Monday, November 18, 2013
Hakikat Marah :
Hakikat Marah : “Ayah, tolong beritahu ttg hakikat marah.” Sang ayah tidak lsg jawab, namun dia mengajak ke belakang rumahnya, dimana ada sebuah tembok besar. “Ayah akan jawab pertanyaanmu tapi sebulan lagi, sekarang coba llihat tembok besar itu.”“Apa hubungannya tebok besar dg marah ayah?”Ayah mau kau ikuti perintah ayah. Selama sebulan, ketika kau sdg marah dan melampiaskannya kepada orang lain, maka tancapkanlah paku dg gunakan palu ini pada tembok itu.” Kata ayahnya sembari memberi palu dan paku pada anaknya. Benar saja, sang anak patuhi perintah ayahnya. Ketika ia sedang lampiaskan marahnya, pada siapapun, maka stlh itu ia tancapkan paku pada tembok besar di belakang rumahnya. Sebulan kmd, ia temui ayahnya. “Ayah, aku sdh penuhi perintahmu. Sekarang lihat tembok itu, sudah penuh dg paku.“Anakku,maukah kau ikuti sekali lagi perintah ayah?” "baiklah ayah. Apa itu?” Selama sebulan kedepan, kau harus janji pd ayah utk minta maaf pada orang yg pernah kau buat marah. Stlh kau minta maaf, kau harus cabut paku tsb satu per satu hingga semua paku yang ada di tembok itu lepas, ia ikuti apa yang diperintahkan ayahnya. Sebulan tlh berlalu, “Lihatlah ayah, aku telah laksanakan perintahmu. Aku telah minta maaf dan paku2 tsb telah tercabut semua dari tembok itu.” Kata anak tsb.“Wahai anakku, dengar penjelasan ayah. Sekarang kamu lihatlah tembok tempat kamu tancapkan paku itu. Pada mulanya, tembok tsb mulus dan bersih dari cacat. Namun kamu lihat apa yang tjd? ketika kamu marah dan tancapkan paku, sesungguhnya kamu telah tancapkan paku pada orang yang kamu sakiti ketika kamu marah. Dan ketika kamu telah minta maaf pada orang yg kamu sakiti, maka sesungguhnya kamu tdk dapat kembalikan perasaan dari orang yg kamu sakiti, sekalipun kau sudah minta maaf padanya dan permintaan maafmu diterima.” Sang anak tertegun, maka kau harus hati-hati ketika marah. Jangan sampai marahmu itu lukai hati saudaramu sendiri, jgn sampai kamu sakiti hati orang lain. Itulah hakikat marah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment