Saturday, March 15, 2008
TUGAS MATA KULIAH STUDI PENDIDIKAN ISLAM
TUGAS MATA KULIAH
STUDI PENDIDIKAN ISLAM
OLEH:
MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN
06151505
PROGRAM AKTA IV
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2006
I. PENDAHULUAN
Pekerjaan mendidik adalah suatu pekerjaan yang mempunyai tujuan, ada sesuatu yang hendak dicapai dengan pekerjaan itu. Pendidikan adalah pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya ke arah kedewasaan. Jadi, di sini terang bahwa tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak kepada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.
Anak harus dididik menjadi orang yang sanggup mengenal dan berbuat menurut kesusilaan. Orang dewasa adalah orang yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan, keindahan, keagamaan, kebenaran, dan sebagainya, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma itu. Pada anak-anak hal demikian itu belum mungkin. Di sinilah tujuan pendidikan berperan, yaitu mendewasakan anak atau membuat anak menjadi dewasa.
Setelah mengetahui tujuan pendidikan tersebut di atas hendaknya hal tersebut akan memberikan arahan dan batasan bagi pelaku kegiatan tersebut. Pada dasarnya tujuan dirumuskan berdasarkan adanya sesuatu yang dicapai atau untuk dilakukan. Pada umumnya perumusan tujuan didasarkan pada permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Apabila identifikasi permasalahan atau penjajagan kebutuhan pengajaran kurang tepat atau bahkan tidak dilakukan, maka dapat dipastikan proses pengajaran tersebut tidak akan berguna dan hanya membuang waktu maupun sumber daya. Oleh karena itu tujuan pengajaran perlu dirumuskan dengan tepat.
Suatu tujuan pengajaran adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap yang baru, yang diharapkan guru akan dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran. Kegunaan tujuan pengajaran antara lain untuk menilai keberhasilan pengajaran, untuk membimbing siswa belajar, merupakan kriteria untuk merancang pelajaran, dan menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya.
II. MATERI
Dalam makalah ini penulis ingin membahas salah satu materi bahasa Inggris yaitu past tense untuk siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.
III. TUJUAN
Tujuan pendidikan tersusun menurut tingkatan-tingkatan tertentu, mulai dari tujuan yang sangat luas hingga tujuan yang spesifik. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
1. Tujuan Pendidikan Islam
Sesuai dengan Alquran disebutkan filosofis pendidikan islam bertujuan sesuai dengan hakikat penciptaan manusia yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang patuh dan setia (QS.51:56).
Sedangkan menurut Prof Dr H Jalaluddin secara garis besar tujuan pendidikan islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama:
a. dimensi hakikat penciptaan manusia: pendidikan bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia
b. dimensi tauhid: pendidikan bertujuan untuk uapay pembentukan sikap takwa
c. dimensi moral: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral
d. dimensi perbedaan individu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembangannya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masing-masing
e. dimensi sosial: pendidikan bertujuan untuk pembentukan manusia sosial yang memiliki sifat takwa sebagai dasar sikap dan perilaku
f. dimensi profesional: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan bakatnya masing-masing, dengan demikian diharapkan mereka dapat memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki, hingga keterampilan itu dapat digunakannya untuk mencari nafkah sebagai penopang hidupnya.
g. Dimensi ruang dan waktu: pendidikan bertujuan untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka mampu menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup di sunia sesuai dengan perintah syariat islam.
