulu pulang
mari saya bawakan anda punya barang
silahkan anda duduk di sembarang
matahari bikin terang
kuberi cerita gemilang
kami sambut anda
pemimpin kami tercinta
tapi dengar kami bicara
kami juga punya suara
jangan tutup telinga anda
di sini kami menderita
tapi kami tidak suka meminta
kami hanya ingin anda
tidak menindas kami semaunya
kami punya jiwa
yang haus akan cinta
yang tak pernah anda bawa
jangan injak kami
kami tak kuat lagi
menanggung semua beban ini
jangan beri lebih lagi
cekup segini
setelah anda pergi
jangan lupakan kami
ingat kami
yang di sini
menunggu anda kembali
membahagiakan kami
memang panas ini siang
tapi anda jangan dulu pulang
mari saya bawakan anda punya barang
silahkan anda duduk di sembarang
matahari bikin terang
kuberi cerita gemilang
kami sambut anda
pemimpin kami tercinta
tapi dengar kami bicara
kami juga punya suara
jangan tutup telinga anda
di sini kami menderita
tapi kami tidak suka meminta
kami hanya ingin anda
tidak menindas kami semaunya
kami punya jiwa
yang haus akan cinta
yang tak pernah anda bawa
jangan injak kami
kami tak kuat lagi
menanggung semua beban ini
jangan beri lebih lagi
cekup segini
setelah anda pergi
jangan lupakan kami
ingat kami
yang di sini
menunggu anda kembali
membahagiakan kami
Subscribe to:
Posts (Atom)