Prof. Mohammad Athiya El-Abrasyi, seorang ulama muslim, membagi tujuan pendidikan Islam menjadi empat, yaitu:
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
b. Sebagai persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan menumbuhkan keinginan unuk mengetahui (curiousity) atas segala hal, serta memungkinkan pelajar untuk mengkaji berbagai ilmu
d. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis agar ia dapat mencari rezeki di dunia dan hidup dengan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan
2. Tujuan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU Sisdiknas tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selain itu pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran dalam UU no 12 1954 pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Sedangkan di dalam GBHN 1983-1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagi berikut: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat Kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Sebelumnya, beberapa kali rumusan tujuan pendidikan mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan, berikut ini beberapa contoh rumusan tujuan pendidikan yang mengalami perubahan beberapa kali:
? Tap MPRS no XXVII/MPRS/1966 bab 2 pasal 3: tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki pembukaan dan isi UUD 1945
? Tap MPR no IV/MPR/1978: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
? Tap MPR no II/MPR/1988: pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
? UU no 2 th 1989 bab 2 pasal 4: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
3. Tujuan Insitusional
Dalam Kepmen Dikbud No. 060/U/1993 bab II, tujuan institusional Sekolah Menengah Pertama adalah:
a. untuk memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan dan peningkatan pengetahuan yang diperoleh di SD yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara sesuai dengan tingkat perkembangannya
b. mempersiapkan lulusannya untuk mengikuti pendidikan menengah
4. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) mengacu kepada mata pelajaran tertentu, dalam hal ini past tense. Siswa diharapkan dapat menggunakan materi tersebut dengan benar, sesuai konteks waktu, kondisi, maupun tempat yang diacu.
5. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek-aspek pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Ketiga domain ini saling berkaitan dan saling mendasari pembentukan domain lainnya. Untuk pembahasan materi past tense, domain ini terbagi menjadi:
a. Kognitif (pengetahuan)
Siswa diharapkan mendapat:
- pengetahuan tentang past tense
- pemahaman mengenai kapan penggunaan past tense beserta rumusnya dalam kalimat positif, negatif maupun interogatif.
b. Afektif (sikap)
Dengan mempelajari bahasa, siswa dapat mempelajari dirinya dan lingkungan serta orang-orang disekitarnya sehingga akan mengembangkan sikap sosial yang serasi
c. Psikomotorik (keterampilan)
Siswa diharapkan dapat
- mengorganisasi urutan kata-kata dan ide-ide yang bermakna dalam bentuk tulisan yang menggunakan past tense
- siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain menggunkan past tense
IV. ANALISIS TUJUAN
Setelah tujuan dirumuskan, maka apa yang akan diajarkan telah jelas. Langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana cara mengajarkannya agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Untuk itu perlu diadakan analisis mengenai tiga faktor berikut ini:
a. Proses Informasi, yaitu untuk menetukan tata urutan pemikiran yang logis. Dalam memaksimalkan pengajaran past tense dapat dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya:
- Siswa diberi gambar yang berisi percakapan beberapa orang dalam sebuah situasi. Beberapa percakapan mengandung past tense. Kemudian diperdengarkan kaset yang berisi percakapan tersebut agar murid mengetahui cara mengucapkan kaimat-kalimatnya dengan benar
- Siswa dijelaskan mengenai kapankah past tense digunakan. Past tense dibagi menjadi empat:
? Past simple tense: untuk menyatakan kegiatan di masa lampau
Contoh: she did her job yesterday (dia mengerjakan pekerjaannya kemaren.
? Past continuous tense: untuk menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan di masa lampau
Contoh: they were playing tennis at 10.30 yesterday morning. (mereka bermain tennis pada pukul 10.30 kemaren pagi)
? Past perfect tense: untuk menyatakan kegiatan yang telah selesai dikerjakan pada masa lampau
Contoh: when I arrived at the party, tom has already gone home. (ketika aku tiba di pesta, tom sudah pulang)
? Past perfect continuous tense: untuk menyatakan berapa lama sesuatu terjadi pada masa lampau
Contoh: I had been working hard all day (aku telah bekerja keras sepanjang hari ini)
- Siswa diberi penjelasan mengenai rumus past tense baik dalam bentuk kalimat positif, negatif maupun interogatif
? Past simple tense
(+) S + V2
( - ) S + did + not + V1
( ? ) did + S + V1 ?
? Past continuous tense
(+) S + was/were + Ving
( - ) S + was/were + not + Ving
( ? ) was/were + S + Ving ?
? Past perfect tense
(+) S + had + V3
( - ) S + had + not + V3
( ? ) had + S + V3 ?
? Past perfect continuous tense
(+) S + had been + Ving
( - ) S + had been + not + Ving
( ? ) had been + S + Ving
- Siswa diberi latihan soal dalam bentuk sederhana dimana siswa diminta mengubah kata dalam kurung menjadi bentuk past tense sesuai rumus yang telah dijelaskan
- Siswa diberi latihan selanjutnya berupa sebuah gambar berisi beberapa orang dalam suatu aktifitas. Siswa diminta menyusun beberapa kalimat berdasar gambar dalam bentuk past tense
b. Klasifikasi Belajar
Penentuan kondisi belajar dilakukan dengan mempertimbangkan faktor internal seperti motivasi, pengalaman belajar dan lain-lain, serta faktor eksternal berupa stimulus dari guru, media dan materi. Kondisi belajar ini dapat dilihat dalam perspeksi kegiatan belajar seperti meminta perhatian, mengingatkan kembali, memberi informasi tentang tujuan, memberi contoh, memberi petujuk belajar, merangsang kegiatan, memberi umpan balik, menilai keberhasilan dan memberi gairah usaha penyerapan dan alih ilmu
c. Tugas Belajar
Hal ini berkaitan dengan metode, media dan evaluasi.
- Metode yang dipergunakan dalam mengajarkan past tense adalah metode ceramah yang terdiri dari beberapa langkah, yakni:
1. Persiapan (apersepsi). Langkah ini meliputi penyiapan materi baik berupa gambar maupun soal, disamping penyiapan kaset dan tape recorder
2. Penyajian (presentasi). Langkah ini berupa memperdengarkan kaset dan menerangkan penggunaan past tense beserta rumusnya
3. Asosiasi (komparasi). Langkah ini dilakukan saat membandingkan rumus past tense dalam bentuk kalimat posistif, negatif maupun interogatif. Siswa harus dapat membedakan penggunaan rumus-rumus tersebut
4. Generalisasi (kesimpulan). Bahwa past tense digunakan untuk tindakan yang sedang dilakukan dan tindakan sementara yang dilakukan dalam periode waktu tertentu.
5. Aplikasi (evaluasi). Berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai.
- Media
Ada dua macam media yang dipergunakan dalam mempresentasikan materi ini. Kedua media ini adalah:
1. Media audio berupa kaset dan tape recorder
2. Media visual dua dimensi berupa gambar
- Evaluasi
Evaluasi yang dipergunakan adalah tes tertulis yang terbagi menjadi dua yaitu tes objektif berupa pilihan ganda dan tes subjektif berupa pembuatan percakapan atau penyusunan kaliamat berdasar gambar.
V. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama mengajarkan bahasa inggris kepada siswa adalah agar siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan benar. Dengan kemampuan tersebut diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kita hidup di dunia ini tidak sendirian maka mau tidak mau kita harus mengadakan interaksi dengan manusia lain. Salah satu cara berinteraksi tersebut adalah dengan berkomunikasi lewat bahasa.
Seperti kita tahu bahwa bahasa inggris merupakan bahasa pergaulan internasional. Setelah siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan benar, maka diharapkan siswa tidak hanya mampu berkomunikasi dengan teman dari Negara sendiri tetapi juga teman-teman dari Negara-negara lain. Dalam berkomunikasi tersebut diharapkan siswa dapat mengenalkan Negara kita kepada dunia luar. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mendidik anak agar menjadi manusia susila, manusia yang cakap, dan warga Negara yang demokratis serat bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Agama pun menyarankan kita membina hubungan baik antar individu. Kita tidak boleh mementingkan hubungan yang bersifat vertical. Hubungan yang bersifat horizontal pun, yaitu hubungan dengan sesame manusia, juga tidak kalah penting. Menyangkut hal itu, kita sebagai pendidik hendaknya menyisipkan nilai-nilai moral ke dalam pengajaran kita kepada para siswa. Hal ini diharapkan agar siswa menjadi manusia berbudi pekerti luhur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment